Sunday, June 18, 2017

TAK BERSEMANGAT MENJALANI HIDUP (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Juni 2017

Baca:  1 Raja-Raja 19:1-8

"Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana."  1 Raja-Raja 19:3

Siapa di antara kita kebal masalah?  Tak ada!  Tak terkecuali mereka yang berstatus hamba Tuhan atau pendeta sekali pun.  Ya...  Musa juga mengakui bahwa masalah, kesesakan, penderitaan adalah bagian hidup sehari-hari dan itulah kebanggaan hidup manusia  (baca  Mazmur 90:10).  Namun orang percaya tak boleh menyerah dan putus asa, karena  "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."  (1 Korintus 10:13).

     Bukan perihal besar-kecil, berat-ringan masalah yang dihadapi, yang terpenting adalah bagaimana sikap kita saat berhadapan dengan masalah itu sendiri.  Putus asa, patah semangat, menyerah di tengah jalan adalah sikap yang justru akan semakin menenggelamkan kita ke jurang permasalahan yang dalam.  Untuk menang terhadap masalah dibutuhkan sikap yang pantang menyerah dan semangat yang tiada kunjung pudar.  Elia, meskipun berstatus nabi Tuhan, juga pernah mengalami masalah yang membuatnya tidak lagi bersemangat dalam menjalani hidup.  Padahal sebelum itu Elia meraih kemenangan besar di gunung Karmel yaitu berhasil membunuh 450 nabi baal.  Ketika berita itu sampai ke Izebel,  "maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: 'Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.'"  (1 Raja-Raja 19:2).

     Karena ancaman Izebel ini Elia pun menjadi sangat takut dan larilah ia untuk menyelamatkan diri ke gunung Horeb.  Keadaan Elia benar-benar drop:  selain lelah jasmani -setelah menempuh perjalanan panjang 40 hari 40 malam-, ia juga mengalami kelelahan rohani yang membuatnya putus asa dan hilang semangat.

"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?"  Amsal 18:14

Saturday, June 17, 2017

TAK ADA YANG SANGGUP MENOLONG SELAIN TUHAN (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Juni 2017

Baca:  Mazmur 121:1-8

"Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi."  Mazmur 121:2

Ada banyak orang Kristen yang gampang sekali putus asa ketika diperhadapkan pada pergumulan hidup yang berat, karena mereka berpikir Tuhan tidak memperdulikan hidupnya.  Itu salah besar!  Tidak sekalipun Tuhan meninggalkan dan membiarkan umat-Nya bergumul sendirian.  Tuhan berkata,  "Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu."  (Yesaya 46:4), bahkan pemazmur menegaskan bahwa Penjaga Israel tidak terlelap dan tidak tertidur  (Mazmur 121:4).  Jika Tuhan mengijinkan kita melewati masa-masa sulit itu artinya Dia sedang melatih kita untuk bergantung penuh kepada-Nya.

     Jangan pernah lari dari prosesnya Tuhan.  Mungkin terasa sakit tapi mendatangkan kebaikan bagi kita, sebab proses butuh waktu dan ketekunan.  "Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu."  (Ibrani 10:36).  Berbeda sekali dengan dunia yang selalu menawarkan segala sesuatu yang serba instan:  pertolongan, uang/kekayaan, jabatan atau popularitas.  Tergiur iming-iming bisa melipatgandakan uang atau investasi dengan bunga yang sangat tinggi, tanpa berpikir panjang banyak orang datang berbondong-bondong menyerahkan uangnya.  Hasilnya?  Bukannya beruntung tapi malah buntung.  Jadi Saudaraku, sesulit apa pun keadaan tetap arahkan pandangan kepada Tuhan.  Kalau sepertinya Tuhan begitu jauh, kita harus tetap mengimani kebenaran ini:  "Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."  (Mazmur 121:5).

     Di ujung dunia mana pun kita takkan pernah menemukan pertolongan dan perlindungan yang sempurna.  Dapatkah kita menjaga dan melindungi keluarga kita selama 24 jam penuh?  Takkan bisa.  Perhatikan janji firman-Nya:  "Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya."  (Mazmur 121:6-8).

Pertolongan dan perlindungan yang sempurna hanya kita dapatkan di dalam Tuhan, karena Dia Tuhan yang tidak pernah terlelap!