Wednesday, November 22, 2017

DI BALIK PENDERITAAN ADA MAKSUD TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 22 November 2017

Baca:  Yesaya 5:8-13

"Sebab kebun anggur yang luasnya sepuluh hari membajak akan menghasilkan hanya satu bat anggur; dan satu homer benih akan menghasilkan hanya satu efa gandum."  Yesaya 5:10

Banyak orang berpikir hidup dalam penderitaan atau kesengsaraan adalah takdir Tuhan.  Benarkah demikian?  Alkitab menyatakan Tuhan tidak pernah merancang kecelakaan atau hari depan yang suram bagi umat-Nya, tapi rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan hari depan yang penuh harapan  (Yeremia 29:11).  Mengapa penderitaan seringkali terjadi dalam hidup orang percaya?

     Firman Tuhan ini adalah nubuatan tentang penderitaan yang akan dialami bangsa Israel karena mereka tidak mau bertobat dari pelanggaran-pelanggarannya.  Penderitaan bisa terjadi akibat dosa dan pelanggaran, karena itu Tuhan perlu menegur dan memperingatkan.  Penderitaan juga bisa terjadi sebagai proses yang Tuhan ijinkan untuk mendewasakan iman.  Bersyukurlah jika kita ditegur dan diperingatkan Tuhan melalui penderitaan atau kesengsaraan, bukti Tuhan masih mengasihi kita dan menganggap kita anak-Nya.  "Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:5-6).  Lebih baik Tuhan memukul dan menghajar kita sekarang sewaktu kita masih menjalani hidup di bumi, daripada Dia menghukum kita dan melemparkan kita ke dalam kebinasaan kekal.

     Di balik penderitaan atau kesengsaraan Tuhan hendak mengingatkan kita agar dalam segala hal kita senantiasa mengandalkan Dia, bukan mengandalkan kekuatan sendiri atau sesama.  Alkitab dengan keras menyatakan bahwa orang yang hidup mengandalkan kekuatan sendiri atau sesama disebut sebagai orang yang terkutuk  (baca  Yeremia 17:5).  Seberat apa pun penderitaan yang kita alami, kalau kita senantiasa mengandalkan Tuhan, kita pasti mampu melewati, sebab:  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).

"...berbahagialah manusia yang ditegur Allah;  ...janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula."  Ayub 5:17-18

Tuesday, November 21, 2017

JANGAN SAMPAI TUHAN MERENDAHKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 November 2017

Baca:  Yesaya 2:6-22

"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  Yesaya 2:11

Banyak orang Kristen seringkali hanya terfokus kepada berkat dan promosi.  "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN,"  (Ulangan 28:13).  Mereka lupa bahwa untuk beroleh berkat dan promosi ada proses dan syarat yang harus dipenuhi:  "...apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN,"  

     Perhatikan!  Tuhan yang kita sembah bukan Tuhan yang hanya sanggup memberkati dan meninggikan hidup seseorang, tapi Dia juga Tuhan yang bisa merendahkan.  Kapan Tuhan akan merendahkan hidup seseorang?  Ketika Tuhan mendapati dosa dan pemberontakan di dalam hidup orang itu.  "Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu."  (Yesaya 59:1-2).  Tuhan telah memberkati umat-Nya dengan segala yang terbaik.  "Negerinya penuh emas dan perak dan tak terbatas harta bendanya; negerinya penuh kuda dan tak terbatas jumlah keretanya."  (Yesaya 2:7), namun bukannya membalas kebaikan Tuhan dengan ketaatan, sebaliknya mereka malah berlaku jahat di hadapan Tuhan.  "...di mana-mana mereka melakukan tenung seperti yang di Timur dan sihir seperti orang Filistin...Negerinya penuh berhala-berhala; mereka sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya."  (Yesaya 2:6, 8).  Jelas terlihat betapa sombongnya manusia sehingga mereka lebih memilih untuk sujud menyembah kepada buatan tangannya sendiri dan kepada yang dikerjakan oleh tangannya  (berhala).

     Ketika sombong dan angkuh Tuhan akan merendahkan hidup seseorang.  Seberhasil apa pun kita, sadarilah bahwa semua karena anugerah Tuhan.  Karena kejahatan yang menjadi-jadi, Tuhan bukan hanya merendahkan, tapi juga membuang mereka  (Yesaya 2:6).  Akibat dosa dan pemberontakan sungguh sangat mengerikan.

Tak ingin direndahkan oleh Tuhan?  Berhentilah berbuat dosa dan jangan sombong.