Saturday, October 21, 2017

BERKAT TUHAN TAK TERPENGARUH SITUASI (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Oktober 2017

Baca:  Mazmur 67:1-8

"Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,"  Mazmur 67:2

Bagi orang percaya berkat Tuhan adalah sesuatu yang pasti, ya dan amin, bukan sekedar janji-janji yang meninabobokan.  Ketika pemazmur berbicara tentang berkat, bukan berarti ia tidak tahu bahwa perjalanan hidup orang percaya itu tidak selalu mulus, terkadang harus melewati masalah, kesukaran, kesulitan, tantangan dan pergumulan.  Tetapi ketika berbicara tentang berkat, pemazmur hendak menegaskan bahwa di tengah situasi yang sukar atau masalah yang berat sekalipun kasih setia Tuhan tidak pernah berubah dan berkat-Nya pun selalu tersedia bagi orang-orang yang mengasihi Dia.

     Ingat dengan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir?  Ketika itu  "...orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon."  (Keluaran 14:9).  Secara kasat mata, mustahil bangsa Israel bisa lolos dari kejaran pasukan Firaun, karena di hadapan mereka terbentang luas laut Teberau.  Dalam situasi yang sepertinya tidak ada jalan, Tuhan sanggup membuka jalan bagi mereka.  Dengan kuasa-Nya yang dahsyat  "...TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka."  (Keluaran 14:21-22).  Begitu orang-orang Mesir dan pasukannya mengejar sampai ke tengah-tengah laut, maka  "Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorangpun tidak ada yang tinggal dari mereka."  (Keluaran 14:28).

     Berkat Tuhan adalah pasti bagi orang percaya yang mau melakukan sesuatu bagi Tuhan dan merespons panggilan-Nya.  Tuhan memanggil kita untuk memberitakan keselamatan dan menjadi kesaksian di tengah-tengah dunia ini,  "...supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala bangsa."  (Mazmur 67:3).  Oleh karena itu rasul Paulus menasihati,  "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan."  (Roma 12:11).

Friday, October 20, 2017

DALAM KEBERSAMAAN DAN KERUKUNAN: ada Kekuatan dan berkat (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Oktober 2017

Baca:  1 Korintus 1:10-17

"...aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."  1 Korintus 1:10

Bertikai, bermusuhan dan terpecah belah adalah keadaan yang sangat ditunggu-tunggu oleh Iblis.  Ketika umat Tuhan saling bertikai, bermusuhan dan terpecah belah, itulah saat yang tepat bagi Iblis untuk memasukkan pengaruh jahatnya.  Ketika keluarga-keluarga Kristen dan gereja-Nya dalam kondisi seperti ini, bukannya kekuatan yang kita peroleh, tapi kehancuran yang didapat.  Ada kalimat bijak bahasa Jawa:  "Crah agawe bubrah, rukun agawe santoso."  Pertikaian menciptakan kehancuran, kerukunan membangun kekuatan.  "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan."  (Matius 12:25).

     Berbeda pendapat, berbeda pandangan, ketidakcocokan, adalah hal yang mudah kita temukan di mana pun berada, tak terkecuali di dalam gereja atau di antara jemaat Tuhan.  Ketika kita dihadapkan pada perbedaan-perbedaan, hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi atau titik temu, sampai diperoleh kesepakatan, bukannya malah membesar-besarkan perbedaan, lalu saling menyalahkan, saling bermusuhan, saling menebar gosip, saling menghasut atau membentuk kubu-kubu.  Jika hal ini terjadi, sama artinya kita sedang dipermainkan oleh Iblis dan termakan oleh siasat liciknya.  Jangan biarkan perpecahan terjadi, jangan biarkan Iblis mengambil keuntungan dari ketidakharmonisan ini.  Rasul Paulus memperingatkan bahwa sebagai orang percaya  "...kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,"  (Efesus 2:19).

     Tuhan Yesus berkata,  "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  (Yohanes 13:34-35).  Buang semua keegoisan, kepentingan diri sendiri dan juga gengsi!  Bagaimana kita mengasihi orang-orang di luar sana, jika terhadap saudara seiman saja kita saling bermusuhan?

Ingin berkat Tuhan mengalir seperti sungai?  Bangun kebersamaan dan kerukunan.