Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Agustus 2017
Baca: Ayub 12:1-25
"Pada Dialah kuasa dan kemenangan, Dialah yang menguasai baik orang yang tersesat maupun orang yang menyesatkan." Ayub 12:16
Dalam kepahitan dan kegetiran hati karena beratnya penderitaan yang dialami, pada akhirnya Ayub tersadar dan mengerti bahwa di dalam Tuhan ada kuasa dan kemenangan. Ayub akhirnya juga ingat akan kuasa Tuhan yang sanggup mengubah keadaan hidupnya. Jika Tuhan turut campur tangan dalam kehidupan seseorang, segala sesuatu yang tak beres pasti dapat diubah-Nya, asal kita memiliki penyerahan diri penuh kepada kekuatan kuasa-Nya. Ada tertulis: "Bila Ia membongkar, tidak ada yang dapat membangun kembali; bila Ia menangkap seseorang, tidak ada yang dapat melepaskannya." (Ayub 12:14). Kalau Tuhan ingin memperbaiki hidup seseorang yang tak benar, tak seorang pun dapat mencegahnya.
Kita tidak bisa lari dari hadapan Tuhan untuk menghindarkan diri dari proses-Nya ini. Pemazmur berkata, "Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku." (Mazmur 139:7-10). Ada banyak kesaksian, sebelum seseorang bertobat bisnisnya sangat lancar. Tetapi setelah ia bertobat dan mengikut Tuhan, bisnisnya justru menjadi bangkrut. Dalam keadaan seperti ini banyak di antara mereka yang memilih lari meninggalkan Tuhan. Mengapa bisa terjadi?
Sesungguhnya Tuhan ingin 'membersihkan' hidup orang, siapa tahu dahulu bisnis dan kekayaan yang dimilikinya didapatnya dari cara yang tak wajar atau bertentangan dengan firman Tuhan; dan kini Tuhan mau kita memulai segala sesuatu dari nol bersama-Nya dan bertumbuh kembali dalam kelimpahan berkat yang benar, jujur dan berkenan di mata Tuhan. Pada saat dibentuk Tuhan, apabila kita mau merendahkan diri dan berserah, Tuhan yang adalah sumber hikmat dan kekuatan, pasti akan menolong kita sehingga kita dapat bertahan dan mampu melewati masa kritis itu dengan kemenangan.
"Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian." Ayub 12:13
Thursday, August 31, 2017
Wednesday, August 30, 2017
MEMERHATIKAN YANG KELIHATAN PASTI KECEWA
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Agustus 2017
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." 2 Korintus 4:16
Pada banyak kesempatan Tuhan Yesus sering memperingatkan umat-Nya untuk tidak mudah kecewa, karena pada dasarnya Tuhan tahu bahwa tidak seorang pun manusia yang kebal terhadap kekecewaan. Inilah yang gencar diperbuat Iblis, yaitu mencari cara untuk melemahkan dan membuat orang percaya mudah kecewa. Di masa-masa seperti ini Iblis ingin sekali membuat kita hanya mengarahkan pandangan atau memerhatikan hal-hal yang sifatnya tampak kasat mata. Karena dengan memerhatikan apa yang kelihatan, pada akhirnya semua itu akan menuntun kita kepada kekecewaan demi kekecewaan.
Memang kalau kita melihat yang kelihatan di depan mata, siapa pun orangnya pasti akan kecewa: masalah datang silih berganti, penderitaan dirasa makin hari makin berat, keadaan semakin hari semakin menyulitkan. Namun rasul Paulus mengingatkan, "...penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." (2 Korintus 4:17). Mengapa dikatakan penderitaan ringan? Bukankah berat? "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Kita tidak menghadapi pergumulan itu sendirian, sebab Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya (baca Roma 8:28).
Karena kesemuanya itulah rasul Paulus bertekad untuk "...tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18). Sesulit apa pun keadaannya, jangan kecewa, sebab semua itu sementara. Marilah belajar melihat apa yang tidak kelihatan, yaitu mengarahkan pandangan kepada Yesus dan janji firman-Nya.
"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya." Ibrani 10:35
Baca: 2 Korintus 4:16-18
"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." 2 Korintus 4:16
Pada banyak kesempatan Tuhan Yesus sering memperingatkan umat-Nya untuk tidak mudah kecewa, karena pada dasarnya Tuhan tahu bahwa tidak seorang pun manusia yang kebal terhadap kekecewaan. Inilah yang gencar diperbuat Iblis, yaitu mencari cara untuk melemahkan dan membuat orang percaya mudah kecewa. Di masa-masa seperti ini Iblis ingin sekali membuat kita hanya mengarahkan pandangan atau memerhatikan hal-hal yang sifatnya tampak kasat mata. Karena dengan memerhatikan apa yang kelihatan, pada akhirnya semua itu akan menuntun kita kepada kekecewaan demi kekecewaan.
Memang kalau kita melihat yang kelihatan di depan mata, siapa pun orangnya pasti akan kecewa: masalah datang silih berganti, penderitaan dirasa makin hari makin berat, keadaan semakin hari semakin menyulitkan. Namun rasul Paulus mengingatkan, "...penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." (2 Korintus 4:17). Mengapa dikatakan penderitaan ringan? Bukankah berat? "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13). Kita tidak menghadapi pergumulan itu sendirian, sebab Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi-Nya (baca Roma 8:28).
Karena kesemuanya itulah rasul Paulus bertekad untuk "...tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." (2 Korintus 4:18). Sesulit apa pun keadaannya, jangan kecewa, sebab semua itu sementara. Marilah belajar melihat apa yang tidak kelihatan, yaitu mengarahkan pandangan kepada Yesus dan janji firman-Nya.
"Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya." Ibrani 10:35
Subscribe to:
Posts (Atom)