Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Juli 2017
Baca: Mazmur 43:1-5
"Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam
diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya,
penolongku dan Allahku!" Mazmur 43:5
Rasa gelisah adalah perasaan yang dialami semua orang. Itu adalah hal yang wajar. Gelisah bisa diartikan rasa tidak tenteram, suasana hati yang selalu merasa khawatir, tidur tidak tenang, tidak sabar dalam hal menanti. Jika memperhatikan situasi akhir-akhir ini tidaklah mengherankan banyak orang hidup dalam kegelisahan. Jika terjadi hujan lebat orang-orang di bantaran sungai diliputi kegelisahan karena takut banjir melanda, pun mereka yang tinggal di lereng-lereng gunung yang rawan longsor. Bukan hanya itu, para isteri hatinya selalu diliputi rasa gelisah ketika melihat suaminya sering terlambat pulang dari kantor tanpa ada alasan yang jelas. Sungguh benar yang Ayub katakan, "Manusia yang lahir dari perempuan, singkat umurnya dan penuh kegelisahan." (Ayub 14:1).
Kegelisahan hebat juga pernah dialami oleh murid-murid ketika mendengar bahwa Gurunya akan pergi meninggalkan mereka, padahal Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa Ia pergi dan takkan kembali, melainkan Ia akan pergi dan segera kembali. Melihat hal itu berkatalah Tuhan kepada mereka, "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku... Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu,
Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada." (Yohanes 14:1-3). Tuhan Yesus telah memberi solusi untuk kita terbebas dari rasa gelisah yaitu percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.
Apakah Saudara saat ini sedang dalam kegelisahan karena masalah berat yang menekan? Segeralah datang kepada Tuhan Yesus dan percayalah kepada-Nya karena Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup (baca Yohanes 14:6). Ketika bertemu dengan Tuhan Yesus seorang perempuan Samaria mengalami pemulihan hidup karena ia telah menemukan jawaban dan jalan keluar dari pergumulan yang selama ini ia cari. Dan kepada Lazarus, Tuhan Yesus telah membuktikan bahwa Ia adalah Sumber hidup.
Kegelisahan takkan melanda jika kita benar-benar menyerahkan semua permasalahan hidup kepada Tuhan dan percaya kepada-Nya!
Friday, July 28, 2017
Thursday, July 27, 2017
MEMBERI PERSEMBAHAN: Perwujudan Kasih
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juli 2017
Baca: 2 Korintus 8:1-15
"Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan." 2 Korintus 8:13
Kehidupan Kristen selalu identik dengan kasih, dan perwujudan kasih adalah sebuah pemberian atau persembahan. Semakin kita bertumbuh dewasa secara rohani semakin kita mengerti bagaimana seharusnya kita mengasihi Tuhan dan memuliakan nama-Nya. Mengasihi Tuhan perlu ada bukti, bukan sekedar kata-kata hampa, yaitu melalui persembahan: "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Orang yang mengasihi Tuhan pasti tidak akan pernah hitung-hitungan dengan hartanya, waktunya, tenaganya, talentanya, dan bahkan seluruh hidupnya.
Tingkat pemberian persembahan pertama dan wajib adalah persepuluhan. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Semua orang percaya, tanpa terkecuali, wajib memberi persepuluhan. Persepuluhan itu milik Tuhan dan wajib dikembalikan kepada-Nya, karena Dia adalah Pemilik segala sesuatu dan Pemberi segala kasih karunia. Orang yang menolak untuk mengembalikan persepuluhan berarti telah menipu dan mencuri milik Tuhan. "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?' Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!" (Maleakhi 3:8).
Selanjutnya adalah persembahan khusus. Ini adalah pemberian persembahan di luar persepuluhan, yang harus diberikan secara sukarela, sukacita dan tanpa paksaan. "...jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12). Kita memberi persembahan khusus sebagai rasa syukur atas kebaikan Tuhan, untuk menolong orang lain yang kekurangan, atau mendukung pekerjaan Tuhan.
"Berilah dan kamu akan diberi... Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Lukas 6:38
Baca: 2 Korintus 8:1-15
"Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan." 2 Korintus 8:13
Kehidupan Kristen selalu identik dengan kasih, dan perwujudan kasih adalah sebuah pemberian atau persembahan. Semakin kita bertumbuh dewasa secara rohani semakin kita mengerti bagaimana seharusnya kita mengasihi Tuhan dan memuliakan nama-Nya. Mengasihi Tuhan perlu ada bukti, bukan sekedar kata-kata hampa, yaitu melalui persembahan: "...supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1). Orang yang mengasihi Tuhan pasti tidak akan pernah hitung-hitungan dengan hartanya, waktunya, tenaganya, talentanya, dan bahkan seluruh hidupnya.
Tingkat pemberian persembahan pertama dan wajib adalah persepuluhan. "Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." (Maleakhi 3:10). Semua orang percaya, tanpa terkecuali, wajib memberi persepuluhan. Persepuluhan itu milik Tuhan dan wajib dikembalikan kepada-Nya, karena Dia adalah Pemilik segala sesuatu dan Pemberi segala kasih karunia. Orang yang menolak untuk mengembalikan persepuluhan berarti telah menipu dan mencuri milik Tuhan. "Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: 'Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?' Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!" (Maleakhi 3:8).
Selanjutnya adalah persembahan khusus. Ini adalah pemberian persembahan di luar persepuluhan, yang harus diberikan secara sukarela, sukacita dan tanpa paksaan. "...jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu." (2 Korintus 8:12). Kita memberi persembahan khusus sebagai rasa syukur atas kebaikan Tuhan, untuk menolong orang lain yang kekurangan, atau mendukung pekerjaan Tuhan.
"Berilah dan kamu akan diberi... Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." Lukas 6:38
Subscribe to:
Posts (Atom)