Thursday, August 24, 2017

JANGANLAH MENJADI SETERU SALIB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Agustus 2017

Baca:  Filipi 3:17-21

"Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus."  Filipi 3:18

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata seteru memiliki arti:  musuh perseorangan  (orang dengan seorang);  musuh pribadi.  Mengenai salib, ada yang menyenangi salib karena menganggap salib tak dapat dipisahkan dari kasih, karena di atas salib itu ada orang yang mau mati bukan karena manusia baik, melainkan demi keselamatan manusia berdosa.  Bagi sebagian orang salib segala-galanya, karena salib ia diselamatkan, dosanya diampuni, dan ia dibenarkan.  Demikianlah sikap yang benar tentang salib, bahwa karena salib kita diangkat sebagai anak Allah.  Pada salib ada pengharapan dan kepastian bahwa yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan dan yang susah dihiburkan.

     Siapa yang dimaksudkan rasul Paulus sebagai seteru salib itu?  Seteru salib bukanlah sekedar orang yang tidak percaya, tapi yang Paulus maksudkan adalah orang yang tidak peduli terhadap kuasa salib, yaitu mereka yang sudah mengenal dan tahu tentang kebenaran, dan mengalami kuasa salib, tapi tidak hidup dalam kebenaran, alias tetap hidup dalam dosa.  Itu artinya sama saja menolak dan meremehkan salib Kristus.  Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan hendaklah kita menjadi orang-orang yang menghargai salib Kristus, karena kita ada sebagaimana kita saat ini hanya karena darah Kristus yang tercurah di atas kayu salib.

     Seteru salib adalah orang yang tidak siap memikul salib.  Artinya orang yang hanya mau enaknya saja, mau menerima berkat, mau menerima mujizat, tapi ketika dihdapkan pada ujian dan tantangan, mereka secepat kilat bersungut-sungut kepada Tuhan, menjadi kevewa dan bahkan meninggalkan Tuhan.  "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."  (Matius 16:24).  Seteru salib adalah orang yang tidak menjadikan salib sebagai tujuan hidupnya, tujuan hidupnya semata-mata kepentingan diri sendiri dan berorientasi kepada perkara-perkara duniawi.

"Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."  Galatia 6:14

Wednesday, August 23, 2017

TETAPLAH KERJAKAN KESELAMATANMU!

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 23 Agustus 2017

Baca:  Efesus 2:1-10

"Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,"  Efesus 2:8

Keselamatan adalah anugerah dan diberikan secara cuma-cuma bagi orang yang percaya!  Ada ayat-ayat lain di Alkitab yang menguatkan pernyataan ini:  "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."  (Roma 3:24);  "Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman"  (2 Timotius 1:9).  Timbul pertanyaan:  "Kalau keselamatan itu anugerah dan diberikan secara cuma-cuma, mengapa harus dikerjakan?"  Seperti yang rasul Paulus nasihatkan,  "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,"  (Filipi 2:12).

     Orang-orang dunia mengerjakan berbagai amal demi untuk memperoleh keselamatan.  Tetapi bagi orang percaya, melakukan perbuatan baik adalah wujud syukur atas keselamatan yang telah dianugerahkan kepadanya melalui pengorbanan Kristus di kayu salib.  Keselamatan itu anugerah, namun kita perlu meresponsnya dengan tindakan iman.  Alkitab menyatakan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia dan bukan hasil usaha sendiri  (ayat nas), maka sudah sepatutnya anugerah keselamatan itu ditanggapi dengan tindakan iman.

     Keselamatan itu memang anugerah, tapi untuk memperoleh mahkota perlu kerja keras dan perjuangan yang tidak gampang,  "Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!"  (1 Korintus 9:24).  Kita yang sudah diselamatkan tetap perlu berjuang seumur hidup kita untuk memperoleh mahkota;  dan karena kita telah diselamatkan, maka kita harus terus mengerjakan keselamatan itu sampai tercapai goal yaitu kita semakin diubahkan menjadi serupa seperti Kristus  (baca  2 Korintus 3:18).

Mengerjakan keselamatan berarti kita sungguh-sungguh berjuang  "...supaya tiada beraib dan tiada bercela..."  (Filipi 2:15), ketika Tuhan datang menjemput kita!