Thursday, May 11, 2017

TUHAN ADALAH KOTA BENTENG ORANG PERCAYA (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 11 Mei 2017

Baca:  Mazmur 46:1-12

"Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan,"  Mazmur 46:12

Di zaman dahulu setiap kota selalu memiliki benteng, pintu gerbang kota dan juga tembok yang mengelilingi kota itu, dengan tujuan supaya kota itu terjaga aman dan terlindungi dari serangan musuh.  Namun bagaimanapun juga perlindungan dan penjagaan yang dibangun oleh manusia adalah terbatas adanya, tidak seratus persen dapat memberikan jaminan keamanan dan keselamatan yang sempurna.  "...jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga."  (Mazmur 127:1b).

     Bani Korah dalam nyanyiannya menyatakan bahwa kota benteng orang percaya adalah Tuhan, Dialah bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan.  Artinya ketika kita masuk ke kota benteng perlindungan itu kita akan beroleh jaminan keamanan, ketenangan dan perlindungan, karena  "Allah ada di dalamnya, kota itu tidak akan goncang;"  (Mazmur 46:6).  Adakah tempat di dunia ini yang dapat menjamin keamanan dan perlindungan bagi manusia?  Tidak ada.  Di masa sekarang ini banyak orang mengalami ketakutan yang luar biasa karena goncangan terjadi di mana-mana,  "Bangsa-bangsa ribut, kerajaan-kerajaan goncang..."  (Mazmur 46:7), namun sebagai orang percaya kita tidak perlu kuatir dan takut,  "...karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,"  (Ibrani 12:28).  Sekalipun musuh menyerang, sekalipun setiap hari kita disuguhi berita-berita menggemparkan, perlindungan yang Tuhan sediakan sudah lebih dari cukup untuk membuat kita aman, tenteram dan merasakan damai sejahtera yang luar biasa.

     Tuhan sebagai kota benteng berarti Ia adalah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan bagi kita.  Ada banyak orang mengeluh, berputus asa atau frustasi karena merasa sudah tidak kuat, tidak sanggup dan tidak mampu menanggung beban hidup yang teramat berat.  Dalam kondisi seperti itu mereka bukannya mencari Tuhan, tetapi menempuh cara-cara instan dengan melakukan tindakan kompromi dengan dosa alias berbuat nekat.  Solusi atau jalan keluar tidak mereka dapatkan, mereka justru semakin terjerumus ke lubang yang semakin dalam.  "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut."  (Amsal 14:12).

Adalah sia-sia belaka jika kita mencari pertolongan di luar Tuhan!

Wednesday, May 10, 2017

YOSUA: Pemegang Tongkat Estafet (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 10 Mei 2017

Baca:  Ulangan 31:1-8

"Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."  Ulangan 31:6

Ketika dipilih Tuhan untuk menggantikan Musa, kemungkinan besar respons Yosua adalah terkejut, gelisah, dan tidak tenang, kemungkinan juga ada keraguan dan kekuatiran berkecamuk dibenaknya:  dapatkah ia memimpin suatu bangsa yang besar ini, bagaimana reaksi umat Israel jika ternyata kemampuannya dalam memimpin tidak sebanding dengan pemimpin sebelumnya  (Musa).  Itu sebabnya, Musa memberikan nasihat yang menguatkan dan meneguhkan,  "...janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."  (ayat nas).

     Menjadi pemimpin adalah sebuah kepercayaan yang tidak semua orang bisa mendapatkannya!  Yosua harus menangkap ini sebagai kesempatan untuk memaksimalkan semua potensi yang sudah Tuhan taruh dalam hidupnya.  Memang untuk mengerjakan visi besar dari Tuhan yaitu menuntun bangsa Israel menuju Tanah perjanjian, bukanlah perkara mudah, karena ada banyak sekali tantangan dan juga musuh-musuh yang harus ditaklukkan.  Jadi, seorang pemimpin haruslah bermental baja, berani dan tidak mudah menyerah.  Yang perlu ditegaskan lagi kepada Yosua bahwa ia tidak sendirian,  "Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati."  (ayat 8).  Karena itu Yosua harus terus maju dengan berpegang teguh kepada janji firman Tuhan.  "Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa."  (Yosua 1:3).

     Tuhan memberikan kunci rahasia untuk mencapai keberhasilan:  "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."  (Yosua 1:8).

Kunci kepemimpinan yang berhasil adalah berjalan bersama Tuhan, senantiasa mengandalkan-Nya, dan berpegang teguh pada janji firman-Nya!