Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 November 2017
Baca: Kisah Para Rasul 9:36-43
"...Tabita - dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah." Kisah 9:36
Di setiap menjelang pemilihan pemimpin suatu daerah, para kandidat calon pemimpin pasti melakukan orasi menyampaikan program kerjanya secara panjang lebar di hadapan publik. Tak lupa mereka mengobral janji-janji manisnya. Tidak sedikit dari mereka yang sebelumnya tidak ada sepak terjangnya, tidak dikenal oleh masyarakat bisa secara tiba-tiba muncul di depan umum dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang selama ini tidak pernah dilakukan. Ada yang 'blusukan' ke kawasan-kawasan kumuh atau ke pasar-pasar tradisional, mendatangi daerah-daerah yang terkena bencana dan membantu para korban yang berada di pengungsian. Mereka melakukan semua itu dengan tujuan semakin dikenal oleh masyarakat luas dan beroleh simpati.
Tragisnya begitu seseorang terpilih menjadi pemimpin, tidak sedikit dari mereka yang lupa dengan janji-janjinya. 'Blusukan' atau berbuat baik kepada masyarakat 'kecil' tidak ada lagi masuk dalam agenda kerjanya. Di sini jelas sekali motivasi di balik perbuatan baik yang dilakukan, ada udang dibalik batu alias motivasi terselubung. Mereka melakukan perbuatan baik itu adalah demi pencitraan diri semata. Alkitab mengajarkan: "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23). Artinya setiap perbuatan yang kita lakukan hendaknya dilakukan dengan segenap hati dan bertujuan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan untuk mencari pujian dan hormat dari manusia.
Belajarlah dari Tabita (bahasa Yunani: Dorkas), seorang yang dikenal sangat baik hati. Dengan tulus ikhlas Tabita banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah kepada mereka yang kekurangan (ayat nas). Kehidupan Tabita benar-benar menjadi berkat bagi banyak orang. Ketika Tabita jatuh sakit dan akhirnya meninggal, orang-orang merasa sangat kehilangan dan menangisi kepergiannya. Mereka pun memohon dan mendesak Petrus agar berdoa untuk Tabita. Mujizat terjadi, Tuhan mendengarkan seruan doa itu dan memberikan kasih karunia-Nya: Tabita hidup kembali! "Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan." (Kisah 9:42).
Milikilah motivasi yang benar ketika berbuat baik, itulah yang menjadi berkat!
Monday, November 13, 2017
Sunday, November 12, 2017
BELAJAR MENGHARGAI KASIH SETIA TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 November 2017
Baca: Mazmur 36:1-13
"Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu." Mazmur 36:8
Banyak orang menganggap remeh dan sepele segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Dapat tidur nyenyak semalaman dan bangun pagi dengan kekuatan baru, badan dalam keadaan sehat dan tidak sakit-sakitan, pergi pulang dari kantor atau sekolah dalam keadaan yang selamat, semuanya dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah saja. Kita seringkali tidak menyadari ketika tubuh ini sehat, pekerjaan atau usaha berjalan lancar, rumah tangga adem ayem, anak-anak bertumbuh secara sehat dan pintar adalah karena kasih setia Tuhan, tidak datang atau terjadi dengan sendirinya.
Mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, hidup dalam kemapanan, berada di puncak karir, wajah tampan/cantik dan berperawakan bagus seringkali berjalan dengan membusungkan dada, merasa semua yang dimiliki adalah karena kesanggupan dan kemampuan diri. Ucapan syukur pun jarang keluar dari mulut mereka! "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6). Hari ini kita diingatkan bahwa semua adalah karena anugerah Tuhan semata. Karena itu belajarlah untuk mengucap syukur atas kasih setia Tuhan dan jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan. Apabila tubuh kita tampak sehat dan bugar bukanlah semata-mata karena kita pandai menjaga diri dan mengatur pola makanan; kalau rumah tangga tampak bahagia, dan usaha berjalan dengan lancar, itu juga bukan karena hebat kita. Tanpa Tuhan beserta, kita takkan mampu sendiri dan semuanya takkan pernah terjadi.
Keselamatan, ketenangan, kedamaian, perlindungan, kenyamanan dan keberhasilan hidup yang sejati tak dapat kita temukan di luar Tuhan, sekalipun kita pergi ke negara mana pun di belahan bumi ini. Pemazmur mengerti benar bahwa Tuhanlah sumber segala-galanya. "Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang." (Mazmur 36:10), karena itu "Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!" (Mazmur 36:11).
Betapa berharganya kasih setia Tuhan, tanpa-Nya kita tak bisa berbuat apa-apa!
Baca: Mazmur 36:1-13
"Betapa berharganya kasih setia-Mu, ya Allah! Anak-anak manusia berlindung dalam naungan sayap-Mu." Mazmur 36:8
Banyak orang menganggap remeh dan sepele segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya sehari-hari. Dapat tidur nyenyak semalaman dan bangun pagi dengan kekuatan baru, badan dalam keadaan sehat dan tidak sakit-sakitan, pergi pulang dari kantor atau sekolah dalam keadaan yang selamat, semuanya dianggap sebagai hal yang biasa dan lumrah saja. Kita seringkali tidak menyadari ketika tubuh ini sehat, pekerjaan atau usaha berjalan lancar, rumah tangga adem ayem, anak-anak bertumbuh secara sehat dan pintar adalah karena kasih setia Tuhan, tidak datang atau terjadi dengan sendirinya.
Mereka yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, hidup dalam kemapanan, berada di puncak karir, wajah tampan/cantik dan berperawakan bagus seringkali berjalan dengan membusungkan dada, merasa semua yang dimiliki adalah karena kesanggupan dan kemampuan diri. Ucapan syukur pun jarang keluar dari mulut mereka! "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam." (Zakharia 4:6). Hari ini kita diingatkan bahwa semua adalah karena anugerah Tuhan semata. Karena itu belajarlah untuk mengucap syukur atas kasih setia Tuhan dan jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan. Apabila tubuh kita tampak sehat dan bugar bukanlah semata-mata karena kita pandai menjaga diri dan mengatur pola makanan; kalau rumah tangga tampak bahagia, dan usaha berjalan dengan lancar, itu juga bukan karena hebat kita. Tanpa Tuhan beserta, kita takkan mampu sendiri dan semuanya takkan pernah terjadi.
Keselamatan, ketenangan, kedamaian, perlindungan, kenyamanan dan keberhasilan hidup yang sejati tak dapat kita temukan di luar Tuhan, sekalipun kita pergi ke negara mana pun di belahan bumi ini. Pemazmur mengerti benar bahwa Tuhanlah sumber segala-galanya. "Sebab pada-Mu ada sumber hayat, di dalam terang-Mu kami melihat terang." (Mazmur 36:10), karena itu "Lanjutkanlah kasih setia-Mu bagi orang yang mengenal Engkau, dan keadilan-Mu bagi orang yang tulus hati!" (Mazmur 36:11).
Betapa berharganya kasih setia Tuhan, tanpa-Nya kita tak bisa berbuat apa-apa!
Subscribe to:
Posts (Atom)