Tuesday, January 2, 2018

MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Januari 2018

Baca:  Yesaya 1:10-20

"Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu."  Yesaya 1:19

Dalam hidup ini kita seringkali menginginkan hal-hal yang menyenangkan dan tampak indah menurut pandangan kita.  Tapi ketika Tuhan mendidik kita dengan mengijinkan masalah, penderitaan atau kegagalan terjadi, kita pun tidak bisa menerima keadaan, lalu kita memberontak dan menolak proses Tuhan tersebut.  Memang proses pembentukan Tuhan kadangkala keras dan teramat menyakitkan, tetapi kita harus ingat bahwa tangan Tuhan selalu siap untuk menolong kita.  Kita akan mengalami dan menikmati semua yang baik di sepanjang tahun 2018 ini, asalkan kita mau hidup seturut dengan kehendak Tuhan.  Ada dua kata kunci yaitu menurut dan mendengar.  

     Menjadi seorang yang mau menurut dan mau mendengar adalah perkara yang tak mudah, karena umumnya orang memiliki kecenderungan untuk memberontak dan hidup menurut kehendak diri sendiri.  Menurut dan mendengar ini berbicara tentang ketaatan.  Orangtua manakah yang tak senang jika anak-anaknya taat?  Pemimpin manakah yang tak bersyukur jika memiliki anak buah atau karyawan yang mau menurut dan mau mendengarkan perintah?  Secara kasat mata umat Israel memang tampak melakukan sesuatu yang kelihatannya rohani  (beribadah)  dengan membawa korban persembahan kepada Tuhan.  Namun apalah artinya aktivitas-aktivitas rohani dan korban persembahan jika tidak disertai dengan ketaatan?  Tanpa ketaatan semuanya tidak akan berarti apa-apa di mata Tuhan.  Karena begitu besarnya kejahatan yang telah mereka perbuat Tuhan pun menyamakan keberadaan mereka sama seperti orang-orang di zaman Sodom dan Gomora:  "Dengarlah firman TUHAN, hai pemimpin-pemimpin, manusia Sodom! Perhatikanlah pengajaran Allah kita, hai rakyat, manusia Gomora!"  (Yesaya 1:10).

     Dalam kegeraman Ia berkata,  "Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku."  (Yesaya 1:13a).  Betapa kecewanya Tuhan terhadap bangsa pilihan-Nya sendiri.  Padahal jika orang percaya mau menurut dan mau mendengar apa yang Tuhan firmankan, kita akan mengecap semua yang baik.

"Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku."  Yesaya 1:16

Monday, January 1, 2018

MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2018

Baca:  Yesaya 1:1-9

"Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."  Yesaya 1:3

Selamat Tahun Baru!  Hari ini adalah hari pertama di tahun 2018.  Semua orang berharap bahwa hari-hari yang akan mereka jalani di tahun yang baru ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya.  Keinginan, cita-cita dan impian yang selama ini belum terwujud diharapkan menjadi kenyataan di tahun baru ini.  Segudang harapan kita bahwa di hari yang baru ini.  Kita pun bertekad tidak lagi mengulang kesalahan-kesalahan lalu, mengubur dalam luka lama dan menjadikan kegagalan kemarin sebagai cambuk untuk melangkah lebih maju.

     Firman Tuhan yang kita baca hari ini adalah nubuatan yang ditulis oleh Yesaya, seorang nabi, anak Amos.  Nama Yesaya berarti Tuhan adalah keselamatan.  Jelas sekali dinyatakan bahwa penderitaan dan kegagalan bangsa Israel,  -yang waktu itu sudah terpecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Utara disebut Israel, dan Kerajaan Selatan disebut Yehuda-, bukan karena serangan Iblis dan juga bukan karena nasib mereka sedang tidak baik  (buruk), tetapi sebagai akibat dari perbuatan mereka sendiri yang telah meninggalkan Tuhan dan tidak lagi setia kepada-Nya, padahal mereka telah dipelihara Tuhan sedemikian rupa:  "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku....Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia."  (Yesaya 1:2, 4).  Meskipun berkali-kali ditegur dan diperingatkan Tuhan melalui utusan-utusan-Nya mereka tetap saja mengeraskan hati, tak menghiraukan teguran dan peringatan Tuhan ini dan lebih memilih untuk berjalan menurut kehendak diri sendiri.

     Bukankah perilaku umat Israel ini tak beda jauh dengan kita?  Coba renungkan berapa banyak kita mengalami kasih dan pertolongan Tuhan?  Tak terhitung banyaknya!  Namun kita tidak merespons campur tangan Tuhan ini dengan sikap hati yang benar.  Kita cenderung fokus pada masalah dan kesulitan yang ada;  kita terus disibukkan dengan perkara-perkara yang ada di dunia ini, yang menyeret kita semakin menjauh dari hadirat Tuhan.

Semakin berontak dan meninggalkan Tuhan semakin kita jauh dari hal-hal baik yang telah Tuhan persiapkan!