Friday, December 22, 2017

HAMBA YANG SELALU SIAP SEDIA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 Desember 2017

Baca:  Lukas 12:35-40

"Dan hendaklah kamu sama seperti orang-orang yang menanti-nantikan tuannya yang pulang dari perkawinan, supaya jika ia datang dan mengetok pintu, segera dibuka pintu baginya."  Lukas 12:36

Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa hidup Kristen adalah hidup yang terbebas dari masalah, kesulitan, tantangan, kesesakan atau pencobaan.  Justru Tuhan ijinkan kita menghadapi semuanya itu, supaya kita makin bertumbuh dewasa secara rohani dan menjadi orang percaya yang tidak bergantung pada dunia ini atau berharap pada hal-hal daging, tetapi semakin menyadarkan kita untuk semakin hidup bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, semakin berpegang pada janji firman-Nya, semakin bertekun menanti-nantikan kedatangan Tuhan, di mana kita akan ada bersama-sama dengan Dia untuk hidup selama-lamanya.

     Yang seringkali menjadi persoalan dan pertanyaan adalah kapan Tuhan datang untuk menjemput kita dan membawa kita ke tempat di mana Ia berada?  Alkitab menyatakan tidak ada seorang pun yang tahu waktunya, karena hari kedatangan Kristus akan datang seperti pencuri.  Tugas kita adalah berjaga-jaga dan berdoa, serta dalam keadaan yang selalu siap sedia, supaya ketika Tuhan datang, hari itu menjadi hari yang penuh kemenangan dan sukacita bagi kita, bukan menjadi jerat.  Bagaimana menjadi orang percaya yang siap sedia?  1.  Tetap bekerja bagi Tuhan.  "Hendaklah pinggangmu tetap berikat..."  (Lukas 12:35).  Pinggang berikat menunjukkan bahwa orang sedang bekerja.  Jika kita tidak mau bekerja jangan berharap kita akan mendapatkan upah, sebab Tuhan tidak memberikan upah kepada orang-orang yang malas.  Upah diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh mau bekerja keras.  Mengapa kita harus bekerja?  Kristus berkata,  "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."  (Yohanes 5:17).  Masakan kita tidak mau bekerja dan hanya berpangku tangan?

     Dunia ini bukanlah tempat untuk kita beristirahat atau bersantai, tetapi dunia adalah tempat untuk bekerja, berkarya dan mengumpulkan harta sorgawi.  "Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."  (Yohanes 6:27).

Thursday, December 21, 2017

KRISTUS SEBAGAI IMAM BESAR AGUNG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2017

Baca:  Ibrani 9:11-28

"demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia."  Ibrani 9:28

Keimamatan Kristus tidak dapat disamakan dengan pribadi dan peran para imam lain yang hidup di zaman Perjanjian Lama.  Menggapa?  Para imam di Perjanjian Lama mempersembahkan hewan sebagai korban penghapusan dosa dan itu hanya menutup dosa untuk sementara waktu, tetapi pengorbanan Kristus itu sekali dan berlaku untuk selama-lamanya.  Ini berarti karya keselamatan yang dikerjakan Kristus dengan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban dapat menyelamatkan semua orang berdosa yang mau percaya kepada-Nya, dari zaman ke zaman.

     Alkitab secara tegas menyatakan bahwa keimaman Kristus itu tidak akan pernah dapat beralih atau tergantikan oleh siapa pun:  "...Engkau adalah Imam untuk selama-lamanya"  (Ibrani 7:21), dan Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup, tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui-Nya  (Yohanes 14:6).  Karena itu  "Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka."  (Ibrani 7:25).  Melalui karya pengorbanan Kristus yang sekali untuk selamanya ini setiap kita yang percaya kepada-Nya beroleh keberanian untuk menghampiri takhta kasih karunia Bapa, mendapatkan pengampunan dosa dan keselamatan yang pasti dan bersifat kekal.  Dialah Imam Besar Agung yang sanggup menyelamatkan, dan tidak ada lagi yang dapat manusia lakukan untuk menambahi atau mengurangi kesempurnaan korban Kristus.

     Tertulis:  "...jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,"  (Ibrani 9:13-14).

Kristus dengan membawa korban yang sempurna dan tak bercacat yaitu tubuh-Nya dan darah-Nya, menghasilkan pengampunan dosa dan keselamatan kekal.