Friday, April 14, 2017

KEMATIAN KRISTUS: Menggantikan Kita

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 April 2017

Baca:  Roma 6:1-14

"Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa."  Roma 6:6

Jumat Agung merupakan momen agung di dalam sejarah, di mana Tuhan yang menjadi manusia rela disalibkan dan mati demi menebus dosa semua manusia.  Di dalam salib ada penebusan Kristus yang memperdamaikan dan meredakan murka Allah.  "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).

     Maut berbicara tentang kematian kekal yaitu penderitaan tiada akhir.  Maut tidak bisa ditukar atau digantikan dengan ibadah, perbuatan baik, amal dan sebagainya.  Maut hanya bisa dibayar dengan nyawa!  Sesungguhnya kematian adalah bagian kita sebagai orang berdosa,  "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,"  (Roma 3:23).  Namun Yesus berkata,  "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."  (Lukas 19:10).  Untuk menyelamatkan manusia yang terhilang  (berdosa)  Yesus harus mati untuk itu.  Penderitaan dan kematian yang seharusnya kita tanggung ditanggung-Nya di atas kayu salib.  "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  (2 Korintus 5:21).  Tanpa melalui pengorbanan Kristus kita tak beroleh jalan masuk menuju kehidupan kekal, semua karena kasih karunia Allah semata yang rela memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, mati bagi kita, Dialah jalan keselamatan dan pengantara kita.  "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,"  (1 Timotius 2:5).

     Bagi kebanyakan orang berita penebusan Kristus di kayu salib adalah suatu kebodohan  (baca  1 Korintus 1:18), bagaimana mungkin Tuhan disalibkan oleh manusia ciptaan-Nya.  Kalau Kristus itu Tuhan seharusnya Ia bisa membuktikan kuasa-Nya dengan meloloskan diri dari penyaliban.  Yesus bisa saja menyelamatkan diri dari penyaliban, tapi bukan itu yang menjadi misi kedatangan-Nya ke dunia ini!

"...Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."  Matius 20:28

Thursday, April 13, 2017

MANUSIA JATUH KE DALAM DOSA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 April 2017

Baca:  Kejadian 3:1-24

"Lalu TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil."  Kejadian 3:23

Berfirmanlah Allah kepada manusia,  "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."  (Kejadian 2:16-17).  Allah melarang manusia memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan jahat, sebab jika mereka memakannya seketika itu juga mereka akan mati.

     Yang dimaksudkan  'mati'  di sini bukan mati secara jasmaniah tapi mati secara roh.  Iblis mengetahui kebenaran ini, sehingga dengan segala tipu muslihatnya, ia masuk ke taman Eden dalam bentuk ular,  "Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat..."  (Kejadian 3:1).  Dengan sedikit memelintir firman Iblis berkata kepada Hawa,  "'Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.'"  (Kejadian 3:4-5).  Hawa termakan oleh tipuan Iblis sehingga hatinya menjadi ragu dan bimbang terhadap firman.  "Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya."  (Kejadian 3:6).  Firman Allah itu bukan untuk diragukan, dipertanyakan, atau diperdebatkan, melainkan hanya untuk ditaati sepenuhnya.  Adam dan Hawa telah melanggar apa yang difirmankan Allah dan membiarkan dirinya dalam jerat Iblis.  Jatuhlah manusia pertama itu dalam dosa!

     Karena pemberontakkannya ini  (berdosa)  manusia harus menanggung akibatnya:  "TUHAN Allah mengusir dia dari taman Eden..."  (Kejadian 3:23)  dan harus mengalami berbagai penderitaan dan pada akhirnya mati.  "Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa."  (Roma 5:12).

Karena satu orang telah berbuat dosa maka semua orang hidup di bawah hukum dosa dan terpisah dari Allah!