Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Desember 2017
Baca: Lukas 21:25-28
"Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." Lukas 21:27
Tak terbantahkan bahwa keadaan dunia ini semakin kacau dan mencemaskan. Banyak orang mengalami ketakutan dan kebimbangan yang luar biasa. Pertanyaan: ke manakah kita akan lari untuk meluputkan diri dari semuanya ini? Lari ke ujung dunia manapun takkan kita temukan perlindungan dan keselamatan yang sejati.
Sebagai orang percaya tak perlu kita takut, cemas dan kuatir, karena pada saatnya Kristus akan datang ke dunia, tidak lagi sebagai bayi yang dibungkus dengan lampin dan dibaringkan di dalam palungan, tetapi Ia akan datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (ayat nas); dan karena kita ini adalah umat pilihan-Nya: "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." (Yohanes 15:16a), dipilih oleh Tuhan sendiri, maka kita sangat percaya bahwa seburuk apa pun situasi dunia ini, kita takkan ditinggalkan Tuhan, Dia pasti bertanggung jawab penuh atas hidup kita. Oleh karena itu jangan menjadi lemah dan putus asa, melainkan "Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat." (Lukas 21:28). 'Angkatlah mukamu' memiliki arti tidak lagi tertunduk. Biasanya orang yang berjalan dengan muka tertunduk adalah orang yang sedang menahan malu, mengalami kekalahan atau kegagalan. Tak seharusnya kita berlaku demikian, sebaliknya kita harus mengangkat muka, sebab kita punya Tuhan yang perkasa, yang memberikan kemenangan dan jaminan keselamatan. "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37).
Bapa, "...yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya
bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala
sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?" (Roma 8:32). Inilah kasih Bapa yang tiada batas, dan Kristus adalah manifestasi dari kasih Bapa. Di dalam Kristus setiap orang percaya dapat berkata bahwa masa depan dan harapan itu ada (baca Amsal 23:18).
"Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Lukas 2:10-11
Monday, December 25, 2017
Sunday, December 24, 2017
PERCAKAPKAN PERBUATAN TUHAN SAJA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2017
Baca: Mazmur 105:1-11
"Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!" Mazmur 105:2
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dan berhadapan dengan orang-orang yang memiliki sifat, karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda. Ada golongan orang yang setiap kali bertemu dengan sesama selalu mempercakapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan diri sendiri, menonjolkan diri sendiri, terlebih-lebih bagi mereka yang punya nilai plus, keunggulan atau prestasi yang bisa dibanggakan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dengan sengaja menambahi dengan bumbu-bumbu supaya orang yang mendengar makin terkesima dan berdecak kagum dengan apa yang disampaikan.
Saat kita mempercakapkan kelebihan diri sendiri kepada orang lain, saat itu pula kita sedang bermegah diri alias sombong. Lainnya lagi ada sekelompok orang yang suka sekali mempercakapkan masalah atau kesulitan yang dialami, disertai dengan keluh kesah dan sikap mengasihani diri sendiri. Sadarilah bahwa sesungguhnya orang akan senang dan mau bersahabat dengan orang-orang yang rendah hati dan yang selalu punya pikiran positif (optimis). Sebaliknya orang yang suka sekali memegahkan diri sendiri dan mengasihani diri sendiri (pesimis), di mana pun berada ia pasti kurang disukai oleh semua orang, karena tanpa sadar mereka telah menunjukkan kelemahan diri.
Pemazmur menasihatkan agar kita senantiasa memfungsikan lidah atau mulut kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan, serta mempercakapkan perbuatan-Nya yang ajaib (ayat nas), karena kita ini adalah saksi-saksi Tuhan di tengah dunia. Ketika kita senantiasa mempercakapkan tentang firman Tuhan, kasih-Nya, kebaikan-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang lain, maka siapa pun yang mendengarnya pasti akan terberkati, dikuatkan imannya dan semakin memuliakan nama Tuhan. Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita. Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap! Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita. Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap! Biarlah hanya tentang Tuhan dan kehebatan kuasa-Nya yang menjadi hiasan bibir kita setiap hari, bukan tentang kehebatan diri sendiri dan keluhan, kebutuhan atau masalah yang digemakan!
Jika langit dan cakrawala dapat menceritakan perbuatan Tuhan yang dahsyat (Mazmur 19:2), masakan kita umat-Nya tak mau melakukan hal yang sama?
Baca: Mazmur 105:1-11
"Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!" Mazmur 105:2
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dan berhadapan dengan orang-orang yang memiliki sifat, karakter dan kebiasaan yang berbeda-beda. Ada golongan orang yang setiap kali bertemu dengan sesama selalu mempercakapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan diri sendiri, menonjolkan diri sendiri, terlebih-lebih bagi mereka yang punya nilai plus, keunggulan atau prestasi yang bisa dibanggakan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang dengan sengaja menambahi dengan bumbu-bumbu supaya orang yang mendengar makin terkesima dan berdecak kagum dengan apa yang disampaikan.
Saat kita mempercakapkan kelebihan diri sendiri kepada orang lain, saat itu pula kita sedang bermegah diri alias sombong. Lainnya lagi ada sekelompok orang yang suka sekali mempercakapkan masalah atau kesulitan yang dialami, disertai dengan keluh kesah dan sikap mengasihani diri sendiri. Sadarilah bahwa sesungguhnya orang akan senang dan mau bersahabat dengan orang-orang yang rendah hati dan yang selalu punya pikiran positif (optimis). Sebaliknya orang yang suka sekali memegahkan diri sendiri dan mengasihani diri sendiri (pesimis), di mana pun berada ia pasti kurang disukai oleh semua orang, karena tanpa sadar mereka telah menunjukkan kelemahan diri.
Pemazmur menasihatkan agar kita senantiasa memfungsikan lidah atau mulut kita untuk memuji dan memuliakan Tuhan, serta mempercakapkan perbuatan-Nya yang ajaib (ayat nas), karena kita ini adalah saksi-saksi Tuhan di tengah dunia. Ketika kita senantiasa mempercakapkan tentang firman Tuhan, kasih-Nya, kebaikan-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya kepada orang lain, maka siapa pun yang mendengarnya pasti akan terberkati, dikuatkan imannya dan semakin memuliakan nama Tuhan. Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita. Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap! Bukan hanya itu, Tuhan juga akan bekerja dan menyatakan kuasa-Nya atas hidup kita. Jadi seorang percaya haruslah berlaku bijak dalam berucap! Biarlah hanya tentang Tuhan dan kehebatan kuasa-Nya yang menjadi hiasan bibir kita setiap hari, bukan tentang kehebatan diri sendiri dan keluhan, kebutuhan atau masalah yang digemakan!
Jika langit dan cakrawala dapat menceritakan perbuatan Tuhan yang dahsyat (Mazmur 19:2), masakan kita umat-Nya tak mau melakukan hal yang sama?
Subscribe to:
Posts (Atom)