Tuesday, October 3, 2017

JANGAN LARI DARI PANGGILAN KUDUS (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2017

Baca:  Keluaran 32:1-14

"Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 'Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak lakunya.'"  Keluaran 32:7

Kalau diperhatikan secara teliti, kisah penyembahan berhala yang dilakukan oleh umat Israel ini sangatlah unik dan luar biasa.  Umumnya penyembahan berhala hanya dilakukan oleh sekelompok orang saja, namun di sini dinyatakan bahwa sebagian besar umat Israel serempak dan sepakat untuk meninggalkan Tuhan dan menyembah kepada patung anak lembu emas.  Bagaimana mungkin suatu bangsa dapat berubah sikap dalam waktu sekejap meninggalkan Tuhan yang telah membuktikan kasih, kuasa, penyertaan dan pemeliharaan-Nya yang ajaib, lalu meminta Harun untuk membuat sebuah patung emas tuangan dalam bentuk seekor lembu?

     Mengapa umat Israel tidak mampu mempertahankan kesetiaan iman dan kekudusan hidup sebagai umat pilihan Tuhan?  Mereka berdalih bahwa Musa terlalu lama berada di gunung Sinai, dan mengulur-ulur waktu untuk turun dari gunung itu.  "Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: 'Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir - kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.'"  (Keluaran 32:1).  Padahal Musa hanya meninggalkan mereka selama empat puluh hari dan empat puluh malam saja, tidak sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun  (baca  Keluaran 24:18), dan ia juga telah mendelegasikan tugas kepemimpinan kepada Harun dan Hur:  "...siapa yang ada perkaranya datanglah kepada mereka."  (Keluaran 24:14).

     Mengapa mereka tidak tahan tanpa kehadiran Musa dan begitu cepat berbalik meninggalkan Tuhan?  Tampaknya Harun dan Hur tidak mampu menjalankan tugas kepemimpinan yang dipercayakan Musa kepadanya.  Terbukti keduanya tak bisa berbuat banyak ketika umat Israel mendesaknya untuk dibuatkan patung, bahkan Harun memberi solusi dengan meminta mereka untuk mengumpulkan emas yang dimiliki untuk dijadikan patung tuangan dalam bentuk anak lembu emas  (baca  Keluaran 32:2-4), dan juga membuatkan mezbah di depan anak lembu emas tersebut  (baca  Keluaran 32:5).

Tanpa kehadiran Musa umat Israel begitu cepat berbalik meninggalkan Tuhan!

Monday, October 2, 2017

JANGAN LUPAKAN KARYA KESELAMATAN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2017

Baca:  Mazmur 77:1-21

"Aku hendak mengingat perbuatan-perbuatan TUHAN, ya, aku hendak mengingat keajaiban-keajaiban-Mu dari zaman purbakala."  Mazmur 77:12

Tindakan mengingat-ingat apa yang telah Tuhan perbuat di waktu lalu, jika tanpa dilandasi oleh sikap iman, hanya akan menghasilkan nostalgia belaka.  Namun jika tindakan mengingat-ingat karya Tuhan ini dilandasi dengan sikap iman atau respons hati yang positif akan menghasilkan kekuatan dan peneguhan untuk lebih berkomitmen makin setia kepada Tuhan.  Pemazmur menulis:  "Aku hendak menyebut-nyebut segala pekerjaan-Mu, dan merenungkan perbuatan-perbuatan-Mu."  (Mazmur 77:13).

     Mengingat-ingat perbuatan-perbuatan Tuhan dan keajaiban kuasa-Nya adalah hal yang harus kita lakukan, terlebih-lebih ketika sedang dalam masalah atau penderitaan, karena pada situasi itu seringkali kita mudah sekali menjadi lemah, putus asa, dan kehilangan pengharapan.  Yosua berusaha mengingatkan umat Israel untuk tidak melupakan begitu saja karya keselamatan Tuhan dan mengajak mereka untuk membuat pilihan hidup yang benar.  Ia mau bahwa keputusan yang mereka ambil bukan karena keterpaksaan, tapi benar-benar atas kesadaran dan kerelaan hati.  "Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini."  (Yosua 24:15).  Tindakan Yosua ini mencerminkan sikap seorang pemimpin yang arif dan bijak.  Yosua menambahkan,  "Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"  (Yosua 24:15b).  Keteladanan yang ditunjukkan Yosua berdampak, umat Israel pun membuat pilihan hidup yang benar dengan berkata,  "Jauhlah dari pada kami meninggalkan TUHAN untuk beribadah kepada allah lain!"  (Yosua 24:16).

     Pula karya keselamatan yang Kristus kerjakan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib hendaknya semakin menguatkan dan meneguhkan kita untuk bersungguh-sungguh lagi dalam mengiring Tuhan.  "Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  (1 Korintus 6:20).

Karena anugerah Tuhan semata kita diselamatkan, karena itu beribadahlah kepada-Nya dengan hati yang takut dan gentar!