Saturday, May 20, 2017

TIDAK LAGI MEMEGANG KOMITMEN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Mei 2017

Baca:  1 Samuel 13:1-22

"Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya."  1 Samuel 13:13

Di zaman sekarang ini tidaklah mudah menemukan orang yang benar-benar memiliki komitmen terhadap suatu hal.  Umumnya orang mau melakukan sesuatu yang penuh komitmen apabila diiming-imingi bonus atau hadiah yang menggiurkan.  Orang juga akan bersemangat melakukan sesuatu ketika mood-nya lagi dapat.  Begitu mood-nya gak dapat, semangatnya untuk melakukan sesuatu pun meredup.  Seseorang yang punya komitmen pasti tidak mempunyai alasan apa pun untuk berhenti di tengah jalan meski ada rintangan yang menghadang di depan, apalagi sampai ingkar.

     Komitmen adalah hal yang sangat dibutuhkan dalam meraih kesuksesan atau keberhasilan.  Orang bisa saja dengan mudah mengucapkan komitmen, tapi tindakanlah yang akan membuktikan sebuah komitmen.  Saul adalah raja pertama Israel yang pada awalnya tampak hebat dan berkomitmen untuk hidup taat, tetapi apa yang menjadi komitmennya ketika diurapi menjadi raja tidak lagi mampu dipertahankannya, justru pelanggaran demi pelanggaran dilakukan oleh Saul;  dan ketika ditegur oleh Samuel, bukannya menyesali kesalahannya, malah ia selalu berkilah.  Perbuatan Saul ini sangat menyakiti hati Tuhan.  Oleh karena gagal memegang komitmennya akhirnya Saul harus menelan pil pahit, ia ditolak sebagai raja, dan bahkan Tuhan menyatakan penyesalan-Nya:  "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku."  (1 Samuel 15:11).

     Komitmen adalah hal penting yang harus dimiliki oleh setiap orang yang sudah mengambil keputusan untuk percaya kepada Tuhan Yesus, yaitu komitmen untuk taat kepada perintah-perintah-Nya dan setia mengikuti-Nya sampai garis akhir hidup.  Tuhan Yesus berkata,  "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."  (Roma 14:8).  Milikilah komitmen seperti rasul Paulus,  "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan."  (Roma 14:8).

Orang yang punya komitmen takkan berubah sikap, apa pun keadaannya!

Friday, May 19, 2017

PERISAI IMAN: Ada Jaminan Kemenangan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Mei 2017

Baca:  Mazmur 3:1-9

"Tetapi Engkau, TUHAN, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku."  Mazmur 3:4

Di tengah-tengah dunia yang penuh gejolak ini rasul Paulus mengingatkan agar dalam segala keadaan kita menggunakan perisai iman!  Dengan perisai iman kita dapat menangkal setiap serangan musuh.  Ketika berada dalam keadaan terjepit karena tekanan dan serangan musuh, dan ketika orang-orang mengatakan bahwa tidak ada pertolongan, Daud justru menemukan kekuatan di dalam Tuhan, karena ia sangat percaya bahwa Tuhan adalah perisai yang melindunginya.  "Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku."  (ayat 7).  Sungguh... Tuhan telah menjadi perisai hidup Daud!

     Sebagai perisai artinya Tuhan yang melindungi kita dan memadamkan segala serangan musuh.  Bukan berarti peperangan telah usai atau serangan musuh berhenti, karena Iblis selalu mencari cara dan celah untuk menyerang,  "...menunggu waktu yang baik."  (Lukas 4:13).  Alkitab menasihatkan agar kita selalu berjaga-jaga dan berdoa, dan  "...dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman,"  (Efesus 6:16).  Karena Tuhan menjadi perisai kita, maka kita tetap terlindungi dan tak mudah untuk ditaklukkan.  Untuk mendapatkan perlindungan dari Tuhan kita harus memiliki iman yang tertuju hanya kepada Tuhan, yaitu iman yang tidak tergantung pada keadaan atau situasi.

     Orang yang memiliki iman di dalam Tuhan akan tetap percaya, walaupun apa yang terlihat tidak sesuai dengan kenyataan.  Sehebat apa pun serangan yang dilancarkan oleh pihak musuh, sedahsyat apa pun goncangan, kita tetap tenang karena Tuhan di pihak kita,  "sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."  (1 Yohanes 5:4).  Karena ada perlindungan yang pasti dari Tuhan kita menjadi tenang, dan dalam keadaan tenang kita pun dapat berpikir bagaimana mengalahkan dan menghancurkan musuh.  Ada tertulis:  "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15).  Bila Tuhan yang menjadi perisai ada jaminan kemenangan bagi yang percaya kepada-Nya.

"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya."  Mazmur 20:7