Sunday, October 15, 2017

BAGAIMANA MENJADI YANG TERBESAR?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2017

Baca:  Lukas 9:46-48

"Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka."  Lukas 9:46

Siapa yang tak mau menjadi yang terbesar, terhebat, terbaik dan terkenal di bidangnya masing-masing?  Semua insan yang ada di dunia ini sangat menginginkan semuanya itu.  Maka demi mewujudkan keinginan itu tidak sedikit orang berani menempuh jalan yang sesat alias menghalalkan segala cara:  meminta petunjuk kepada paranormal, memakai susuk penglaris, menyuap, berlaku curang, sikut sana sini, atau jegal sana sini.  Dunia ini penuh dengan orang yang hatinya penuh siasat dan kecurangan.

     Perhatikan prinsip yang diajarkan oleh Tuhan Yesus:  "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  (Matius 20:26-28).  Untuk menjadi yang terbesar justru harus dimulai dari menjadi seorang hamba atau pelayan bagi sesamanya.  Dengan kata lain, siapa yang ingin menjadi tuan harus rela menjadi hamba terlebih dahulu.  Ini berbicara tentang kerendahan hati!  Tuhan sangat menentang orang yang berlaku congkak dan mengasihani orang yang rendah hati  (baca  Yakobus 4:6).  Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki impian, harapan atau ambisi yang besar;  Tuhan tidak pernah melarang kita memiliki tekad yang kuat untuk menjadi terbesar.  Asalkan impian, harapan, ambisi itu dapat menjadi motor penggerak yang dapat mendorong kita untuk maju dan menjadi lebih baik.  Tetapi kalau ambisi dan keinginan tersebut mulai mengarah ke negatif dan bertentangan dengan kehendak Tuhan, itu yang patut diwaspadai.

     Yang terbesar di pemandangan Tuhan bukanlah mereka yang mempunyai kemampuan luar biasa, tapi mereka yang mau melayani, merendahkan hati, dan mau berkorban bagi Tuhan dan sesama.  Berarti menjadi orang yang terbesar sangat ditentukan oleh kualitas hidupnya sendiri.  Orang-orang yang hatinya tulus, rendah hati, bersih dan apa adanya dengan Tuhan, seperti seorang anak kecil, itulah yang Tuhan cari.

"Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Matius 23:12

Saturday, October 14, 2017

WASPADA TERHADAP AJARAN SESAT

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Oktober 2017

Baca:  2 Korintus 11:1-6

"Tetapi aku  (Paulus)  takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya."  2 Korintus 11:3

Alkitab menyatakan bahwa di masa-masa akhir  "...Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga."  (Matius 24:24).  Inilah pekerjaan Iblis yang berusaha dengan segala cara mengelabui dan menghasut banyak orang percaya dengan memunculkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari Injil Kristus, supaya dalam diri mereka timbul keragu-raguan dan ketidakpercayaan.  Bagi orang percaya yang tidak berakar kuat di dalam Tuhan dan firman-Nya pasti akan mudah terseret.  Inilah yang rasul Paulus takutkan dan kuatirkan!

     Banyak di antara kita yang hanya diam seribu basa, tidak bisa bersikap tegas, dan tak kuasa menolak ketika kedatangan orang-orang yang memberitakan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Injil Kristus.  Bahkan ada orangtua yang justru menyarankan anak-anaknya belajar kepada mereka dengan alasan untuk perbandingan.  "Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima."  (2 Korintus 11:4).  Berhati-hatilah!  Jangan sekali-kali kita kompromi!  "Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir."  (1 Yohanes 2:18).

     Orang percaya harus ekstra waspada menanggapi ajaran sesat dari orang-orang yang mengaku utusan Kristus, padahal mereka seperti musuh dalam selimut.  Lengah sedikit, mereka siap menerkam!  Rasul Paulus berkata:  "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia."  (Galatia 1:8).

Melekat kepada Tuhan dan berakar dalam firman adalah kunci melawan tipuan Iblis!