Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 29 Juni 2017
Baca: Habakuk 3:1-19
"ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." Habakuk 3:19
Rusa adalah binatang lemah, tetapi kekuatan kaki-kakinya sangat mengagumkan karena mampu dengan lincahnya menjejak di atas bukit berbatu, melewati rintangan, hingga akhirnya sampai pada tempat tinggi dan jauh di puncak bukit. Itulah sebabnya rusa kerap kali dipakai dalam Alkitab untuk menggambarkan kekuatan dan daya tahan yang diberikan Tuhan bagi orang percaya untuk menghadapi dan melewati masa-masa sulit dalam kehidupan.
Sesungguhnya Habakuk pun punya alasan lemah dan putus asa: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil
pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan
bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu
sapi dalam kandang," (ayat 17), yang adalah gambaran suatu keadaan yang sangat memprihatinkan, "namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN," (ayat 18). Habakuk mampu bertahan di tengah kesulitan karena ia senantiasa memandang Tuhan dan mengandalkan-Nya. Tuhan-lah sumber kekuatan dalam hidupnya! Jika Tuhan yang menyertai tidak ada perkara yang mustahil.
Semua orang mengakui bahwa hidup di zaman seperti sekarang ini sangatlah berat bagaikan menempuh perjalanan di padang gurun, melewati kerikil, dan bahkan batu-batu tajam yang berat. Sebagaimana rusa adalah binatang lemah, kita pun adalah manusia lemah yang penuh keterbatasan dan rentan terhadap marabahaya. Jika rusa yang secara fisik tergolong hewan lemah, namun memiliki kaki yang mampu menjejak dia atas bebatuan dan jalan-jalan penuh cadas dan mendaki, adakah yang sukar bagi orang percaya? Bersama Tuhan kita pasti bisa melakukannya, karena "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan," (Efesus 3:20). Bersama Tuhan kita beroleh kekatan untuk menghadapi semuanya, dan bahkan membuat kita seperti rusa yang mampu menjejak di atas batu-batu permasalahan. Oleh karena itu jangan pernah menyerah pada keadaan yang seberat apa pun!
"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." Filipi 4:13
Thursday, June 29, 2017
Tuesday, June 27, 2017
GILGAL: Mata Tertuju Kepada Tuhan (2)
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Juni 2017
Baca: Yosua 5:1-12
"Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat." Yosua 5:5
Fakta penting lain berkenaan Gilgal adalah: 3. Di tempat ini orang-orang Israel disunat. Tuhan memberikan perintah kepada Yosua: "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya." (ayat 2), dan "Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh." (ayat 8). Sunat di Gilgal adalah tanda penghapusan cela Mesir (ayat 9). Alkitab menyatakan bahwa sunat adalah tanda perjanjian yang dilakukan Abraham dan keturunannya laki-laki (baca Kejadian 17:10-14).
Apa makna sunat bagi orang percaya? Sunat secara rohani adalah tanda pertobatan, yaitu tindakan memotong atau membuang segala kehidupan lama yang melekat dalam diri orang percaya, lalu berjalan dalam sebuah kehidupan baru bersama Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Rasul Paulus menegaskan, "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa," (Kolose 2:11). Setiap orang percaya yang telah meninggalkan kehidupannya yang lama adalah orang-orang yang 'bersunat', yang akan menikmati segala berkat dari perjanjian Bapa bagi Abraham. Karena itu bersunat atau tidak bersunat secara lahiriah tidaklah penting, yang penting ialah menaati hukum-hukum Tuhan (baca 1 Korintus 7:19).
4. Di Gilgal orang-orang Israel mendapatkan pembagian Tanah Perjanjian (baca Yosua 14). Salah satunya adalah Kaleb. "...Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya... karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati." (Yosua 14:13-14). Setiap orang yang percaya Kristus adalah orang-orang yang berhak menerima janji-janji-Nya, dan di dalam Dia-lah kita mendapatkan segala berkat rohani dalam sorga (baca Efesus 1:3).
Selama umat Israel hidup menurut aturan Tuhan dan mata hanya tertuju kepada-Nya, kemenangan menjadi milik mereka!
Baca: Yosua 5:1-12
"Sebab, semua orang yang keluar dari Mesir itu telah bersunat, tetapi semua orang yang lahir di padang gurun dalam perjalanan sejak keluar dari Mesir, belum disunat." Yosua 5:5
Fakta penting lain berkenaan Gilgal adalah: 3. Di tempat ini orang-orang Israel disunat. Tuhan memberikan perintah kepada Yosua: "Buatlah pisau dari batu dan sunatlah lagi orang Israel itu, untuk kedua kalinya." (ayat 2), dan "Setelah seluruh bangsa itu selesai disunat, maka tinggallah mereka di tempatnya masing-masing di perkemahan itu, sampai mereka sembuh." (ayat 8). Sunat di Gilgal adalah tanda penghapusan cela Mesir (ayat 9). Alkitab menyatakan bahwa sunat adalah tanda perjanjian yang dilakukan Abraham dan keturunannya laki-laki (baca Kejadian 17:10-14).
Apa makna sunat bagi orang percaya? Sunat secara rohani adalah tanda pertobatan, yaitu tindakan memotong atau membuang segala kehidupan lama yang melekat dalam diri orang percaya, lalu berjalan dalam sebuah kehidupan baru bersama Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Korintus 5:17). Rasul Paulus menegaskan, "Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa," (Kolose 2:11). Setiap orang percaya yang telah meninggalkan kehidupannya yang lama adalah orang-orang yang 'bersunat', yang akan menikmati segala berkat dari perjanjian Bapa bagi Abraham. Karena itu bersunat atau tidak bersunat secara lahiriah tidaklah penting, yang penting ialah menaati hukum-hukum Tuhan (baca 1 Korintus 7:19).
4. Di Gilgal orang-orang Israel mendapatkan pembagian Tanah Perjanjian (baca Yosua 14). Salah satunya adalah Kaleb. "...Yosua memberkati Kaleb bin Yefune, dan diberikannyalah Hebron kepadanya menjadi milik pusakanya... karena ia tetap mengikuti TUHAN, Allah Israel, dengan sepenuh hati." (Yosua 14:13-14). Setiap orang yang percaya Kristus adalah orang-orang yang berhak menerima janji-janji-Nya, dan di dalam Dia-lah kita mendapatkan segala berkat rohani dalam sorga (baca Efesus 1:3).
Selama umat Israel hidup menurut aturan Tuhan dan mata hanya tertuju kepada-Nya, kemenangan menjadi milik mereka!
Subscribe to:
Posts (Atom)