Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Desember 2017
Baca: Lukas 12:41-48
"Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya." Lukas 12:44
Selain rajin bekerja, hal yang disukai tuan terhadap hambanya adalah: 2. Hamba yang setia. Kesetiaan berbicara tentang loyalitas. Zaman sekarang tak mudah menemukan orang-orang yang setia. "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?" (Amsal 20:6). Pada umumnya orang akan setia tapi disertai pamrih atau tendensi. Tuhan menghendaki kita menjadi hamba-hamba-Nya yang setia. Tak semua orang menyadari bahwa sesungguhnya kesetiaan adalah pintu gerbang untuk mengalami berkat dan promosi dari Tuhan. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10a). Mungkinkah tuan memercayakan perkara-perkara besar kepada hambanya, jika hamba itu tidak terlebih dahulu setia dalam perkara-perkara kecil? Perhatikan apa yang dikatakan tuan terhadap hamba yang setia: "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan
setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan
kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah
dalam kebahagiaan tuanmu." (Matius 25:21).
3. Hamba yang mengerti kehendak tuannya. "Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang
tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki
tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan
melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit
pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan
banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya
akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:47-48). Kristus telah memberikan teladan bagaimana Ia menempatkan kehendak Bapa sebagai yang terutama dalam hidup-Nya. Sebagai hamba-Nya hendaknya kita menjadikan kehendak Tuhan sebagai yang terpenting dan terutama pula, lebih dari apa pun.
Bagaimana kita tahu kehendak Tuhan? Ketika kita bergaul karib dengan Tuhan dan tinggal di dalam firman-Nya setiap hari.
Jadilah hamba yang setia dan senantiasa mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan, niscaya kita akan menjadi hamba kesayangan-Nya dan diberkati-Nya!
Thursday, December 28, 2017
Wednesday, December 27, 2017
MENJADI HAMBA YANG DISUKAI TUANNYA (1)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Desember 2017
Baca: Lukas 12:41-48
"Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?" Lukas 12:42
Salah satu panggilan Tuhan yang sulit dilakukan orang percaya adalah menjadi hamba. Kita kurang menyadari bahwa sebagai orang percaya kita ini menyandang status sebagai hamba Tuhan. "Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kolose 3:24b). Tak mudah menjadi orang percaya yang benar-benar memiliki hati hamba, karena kecenderungan setiap orang adalah ingin menjadi tuan, ingin menjadi yang terbesar, ingin menjadi pemimpin, ingin dilayani tapi tak mau melayani, ingin selalu memerintah tapi merasa keberatan jika harus menerima perintah.
Ketika diselamatkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran...demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan." (Roma 6:18, 19). Karena Kristus telah memerdekakan kita dari dosa dan menjadikan kita hamba kebenaran, kini tugas kita adalah menghambakan diri sepenuhnya kepada Dia, melayani dan menyenangkan hati-Nya. Bagaimana menyenangkan hati Tuhan, Tuan kita? 1. Hamba yang rajin bekerja. "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Lukas 12:43). Inilah hamba yang disukai tuannya! Yaitu yang rajin bekerja bukan ketika dilihat tuannya atau ketika si tuan ada di dekatnya, tapi yang tetap rajin sekalipun tidak dilihat tuannya, sekalipun tuannya itu pergi, sekalipun situasi atau kondisi tampak kurang menyenangkan sekalipun, karena ia menyadari tugas utamanya adalah bekerja keras dan melakukan semua tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
Orang yang rajin bekerja pasti akan mendapatkan banyak keuntungan: "...tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4); "Tangan orang rajin memegang kekuasaan..." (Amsal 12:24); "...hati orang rajin diberi kelimpahan." (Amsal 13:4).
Rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Baca: Lukas 12:41-48
"Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya?" Lukas 12:42
Salah satu panggilan Tuhan yang sulit dilakukan orang percaya adalah menjadi hamba. Kita kurang menyadari bahwa sebagai orang percaya kita ini menyandang status sebagai hamba Tuhan. "Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kolose 3:24b). Tak mudah menjadi orang percaya yang benar-benar memiliki hati hamba, karena kecenderungan setiap orang adalah ingin menjadi tuan, ingin menjadi yang terbesar, ingin menjadi pemimpin, ingin dilayani tapi tak mau melayani, ingin selalu memerintah tapi merasa keberatan jika harus menerima perintah.
Ketika diselamatkan oleh pengorbanan Kristus di kayu salib "Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran...demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan." (Roma 6:18, 19). Karena Kristus telah memerdekakan kita dari dosa dan menjadikan kita hamba kebenaran, kini tugas kita adalah menghambakan diri sepenuhnya kepada Dia, melayani dan menyenangkan hati-Nya. Bagaimana menyenangkan hati Tuhan, Tuan kita? 1. Hamba yang rajin bekerja. "Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang." (Lukas 12:43). Inilah hamba yang disukai tuannya! Yaitu yang rajin bekerja bukan ketika dilihat tuannya atau ketika si tuan ada di dekatnya, tapi yang tetap rajin sekalipun tidak dilihat tuannya, sekalipun tuannya itu pergi, sekalipun situasi atau kondisi tampak kurang menyenangkan sekalipun, karena ia menyadari tugas utamanya adalah bekerja keras dan melakukan semua tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
Orang yang rajin bekerja pasti akan mendapatkan banyak keuntungan: "...tangan orang rajin menjadikan kaya." (Amsal 10:4); "Tangan orang rajin memegang kekuasaan..." (Amsal 12:24); "...hati orang rajin diberi kelimpahan." (Amsal 13:4).
Rasul Paulus menasihati, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." Roma 12:11
Subscribe to:
Posts (Atom)