Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 April 2017
Baca: Amsal 30:24-28
"semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas," Amsal 30:25
Dalam amsalnya Agur bin Yake menasihati kita agar mau belajar dari kehidupan empat binatang yang paling kecil dan lemah di bumi yaitu semut, kancil, belalang dan cicak. Umumnya orang akan diminta belajar atau menimba ilmu dari mereka-mereka yang besar, lebih hebat dan berpengalaman lebih, tetapi firman Tuhan hari ini justru mengajak kita untuk belajar bukan dari mereka yang tampak hebat dan besar, melainkan dari empat binatang yang paling kecil; dan kita tak perlu merasa malu!
Mengapa kita juga harus belajar dari hal-hal yang kecil? Sebab manusia seringkali hanya memikirkan perkara-perkara yang besar dan heboh, tetapi mereka melewatkan dan mengabaikan hal-hal kecil. Padahal semua perkara besar selalu berawal atau dimulai dari perkara-perkara kecil terlebih dahulu. Begitu pula untuk dapat dipercaya mengerjakan perkara-perkara besar kita harus terlebih dahulu menunjukkan kesetiaan dalam mengerjakan perkara kecil. "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara
kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10). Pada kesempatan ini kita akan belajar dari semut, binatang kecil yang mempunyai sifat rajin. Untuk mencari makan saja mereka harus menempuh perjalanan yang cukup jauh. Ketika telah menemukan makanan ia tidak bersikap serakah, melainkan melapor kepada teman-temannya dan mengajak mereka untuk beramai-ramai mengangkat makanan itu. Inilah sifat-sifat semut yang patut kita teladani. Semut dikenal sebagai binatang yang rajin bekerja alias tidak malas! Mereka keluar mencari makanan pada waktu musim panas, sehingga pada waktu musim hujan tiba mereka sudah mempunyai persediaan makanan.
Banyak orang memiliki keinginan yang tinggi tapi malas untuk bekerja dan berusaha! Tak salah jika keinginan itu akhirnya hanya sekedar angan-angan. Mereka gagal bukan karena tidak mampu, melainkan karena mereka tidak mau berusaha alias malas! Sedikit saja menemui kesulitan dan tantangan, pemalas pasti akan berhenti berusaha dan menyerah. Padahal setiap kali kesulitan atau tantangan datang Tuhan selalu memberikan jalan keluar bagi kita (baca 1 Korintus 10:13b). (Bersambung)
Sunday, April 2, 2017
Saturday, April 1, 2017
IMAN PERCAYA: Kunci Kesembuhan Ilahi
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 April 2017
Baca: Mazmur 103:1-22
"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu," Mazmur 103:3
Tujuan dokter atau tabib memberikan obat kepada pasiennya adalah supaya si pasien mengalami kesembuhan dari sakit-penyakit yang dideritanya, karena "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12). Untuk membeli obat diperlukan uang atau biaya, namun untuk mendapatkan kesembuhan ilahi (mujizat) dari Tuhan kita tidak perlu mengeluarkan uang dari dompet, tidak diperlukan uang satu sen pun, yang diperlukan adalah iman atau percaya.
Tuhan sama sekali tidak membutuhkan uang kita karena Dia adalah si empunya segala-galanya. Yang Ia cari dalam diri kita adalah iman kita. "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Jadi syarat mendasar untuk menerima kesembuhan Ilahi adalah beriman 100% kepada Tuhan Yesus, sebagaimana yang Ia katakan, "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Matius 9:29). Sakit-penyakit apa pun tidak menjadi persoalan bagi Tuhan karena Dia adalah Dokter di atas segala dokter, Tabib yang ajaib. Tuhan bukan saja mampu menyembuhkan segala jenis penyakit yang diderita oleh manusia, bahkan orang yang sudah mati sekali pun sanggup dibangkitkan-Nya. Contoh adalah ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus, orang yang sudah empat hari mati (baca Yohanes 11:43-44). Kita harus percaya bahwa kuasa Tuhan Yesus tidak pernah berubah, "...tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Mujizat Tuhan pasti dinyatakan asal kita percaya dengan tidak bimbang, "...sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:6-7).
Apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan! Tanpa iman percaya kesembuhan Ilahi tidak akan pernah kita alami. Kesembuhan Ilahi itulah yang disebut mujizat! Alkitab menyatakan, "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17). Jangan pernah berhenti percaya dan tetap nanti-nantikan Tuhan sampai Ia bekerja di dalam kita!
"Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." 1 Petrus 2:24b
Baca: Mazmur 103:1-22
"Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu," Mazmur 103:3
Tujuan dokter atau tabib memberikan obat kepada pasiennya adalah supaya si pasien mengalami kesembuhan dari sakit-penyakit yang dideritanya, karena "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Matius 9:12). Untuk membeli obat diperlukan uang atau biaya, namun untuk mendapatkan kesembuhan ilahi (mujizat) dari Tuhan kita tidak perlu mengeluarkan uang dari dompet, tidak diperlukan uang satu sen pun, yang diperlukan adalah iman atau percaya.
Tuhan sama sekali tidak membutuhkan uang kita karena Dia adalah si empunya segala-galanya. Yang Ia cari dalam diri kita adalah iman kita. "Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Jadi syarat mendasar untuk menerima kesembuhan Ilahi adalah beriman 100% kepada Tuhan Yesus, sebagaimana yang Ia katakan, "Jadilah kepadamu menurut imanmu." (Matius 9:29). Sakit-penyakit apa pun tidak menjadi persoalan bagi Tuhan karena Dia adalah Dokter di atas segala dokter, Tabib yang ajaib. Tuhan bukan saja mampu menyembuhkan segala jenis penyakit yang diderita oleh manusia, bahkan orang yang sudah mati sekali pun sanggup dibangkitkan-Nya. Contoh adalah ketika Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus, orang yang sudah empat hari mati (baca Yohanes 11:43-44). Kita harus percaya bahwa kuasa Tuhan Yesus tidak pernah berubah, "...tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Mujizat Tuhan pasti dinyatakan asal kita percaya dengan tidak bimbang, "...sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan." (Yakobus 1:6-7).
Apa yang mustahil bagi manusia tidak mustahil bagi Tuhan! Tanpa iman percaya kesembuhan Ilahi tidak akan pernah kita alami. Kesembuhan Ilahi itulah yang disebut mujizat! Alkitab menyatakan, "Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita." (Matius 8:17). Jangan pernah berhenti percaya dan tetap nanti-nantikan Tuhan sampai Ia bekerja di dalam kita!
"Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh." 1 Petrus 2:24b
Subscribe to:
Posts (Atom)