Tuesday, June 20, 2017

BERDOALAH MENURUT KEHENDAK TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Juni 2017

Baca:  1 Yohanes 5:13-21

"Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya."  1 Yohanes 5:15

Setiap orang percaya mempunyai hak istimewa untuk berdoa kepada Tuhan, di mana kita semua berharap doa-doa yang kita panjatkan didengar dan dijawab oleh-Nya sebagaimana yang Ia janjikan melalui firman-Nya:  "Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan."  (Matius 7:8).  Namun ternyata tidak semua doa kita didengar dan dijawab Tuhan.  Inilah yang seringkali menimbulkan kekecewaan.  Agar doa kita efektif kita perlu mengoreksi diri dan belajar meminta menurut kehendak Tuhan, bukan kehendak kita.

     Suatu ketika Filipus berkata kepada Tuhan Yesus,  "'Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.' Kata Yesus kepadanya: 'Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?'"  (Yohanes 14:8-10).  Meskipun telah bersama-sama dengan Tuhan Yesus sekian lama, makan sehidangan dengan-Nya, dan melakukan tour pelayanan bersama, Filipus masih belum juga memahami siapa sesungguhnya Tuhan Yesus sehingga ia meminta agar Tuhan Yesus menunjukkan Bapa kepadanya, ia rindu untuk melihat secara nyata.  Mungkin Filipus berharap agar Tuhan Yesus mewujudkan sosok mulia Sang Bapa, sama seperti yang dilihat oleh para nabi yang hidup di zaman Perjanjian Lama.

     Seringkali kita memiliki iman seperti Filipus, iman yang didasarkan pada hal-hal yang terlihat kasat mata.  Iman kita bangkit ketika kita melihat mujizat dinyatakan secara langsung atau melihat cahaya menyinari kita saat sedang berdoa di kamar.  Kita selalu ingin melihat sesuatu yang spektakuler untuk menguatkan iman kita.  Namun Tuhan Yesus tidak pernah mengajarkan sikap doa yang demikian, sebab jika doa dan iman bergantung pada hal-hal yang terlihat mata jasmani, kita pasti akan kecewa.

Apakah doa-doa kita sekarang ini sering terpusat pada memaksa Tuhan untuk memperlihatkan sesuatu yang bisa terlihat?

Monday, June 19, 2017

TAK BERSEMANGAT MENJALANI HIDUP (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Juni 2017

Baca:  Yesaya 40:27-31

"Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya."  Yesaya 40:29

Keadaan sangat kontradiktif dialami Elia saat berada di gunung Horeb:  ia yang sebelumnya memiliki semangat yang berapi-api, perlahan mulai padam;  yang sebelumnya penuh keyakinan, kini hilang pengharapan, sampai-sampai tidak memiliki gairah hidup.  "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku."  (1 Raja-Raja 19:4b).

     Orang yang bersemangat tidak mudah menyerah dan tidak terpengaruh oleh situasi apa pun.  Artinya tindakan atau perbuatannya tidak ditentukan atau dipengaruhi oleh keadaan, karena ia memiliki target dan tujuan yang ingin dicapai.  Oleh sebab itu orang yang bersemangat pasti memiliki sikap yang optimis karena tahu bahwa  "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."  (Filipi 4:13).  Melihat keterpurukan Elia ini Tuhan tidak tinggal diam, lalu memberikan perhatian kepadanya.  Tuhan membiarkan Elia istirahat dan tertidur, lalu Ia mengirim malaikat-Nya untuk memberinya makan  (1 Raja-Raja 19:6-7).  Tuhan membangkitkan semangat Elia yang mulai pudar dan mengingatkan kembali visinya semula:  "Pergilah, kembalilah ke jalanmu, melalui padang gurun ke Damsyik, dan setelah engkau sampai, engkau harus mengurapi Hazael menjadi raja atas Aram."  (1 Raja-Raja 19:15).

     Pengalaman hidup Elia ini menjadi pelajaran berharga bagi kita.  Apa pun kondisi yang sedang terjadi tetaplah memiliki semangat!  Tanpa semangat kita tidak pernah mencapai goal, karena dengan bersemangat kita akan tetap mengarahkan pandangan kita kepada tujuan dan berusaha sedemikian rupa untuk mencapainya.  Satu hal yang menguatkan:  dalam keadaan terpuruk sekali pun, ketika orang-orang terdekat meninggalkan kita, percayalah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Dia akan terus meng-support kita.  "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  (Yesaya 46:4).

Oleh karena itu  "...kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!"  2 Tawarikh 15:7