Wednesday, January 3, 2018

MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (3)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Januari 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya."  Yesaya 1:20

Mari kita perbarui komitmen dalam menjalani kehidupan di tahun 2018 ini, yaitu belajar untuk mau menurut dan mau mendengar apa yang Tuhan firmankan, serta tidak lagi hidup dalam pemberontakan, supaya hari-hari yang kita jalani penuh dengan kemenangan.  Inilah yang Tuhan janjikan bagi setiap orang yang mau menurut dan mendengar.  1.  Memakan hasil yang baik.  Artinya apa saja yang kita kerjakan dibuat Tuhan menjadi berhasil.  Orang yang hidup taat kepada Tuhan  "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:3).  Sebaliknya jika tidak menurut dan mendengar, kita akan  'dimakan oleh pedang':  apa pun yang kita kerjakan sia-sia tanpa hasil.  Oleh karena itu menurutlah dan mendengarlah supaya kita memakan hasil yang baik.

     2.  Pelanggaran kita diampuni Tuhan.  Mungkin kita memiliki masa lalu yang sangat buruk, tetapi ingatlah bahwa Tuhan tidak tertarik pada masa lalu kita.  Bahkan,  "Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba."  (Yesaya 1:18);  asalkan kita mau merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui segala pelanggaran kita, Ia akan mengampuni dosa kita  (1 Yohanes 1:9).  Dan  "Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita."  (Mazmur 103:10-12).

     3.  Doa kita didengar Tuhan.  Ketaatan adalah pintu gerbang menuju berkat.  "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya."  (Yakobus 5:16b).  Adalah kebodohan besar jika kita tetap saja melawan dan memberontak kepada Tuhan, sebab ketidaktaatan adalah penghalang utama untuk kita mengalami berkat-berkat Tuhan  (Yesaya 59:1-3).

Berkat-berkat Tuhan akan kita nikmati di sepanjang tahun yang akan kita jalani, asalkan kita mau menurut dan mendengarkan Tuhan.

Tuesday, January 2, 2018

MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  Yesaya 1:19

Dalam hidup ini kita seringkali menginginkan hal-hal yang menyenangkan dan tampak indah menurut pandangan kita.  Tapi ketika Tuhan mendidik kita dengan mengijinkan masalah, penderitaan atau kegagalan terjadi, kita pun tidak bisa menerima keadaan, lalu kita memberontak dan menolak proses Tuhan tersebut.  Memang proses pembentukan Tuhan kadangkala keras dan teramat menyakitkan, tetapi kita harus ingat bahwa tangan Tuhan selalu siap untuk menolong kita.  Kita akan mengalami dan menikmati semua yang baik di sepanjang tahun 2018 ini, asalkan kita mau hidup seturut dengan kehendak Tuhan.  Ada dua kata kunci yaitu menurut dan mendengar.  

     Menjadi seorang yang mau menurut dan mau mendengar adalah perkara yang tak mudah, karena umumnya orang memiliki kecenderungan untuk memberontak dan hidup menurut kehendak diri sendiri.  Menurut dan mendengar ini berbicara tentang ketaatan.  Orangtua manakah yang tak senang jika anak-anaknya taat?  Pemimpin manakah yang tak bersyukur jika memiliki anak buah atau karyawan yang mau menurut dan mau mendengarkan perintah?  Secara kasat mata umat Israel memang tampak melakukan sesuatu yang kelihatannya rohani  (beribadah)  dengan membawa korban persembahan kepada Tuhan.  Namun apalah artinya aktivitas-aktivitas rohani dan korban persembahan jika tidak disertai dengan ketaatan?  Tanpa ketaatan semuanya tidak akan berarti apa-apa di mata Tuhan.  Karena begitu besarnya kejahatan yang telah mereka perbuat Tuhan pun menyamakan keberadaan mereka sama seperti orang-orang di zaman Sodom dan Gomora:  "Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!"  (Yesaya 1:10).

     Dalam kegeraman Ia berkata,  "Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku."  (Yesaya 1:13a).  Betapa kecewanya Tuhan terhadap bangsa pilihan-Nya sendiri.  Padahal jika orang percaya mau menurut dan mau mendengar apa yang Tuhan firmankan, kita akan mengecap semua yang baik.

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."  Yesaya 1:16