Saturday, April 15, 2017

PENDERITAAN KRISTUS DI KAYU SALIB

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 April 2017

Baca:  Yohanes 19:28-37

"Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."  Yohanes 19:30

Penderitaan yang tiada terbayangkan dirasakan oleh orang yang mengalami penghukuman di kayu salib.  Karena ketika orang dalam posisi tergantung sedikit saja bergerak akan menimbulkan sakit yang luar biasa.  Dikenal ada dua cara untuk menyalibkan orang yaitu diikat memakai tali dan dipaku.  Tuhan Yesus kemungkinan mengalami kedua cara itu!  Ketika Tomas berkata,  "'Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.'"  (Yohanes 20:27), berkatalah Tuhan Yesus kepadanya:  "'Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.'"  (Yohanes 20:27).

     Secara medis jika orang digantung dengan kedua tangan terangkat ke atas, maka darahnya akan dengan cepat mengalir turun ke bagian bawah tubuhnya.  Diperkirakan antara 6 sampai 12 menit tekanan darahnya akan turun menjadi separuhnya, sementara denyut jantung akan meningkat dua kali lipat.  Jantung akan kekurangan darah dan segera diikuti dengan pingsan.  Hal ini akan memicu kematian karena gagal jantung.  Namun apabila orang yang disalibkan belum mati dalam 2 atau tiga hari kemudian mereka akan dipercepat dengan cara crucifragium atau pematahan kaki.  "...tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,"  (Yohanes 19:33).  Artinya Tuhan Yesus tidak sempat dipatahkan kaki-Nya karena Ia telah mati terlebih dahulu beberapa jam setelah disalibkan.

     Fakta ini semakin menegaskan bahwa Tuhan Yesus benar-benar mati di kayu salib,  "Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,"  (1 Korintus 15:3).  Dan bukan kebetulan jika Tuhan Yesus disalibkan di antara dua orang penjahat yang adalah gambaran keberadaan manusia yang berdosa.

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."  Lukas 5:32

Friday, April 14, 2017

KEMATIAN KRISTUS: Menggantikan Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2017

Baca:  Roma 6:1-14

"Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  Roma 6:6

Jumat Agung merupakan momen agung di dalam sejarah, di mana Tuhan yang menjadi manusia rela disalibkan dan mati demi menebus dosa semua manusia.  Di dalam salib ada penebusan Kristus yang memperdamaikan dan meredakan murka Allah.  "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).

     Maut berbicara tentang kematian kekal yaitu penderitaan tiada akhir.  Maut tidak bisa ditukar atau digantikan dengan ibadah, perbuatan baik, amal dan sebagainya.  Maut hanya bisa dibayar dengan nyawa!  Sesungguhnya kematian adalah bagian kita sebagai orang berdosa,  "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,"  (Roma 3:23).  Namun Yesus berkata,  "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."  (Lukas 19:10).  Untuk menyelamatkan manusia yang terhilang  (berdosa)  Yesus harus mati untuk itu.  Penderitaan dan kematian yang seharusnya kita tanggung ditanggung-Nya di atas kayu salib.  "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  (2 Korintus 5:21).  Tanpa melalui pengorbanan Kristus kita tak beroleh jalan masuk menuju kehidupan kekal, semua karena kasih karunia Allah semata yang rela memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, mati bagi kita, Dialah jalan keselamatan dan pengantara kita.  "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"  (1 Timotius 2:5).

     Bagi kebanyakan orang berita penebusan Kristus di kayu salib adalah suatu kebodohan  (baca  1 Korintus 1:18), bagaimana mungkin Tuhan disalibkan oleh manusia ciptaan-Nya.  Kalau Kristus itu Tuhan seharusnya Ia bisa membuktikan kuasa-Nya dengan meloloskan diri dari penyaliban.  Yesus bisa saja menyelamatkan diri dari penyaliban, tapi bukan itu yang menjadi misi kedatangan-Nya ke dunia ini!

"...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  Matius 20:28