Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Januari 2018
Baca: 2 Korintus 11:1-6
"Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan
kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh
ular itu dengan kelicikannya." 2 Korintus 11:3
Waktu bergulir begitu cepatnya, sadar atau tidak kita sedang berada di penghujung zaman. Artinya "...keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya." (Roma 13:11b), yang seharusnya membuat kita semakin memiliki kepekaan rohani.
Semua yang tertulis di Alkitab berkenaan dengan akhir zaman benar-benar sedang digenapi sebagai pertanda bahwa kedatangan Kristus kali ke-2 sudah teramat dekat. Tuhan Yesus sendiri sudah mengingatkan kepada murid-murid-Nya adanya tanda-tanda kedatangan-Nya sebagai tanda kesudahan zaman, yaitu munculnya penyesat-penyesat. "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang." (Matius 24:4-5). Peringatan Tuhan ini janganlah dianggap enteng! Bukankah sekarang banyak bermunculan injil-injil lain atau ajaran-ajaran yang menyimpang dari Injil Kristus? Ciri utama dari semuanya itu adalah menyangkal Kristus sebagai Sang Penebus. Ajaran-ajaran tersebut tidak mengakui bahwa Kristus telah mati dan bangkit, menggenapi rencana Bapa dalam penyelamatan manusia berdosa. Mereka menyebutkan bahwa Kristus hanyalah sosok nabi biasa yang mengajarkan kebaikan moral kepada para pengikut-Nya. Inilah pekerjaan dari Si Penyesat (Iblis) yang begitu pandai dan penuh tipu daya. Jika orang percaya tak memiliki dasar iman yang kuat, tak berakar kuat di dalam firman Tuhan, akan mudah sekali diombang-ambingkan dan disesatkan!
Tidak sedikit orang Kristen yang merasa dirinya kuat rohani berkata, "Apa salahnya kita mempelajari kitab yang lain? Karena bisa dibuat perbandingan dan pengetahuan saja." Tanpa mereka sadari strategi Si Penyesat telah memperdayakannya. Kita harus ingat bahwa salah satu ciri roh antikristus adalah tidak mengakui Kristus berasal dari Bapa (1 Yohanes 4:1-6). Karena itu, orang percaya harus ekstra waspada!
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" 1 Korintus 10:12
Friday, January 12, 2018
Thursday, January 11, 2018
TUHAN MENGHITUNG SENGSARA KITA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Januari 2018
Baca: Mazmur 56:1-14
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" Mazmur 56:9
Mazmur 56 ini merupakan seruan dan doa Daud saat berada dalam pelarian. Di negerinya sendiri ia terus diburu oleh Saul, sedangkan di negeri lain musuh juga mengincar dan memburunya. Serasa tidak ada tempat bagi Daud untuk berpijak. Penderitaan Daud ini bukan disebabkan karena kesalahannya, justru karena pengorbanannya bagi bangsa Israel. Sejak Daud mempertaruhkan diri melawan Goliat dan tampil sebagai pemenang, ia dimusuhi oleh Saul. Semua berawal ketika orang-orang mengelu-elukan Daud: "'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud." (Samuel 18:7-9). Sejak itu Saul mengibarkan bendera perang terhadap Daud, berusaha untuk menghabisi Daud meski selalu berujung pada kegagalan.
Dalam kesesakannya ini berserulah Daud, "Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari," (Mazmur 56:2). Tuhan memperhatikan seruan umat-Nya saat dalam kesesakan. Adalah salah besar jika kita beranggapan bahwa Tuhan tidak memedulikan penderitaan yang kita alami. Murid-murid Kristus sendiri pernah menganggap bahwa Tuhan tidak peduli ketika perahu mereka diterpa angin taufan ganas: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38). Menghitung sengsara (ayat nas) bisa diartikan bahwa Tuhan mencatat secara detail semua penderitaan yang kita alami.
Air mata yang mengalir dari kesengsaraan semacam inilah yang Tuhan simpan di kirbat-Nya, Tuhan akan memberikan kelegaan dan kelepasan.
Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak-sorai (Mazmur 126:5).
Baca: Mazmur 56:1-14
"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" Mazmur 56:9
Mazmur 56 ini merupakan seruan dan doa Daud saat berada dalam pelarian. Di negerinya sendiri ia terus diburu oleh Saul, sedangkan di negeri lain musuh juga mengincar dan memburunya. Serasa tidak ada tempat bagi Daud untuk berpijak. Penderitaan Daud ini bukan disebabkan karena kesalahannya, justru karena pengorbanannya bagi bangsa Israel. Sejak Daud mempertaruhkan diri melawan Goliat dan tampil sebagai pemenang, ia dimusuhi oleh Saul. Semua berawal ketika orang-orang mengelu-elukan Daud: "'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud." (Samuel 18:7-9). Sejak itu Saul mengibarkan bendera perang terhadap Daud, berusaha untuk menghabisi Daud meski selalu berujung pada kegagalan.
Dalam kesesakannya ini berserulah Daud, "Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari," (Mazmur 56:2). Tuhan memperhatikan seruan umat-Nya saat dalam kesesakan. Adalah salah besar jika kita beranggapan bahwa Tuhan tidak memedulikan penderitaan yang kita alami. Murid-murid Kristus sendiri pernah menganggap bahwa Tuhan tidak peduli ketika perahu mereka diterpa angin taufan ganas: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" (Markus 4:38). Menghitung sengsara (ayat nas) bisa diartikan bahwa Tuhan mencatat secara detail semua penderitaan yang kita alami.
Air mata yang mengalir dari kesengsaraan semacam inilah yang Tuhan simpan di kirbat-Nya, Tuhan akan memberikan kelegaan dan kelepasan.
Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan sorak-sorai (Mazmur 126:5).
Subscribe to:
Posts (Atom)