Monday, January 1, 2018

MENIKMATI SEMUA YANG BAIK, ASALKAN... (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Januari 2018

Baca:  Yesaya 1:1-9

"Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."  Yesaya 1:3

Selamat Tahun Baru!  Hari ini adalah hari pertama di tahun 2018.  Semua orang berharap bahwa hari-hari yang akan mereka jalani di tahun yang baru ini akan jauh lebih baik dari sebelumnya.  Keinginan, cita-cita dan impian yang selama ini belum terwujud diharapkan menjadi kenyataan di tahun baru ini.  Segudang harapan kita bahwa di hari yang baru ini.  Kita pun bertekad tidak lagi mengulang kesalahan-kesalahan lalu, mengubur dalam luka lama dan menjadikan kegagalan kemarin sebagai cambuk untuk melangkah lebih maju.

     Firman Tuhan yang kita baca hari ini adalah nubuatan yang ditulis oleh Yesaya, seorang nabi, anak Amos.  Nama Yesaya berarti Tuhan adalah keselamatan.  Jelas sekali dinyatakan bahwa penderitaan dan kegagalan bangsa Israel,  -yang waktu itu sudah terpecah menjadi dua kerajaan yaitu Kerajaan Utara disebut Israel, dan Kerajaan Selatan disebut Yehuda-, bukan karena serangan Iblis dan juga bukan karena nasib mereka sedang tidak baik  (buruk), tetapi sebagai akibat dari perbuatan mereka sendiri yang telah meninggalkan Tuhan dan tidak lagi setia kepada-Nya, padahal mereka telah dipelihara Tuhan sedemikian rupa:  "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku....Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia."  (Yesaya 1:2, 4).  Meskipun berkali-kali ditegur dan diperingatkan Tuhan melalui utusan-utusan-Nya mereka tetap saja mengeraskan hati, tak menghiraukan teguran dan peringatan Tuhan ini dan lebih memilih untuk berjalan menurut kehendak diri sendiri.

     Bukankah perilaku umat Israel ini tak beda jauh dengan kita?  Coba renungkan berapa banyak kita mengalami kasih dan pertolongan Tuhan?  Tak terhitung banyaknya!  Namun kita tidak merespons campur tangan Tuhan ini dengan sikap hati yang benar.  Kita cenderung fokus pada masalah dan kesulitan yang ada;  kita terus disibukkan dengan perkara-perkara yang ada di dunia ini, yang menyeret kita semakin menjauh dari hadirat Tuhan.

Semakin berontak dan meninggalkan Tuhan semakin kita jauh dari hal-hal baik yang telah Tuhan persiapkan!

Sunday, December 31, 2017

PEMBERIAN BAPA: Baik dan Sempurna

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Desember 2017

Baca:  Yakobus 1:12-18

"Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran."  Yakobus 1:17

Dalam tulisannya rasul Yakobus mengingatkan supaya kita jangan pernah mengatakan kalau kita sedang dalam pencobaan, lalu kita menyimpulkan bahwa pencobaan tersebut berasal dari Bapa.  Mengapa?  Karena Bapa tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.  "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya."  (Yakobus 1:14).  Banyak dari kita yang tak menyadari bahwa segala yang baik itu berasal dan datang dari Bapa, karena Dia adalah sumber segala yang baik.  Berbagai cara Bapa lakukan untuk menghadirkan kebaikan bagi kita, bahkan di balik masalah atau peristiwa yang menyakitkan sekali pun  (Roma 8:28);  dan apa pun yang Bapa berikan bagi anak-anak-Nya, sungguh tak dapat diukur dan dinilai berdasarkan akal dan pemikiran manusia.

     Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan musim berganti musim, namun kasih, pemeliharaan dan penyertaan tak pernah berubah dalam hidup kita.  Sungguh, tanpa Tuhan yang menyertai, kita takkan mampu menjalani hari-hari yang berat, hingga akhirnya tanpa terasa kita sudah berada di penghujung hari di tahun 2017.  "Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!"  (Mazmur 103:2).  Haruslah selalu kita ingat bahwa Bapa memberikan sesuatu bukan semata-mata untuk kesenangan kita, tapi Ia memberikan segala yang baik supaya kita dapat memuliakan Dia dan menjadi saluran berkat bagi orang lain.  "Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa."  (Mazmur 67:2-3).  Bapa memberkati kita supaya kita menjadi penyalur berkat-Nya, yaitu dengan menabur.

     Kita patut bersyukur karena kita memiliki Bapa yang sungguh teramat baik, yang suka memberi dan selalu memberi;  dan apa yang Bapa beri adalah berkat yang baru!

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  Ratapan 3:22