Friday, August 11, 2017

DEMAS: Tergoda Kemilau Dunia (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Agustus 2017

Baca:  2 Timotius 4:9-18

"karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku."  2 Timotius 4:10a

Dunia saat ini adalah dunia yang begitu gencar menawarkan segala hal yang menyenangkan daging:  kemewahan, kenikmatan, pesta pora dan sebagainya.  Jika orang percaya tidak sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, melekat kepada-Nya dan berakar kuat dalam firman-Nya, ia akan mudah terbuai oleh dunia dan meninggalkan Tuhan.  Tidak sedikit orang Kristen memulai hidup kekristenannya dengan sangat baik, menempatkan Kristus di atas segala-galanya dan melayani Tuhan dengan sepenuh hati, tapi seiring berjalannya waktu kasihnya kepada Tuhan mulai memudar, Tuhan tidak lagi menjadi prioritas hidup.  Apa penyebabnya?  Karena hati mulai bercabang, mata silau dengan dunia.  Ibadah dan pelayanan tak lagi dilakukan dengan sepenuh hati, tak lebih dari sekedar rutinitas agamawi.  Rasul Paulus memperingatkan,  "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!"  (1 Korintus 10:12).

     Demas adalah salah satu contoh:  seorang yang bukan sebatas jemaat awam, tapi ia adalah orang yang sudah menyandang status sebagai pelayan Tuhan, yang memulai segala sesuatu dengan roh, tapi mengakhiri hidup dalam kedagingan karena terpesona dengan kenikmatan dunia ini.  Oleh karena hatinya terpaut pada dunia Demas pun rela meninggalkan pelayanan, meninggalkan rasul Paulus.  Agenda pelayanan sudah tidak ada lagi dalam kamus hidup Demas, yang ada adalah agenda dunia, bagaimana hidup menyenangkan dan memuaskan keinginan dagingnya.  Ada tertulis: "Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia."  (1 Yohanes 2:16).

     Mengasihi dunia ada beberapa:  1.  Keinginan mata.  Ada tertulis:  "...demikianlah mata manusia tak akan puas."  (Amsal 27:20).  2.  Keinginan daging.  Keinginan daging selalu berkaitan erat dengan nafsu, kemabukan dan segala sesuatu yang bertentangan dengan keinginan Roh  (baca  Galatia 5:17).  Rasul Paulus memperingatkan,  "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."  (Galatia 5:24),  "Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya,"  (Galatia 6:8).  3.  Keangkuhan hidup.  Karena pengaruh dunia, orang tidak lagi bermegah di dalam Tuhan.  (Bersambung)

Thursday, August 10, 2017

BERLAKULAH ADIL, SETIA DAN RENDAH HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Agustus 2017

Baca:  Mikha 6:1-16

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"  Mikha 6:8

Mikha adalah orang Moresyet, suatu kota yang berada di dekat daerah Gat  (baca  Mikha 1:14).  Arti nama Mikha adalah  'siapa Tuhan seperti Engkau.'  Mikha hidup dan melayani pada zaman Yotam, Ahas dan Hizkia.  Melalui Mikha, hamba-Nya ini, Tuhan mempunyai tuntutan terhadap umat-Nya:  berlaku adil, setia dan rendah hati.

     Adil berarti berada di tengah-tengah, jujur, lurus dan tulus;  suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran.  Adil berarti juga sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak:  keputusan hakim yang berpihak kepada yang benar;  berpegang pada kebenaran;  sepatutnya;  tidak sewenang-wenang.  Secara terminologi, adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi, ketidakjujuran;  ini berkenaan dengan hal yang patut diterima oleh seseorang  (baca  Keluaran 23:6)  dan mengarah kepada hubungan sesama manusia, antara tuan dengan hamba, atasan dengan bawahan, orangtua dengan anak, suami dengan isteri, pimpinan dengan karyawan, pemerintah dengan rakyatnya.  Dunia dipenuhi ketidakadilan, keadilan diputarbalikkan, keadilan dapat dibeli dengan uang.  Meski demikian orang percaya dituntut untuk menjadi teladan dalam hal berlaku adil.

     Setia adalah berpegang teguh  (pada janji, pendirian, dan sebagainya);  patuh;  taat.  Kesetiaan yang dimaksud bukan hanya berkaitan dengan hubungan kita dengan Tuhan, tapi juga hubungan kita dengan sesama manusia.  Kesetiaan ibarat barang berharga, sangat mahal dan langka untuk ditemukan, sebab  "...telah lenyap orang-orang yang setia dari antara anak-anak manusia."  (Mazmur 12:2).  Kesetiaan adalah salah satu karakter yang Tuhan cari dalam diri orang percaya.  "Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?"  (Amsal 20:6).

     Rendah hati adalah karakter yang Tuhan senangi, dan Ia benci dengan keangkuhan.  "Ia tidak suka kepada kegagahan kuda, Ia tidak senang kepada kaki laki-laki;"  (Mazmur 147:10).  Kegagahan kuda dan kaki laki-laki berbicara tentang manusia yang mengandalkan kekuatan sendiri  (sombong).

Sudahkah kita mempraktekkan apa yang menjadi tuntutan Tuhan ini?