Tuesday, December 19, 2017

BERGEMBIRA DI TENGAH PENDERITAAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2017

Baca:  Kisah Para Rasul 5:26-42

"Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus."  Kisah 5:41

Hari-hari kita di dunia ini penuh warna.  "...ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;"  (Pengkhotbah 3:4).

     Umumnya ketika dihadapkan pada masalah, penderitaan atau beratnya beban hidup yang harus ditanggung, orang akan menangis, meratap dan murung.  Sebaliknya orang akan bersukacita, tertawa, bergembira, bahagia dan menari-nari ketika keadaan atau situasi yang dialami sedang menyenangkan.  Kita beranggapan bahwa kebahagiaan hidup sangat ditentukan oleh situasi atau apa yang dimiliki  (uang atau kekayaan).  Itulah yang seringkali menjadi dasar dan sumber kebahagiaan semua orang.  Dengan kata lain jika kita menikmati segala kemudahan dan kesenangan duniawi, saat itulah kita berbahagia dan bergembira.  Kalau yang sedang kita hadapi adalah kesulitan, tantangan atau masalah, kita pun merasa punya alasan yang kuat untuk tidak bahagia dan gembira.  Kesalahan dalam memaknai arti kebahagiaan inilah yang seringkali membuat banyak orang tidak merasakan kebahagiaan yang sejati.  Kita lebih sering tidak merasakan kebahagiaan karena kita salah memaknai arti kebahagiaan itu.  Padahal jelas sekali keinginan manusia itu sungguh tiada batasnya, seperti tertulis:  "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya."  (Pengkhotbah 5:9).

     Murid-murid Kristus jemaat mula-mula harus menghadapi masalah dan penderitaan karena imannya kepada Kristus dan kegigihannya dalam memberitakan Injil.  Adakalanya mereka harus menjalani sidang di Mahkamah Agama demi mempertanggungjawabkan iman mereka.  Namun meski berada  dalam tekanan, himpitan, ancaman dan tantangan yang teramat berat, di mana nyawa menjadi taruhannya, mereka tidak menunjukkan mimik wajah yang sedih, stres atau takut, tapi mereka tetap bergembira.  Mereka bergembira bukan karena sudah disuap dengan sejumlah uang untuk tutup mulut, melainkan karena mereka telah menderita bagi Kristus dan kemajuan Injil.

"Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia."  1 Petrus 3:14

Monday, December 18, 2017

MENILAI TANDA ZAMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Desember 2017

Baca:  Lukas 12:54-59

"...rupa bumi dan langit kamu tahu menilainya, mengapakah kamu tidak dapat menilai zaman ini?"  Lukas 12:56

Seorang ilmuwan adalah orang yang ahli atau memiliki banyak pengetahuan mengenai suatu ilmu.  Karena keahliannya ini para ilmuwan mampu melihat berbagai tanda di bumi, semisal memprediksi iklim  (cuaca)  dan dampaknya, keadaan ekonomi suatu negara dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, dan sebagainya.  Jika kita dapat memahami tentang apa pun yang berkenaan dengan situasi atau peristiwa yang ada di dunia, Tuhan pun menghendaki setiap orang percaya memiliki kepekaan rohani, yaitu peka terhadap tanda-tanda zaman.  Ini berkaitan dengan kedatangan Kristus!  Jika kita perhatikan apa yang sedang terjadi, sudah tampak jelas sekali bahwa kedatangan Kristus sudah semakin dekat, bahkan sedikit waktu lagi Dia segera datang menjemput umat-Nya.

     Alkitab menyatakan bahwa kedatangan Kristus ditandai dengan banyaknya nabi-nabi palsu yang bermunculan dengan ajaran-ajaran mereka yang menyesatkan, semakin bertambahnya kejahatan manusia dan semakin merosotnya moral manusia.  Rasul Paulus menambahkan,  "...pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah."  (2 Timotius 3:1-4).  Bukankah semua itu sudah dan sedang terjadi diantara umat manusia?

     Di masa-masa akhir ini Tuhan mengajarkan kita untuk menjadi seperti 5 gadis bijaksana yang selalu siap sedia dengan minyak, bukan seperti 5 gadis bodoh  (baca  Matius 25:1-13).  Minyak berbicara tentang pengurapan Roh Kudus atau hidup dalam persekutuan dengan Roh Kudus.  Biarlah kita semakin giat di dalam Tuhan dan berjuang untuk tetap hidup dalam kebenaran.  "Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup..."  (2 Petrus 3:11).

Persiapkan diri sebaik mungkin menyambut kedatangan Kristus yang tak lama lagi!