Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Oktober 2017
Baca: Matius 21:18-22
"...jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan
dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga
jikalau kamu berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke
dalam laut! hal itu akan terjadi." Matius 21:21
Pergumulan apa yang Saudara hadapi saat ini? Mungkin Saudara sedang bergumul dengan sakit-penyakit yang tak sembuh-sembuh, masalah ekonomi keluarga yang tak kunjung membaik atau kemerosotan dalam hal keuangan, masalah anak-anak yang makin susah diatur, dan masalah-masalah pelik lainnya. Kekuatan kita sebagai manusia sangat terbatas, adakalanya kita merasa tidak kuat lagi menghadapinya. Di saat-saat seperti itu kita membutuhkan kekuatan ekstra yaitu doa. Mungkin kita berkata bahwa masalah-masalah itu sudah kita bawa dalam doa setiap hari, tapi mengapa sampai di hari terakhir dalam bulan Oktober ini sepertinya doa-doa itu menguap begitu saja di udara dan tidak ada tanda-tanda jawaban dari Tuhan dan tidak segera melihat jawaban, kita mulai bimbang dan berputus asa.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa apabila kita berdoa kepada Bapa dalam nama-Nya dengan sungguh-sungguh dan tidak bimbang, maka tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya! (baca Markus 9:23). Doa yang disertai iman dapat menghadirkan kuasa Tuhan yang tak terbatas atas diri kita yang terbatas, dapat memindahkan gunung-gunung persoalan yang mencoba menghalangi atau menutup janji-janji Tuhan dalam hidup kita. Dengan kata lain doa yang disertai iman dapat mengerjakan perkara-perkara yang besar dalam hidup ini. Ada tertulis: "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b). Karena itu jangan pernah menyerah dan berputus asa. Jangan pernah berhenti untuk berharap kepada Tuhan! "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya
yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu
sebelum menolong mereka?" (Lukas 18:7).
Setiap persoalan, besar atau kecil, pasti ada jalan keluarnya di dalam Tuhan. Namun hal penting yang menjadi rahasia doa adalah kita harus selalu menjaga sikap hati dan tetap tinggal di dalam firman-Nya. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia
mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut
kehendak-Nya." (1 Yohanes 5:14).
Jangan goyah iman meski keadaan seolah-olah belum berubah!
Tuesday, October 31, 2017
Monday, October 30, 2017
RENCANA TUHAN DI SETIAP MUSIM KEHIDUPAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Oktober 2017
Baca: Pengkhotbah 3:1-15
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Pengkhotbah 3:1
Perjalanan hidup manusia di muka bumi ini melewati musim demi musim. Di setiap musim yang ada kita pasti dihadapkan pada tantangan demi tantangan. Tidak ada perkara yang perlu ditakutkan di setiap musimnya asal kita selalu melibatkan Tuhan dan mengandalkan-Nya, karena di segala musim hidup ini Tuhan memiliki rencana yang indah. Jadi semua yang terjadi dan kita alami tidaklah kebetulan.
Dalam hidup ini ada musim untuk menabur dan ada musim untuk menuai. Ketika musim menabur tiba, hal pertama yang dilakukan oleh petani adalah menggemburkan tanah, menyingkirkan batu, kerikil-kerikil, gulma atau segala sesuatu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu benih tanaman. Selanjutnya barulah melepaskan benih. Saat melepaskan benih untuk ditanam, kita mungkin merasa kehilangan. "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24). Untuk menantikan benih itu tumbuh dan berbuah kita harus sabar menanti, jangan sekali-kali menempuh jalan pintas. "...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Di dalam kekristenan tidak ada istilah jalan pintas, semuanya membutuhkan proses. Meski punya kesempatan untuk mempercepat langkahnya menjadi raja atas Israel, Daud tetap sabar dan tidak memaksakan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 24:5-8), karena ia percaya bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11).
Masa menunggu adalah masa yang sangat rawan terhadap segala godaan. Terkadang kita tidak bisa menahan lidah untuk memperkatakan hal-hal yang negatif. Begitu pula telinga kita seringkali tergoda untuk mendengar apa kata orang sehingga kita menjadi lemah dan putus asa. Tetaplah fokus dan firman Tuhan dan jangan sekali-kali menuruti nasihat orang fasik atau mengikuti cara-cara dunia. Kalau kita mampu bertahan menjalani proses, maka pada musim menuai tiba jerih lelah kita akan terbayar.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5
Baca: Pengkhotbah 3:1-15
"Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." Pengkhotbah 3:1
Perjalanan hidup manusia di muka bumi ini melewati musim demi musim. Di setiap musim yang ada kita pasti dihadapkan pada tantangan demi tantangan. Tidak ada perkara yang perlu ditakutkan di setiap musimnya asal kita selalu melibatkan Tuhan dan mengandalkan-Nya, karena di segala musim hidup ini Tuhan memiliki rencana yang indah. Jadi semua yang terjadi dan kita alami tidaklah kebetulan.
Dalam hidup ini ada musim untuk menabur dan ada musim untuk menuai. Ketika musim menabur tiba, hal pertama yang dilakukan oleh petani adalah menggemburkan tanah, menyingkirkan batu, kerikil-kerikil, gulma atau segala sesuatu yang dapat menghambat pertumbuhan suatu benih tanaman. Selanjutnya barulah melepaskan benih. Saat melepaskan benih untuk ditanam, kita mungkin merasa kehilangan. "Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah." (Yohanes 12:24). Untuk menantikan benih itu tumbuh dan berbuah kita harus sabar menanti, jangan sekali-kali menempuh jalan pintas. "...apabila berlambat-lambat, nantikanlah itu, sebab itu sungguh-sungguh akan datang dan tidak akan bertangguh." (Habakuk 2:3). Di dalam kekristenan tidak ada istilah jalan pintas, semuanya membutuhkan proses. Meski punya kesempatan untuk mempercepat langkahnya menjadi raja atas Israel, Daud tetap sabar dan tidak memaksakan waktu Tuhan (baca 1 Samuel 24:5-8), karena ia percaya bahwa "Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya," (Pengkhotbah 3:11).
Masa menunggu adalah masa yang sangat rawan terhadap segala godaan. Terkadang kita tidak bisa menahan lidah untuk memperkatakan hal-hal yang negatif. Begitu pula telinga kita seringkali tergoda untuk mendengar apa kata orang sehingga kita menjadi lemah dan putus asa. Tetaplah fokus dan firman Tuhan dan jangan sekali-kali menuruti nasihat orang fasik atau mengikuti cara-cara dunia. Kalau kita mampu bertahan menjalani proses, maka pada musim menuai tiba jerih lelah kita akan terbayar.
"Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai." Mazmur 126:5
Subscribe to:
Posts (Atom)