Sunday, May 28, 2017

BANGKIT BERSAMA KRISTUS: Kedagingan Harus Mati (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Mei 2017

Baca:  Kolose 3:1-4

"Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah."  Kolose 3:3

Rasul Paulus mengingatkan,  "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar."  (1 Tesalonika 5:6).  Ingat!  Waktu dan kesempatan kita untuk hidup di dunia ini adalah terbatas, karena itu jangan sampai disia-siakan, kita harus mempergunakannya dengan sebaik mungkin.

     Tatkala orang-orang di luar Tuhan sedang disibukkan dengan perkara-perkara duniawi, dan berupaya untuk memuaskan segala keinginan dagingnya, orang percaya justru dituntut untuk menunjukkan kualitas hidup yang berbedda,  "...supaya kita jangan hanyut dibawa arus."  (Ibrani 2:1).  Mengapa?  Karena status kita adalah manusia baru.  Hidup sebagai manusia baru bukan sekedar tampak aktif dalam kegiatan-kegiatan rohani  (pelayanan)  saja.  "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna."  (Roma 12:2).  Hanya dengan mematikan segala keinginan daging dan hal-hal yang duniawi maka kita akan tampil sebagai pribadi yang berbeda.  Hanya dengan cara ini kehidupan kita akan memancarkan hal-hal sorgawi dan Kristus dimuliakan di dalam kita.  Selama kita masih hidup dalam kedagingan berarti kita belum mengalami kematian di dalam Tuhan, sebab kematian di dalam Tuhan itu berkenaan dengan usaha untuk memadamkan atau mematikan segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan.

     Rasul Petrus menasihati,  "Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat."  (1 Petrus 1:18-19).  Sebagai umat yang telah ditebus oleh darah Kristus, hidup kita sekarang bukan lagi milik kita sendiri, namun sepenuhnya menjadi milik Tuhan untuk kepentingan Tuhan dan kemuliaan nama Tuhan.

"Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"  1 Korintus 6:20

Saturday, May 27, 2017

BANGKIT BERSAMA KRISTUS: Kedagingan Harus Mati (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Mei 2017

Baca:  Kolose 3:1-4

"Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah."  Kolose 3:1

Menjalani hidup sebagai manusia baru adalah hal yang mutlak bagi semua orang percaya.  Mengapa?  Karena  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Jadi, jika ada orang Kristen yang hidupnya masih belum berubah 100% atau masih menjalani hidup sebagai manusia lama  (berkompromi dengan dosa), maka kekristenannya patut dipertanyakan!  Kita layak disebut manusia baru di dalam Kristus apabila kita benar-benar menanggalkan kehidupan lama, mematikan segala keinginan yang sifatnya duniawi.  Apa dasarnya?  Karena kita telah  "...dibangkitkan bersama dengan Kristus,"  (ayat nas).

     Untuk bisa menjadi satu dalam kebangkitan Kristus orang harus menjadi satu juga dalam kematian-Nya, artinya mau membayar harga, bersedia taat sepenuhnya kepada kehendak Tuhan, seperti Kristus yang taat tak bersyarat kepada kehendak Bapa,  "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."  (Filipi 2:6-8).  Karena ketaatan-Nya yang tanpa syarat kepada Bapa akhirnya Kristus menjadi pokok keselamatan bagi semua orang yang taat kepada-Nya, seperti tertulis:  "Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,"  (Ibrani 5:8-9).

     Oleh karena itu setiap orang percaya wajib mengikuti teladan Kristus, yang telah mematikan kehendak sendiri untuk melakukan kehendak bapa dan menyelesaikan misi yang Bapa percayakan kepada-Nya.  "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya."  (Yohanes 4:34).  Mati terhadap segala keinginan daging atau hal-hal duniawi bukanlah proses yang instan dan mudah, tapi meliputi seluruh aspek kehidupan kita dan berlangsung seumur hidup kita.

Tanda nyata orang hidup sebagai manusia baru adalah kedagingannya mati!