Friday, March 31, 2017

TUHAN ADALAH SUMBER KESELAMATAN KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 31 Maret 2017

Baca:  Mazmur 62:1-13

"Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah."  Mazmur 62:3

Sebagai manusia kita tak terlepas dari peristiwa-peristiwa yang terkadang membuat hati letih lesu.  Dan apabila tak terkendalikan, perasaan itu akan berubah menjadi suatu tekanan yang menghimpit dan mengakibatkan orang menjadi depresi.  Depresi adalah suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun waktu tertentu.  Hal itu bisa mengakibatkan seseorang merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk melakukan sesuatu dan cenderung menyalahkan diri sendiri.

     Ketika menghadapi situasi-situasi sulit, saat itulah kematangan iman orang percaya dapat diukur dan dinilai kadarnya.  Jadi yang menjadi ukuran bukan seberapa tinggi tingkat pendidikan atau harta kekayaan yang dimiliki.  Orang yang karib dengan Tuhan pasti tidak akan gelisah dan takkan goyah imannya, sebab ia tahu persis bahwa Tuhan adalah gunung batu, keselamatan dan kota benteng hidupnya.  Daud pun pernah mengalami hal yang sama, namun ia terus menguatkan diri:  "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah!"  (Mazmur 42:6).  Dalam keletihan batinnya ia segera mendekat kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya, sebab  "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku."  (Mazmur 62:2).  Tepatlah bila Daud segera mengambil langkah mencari Tuhan, sebab ketika dalam tekanan berat acapkali manusia kehilangan akal sehatnya.

     Bukankah saat-saat ini goncangan terjadi di mana-mana dan sangat meresahkan hati?  Banyak dijumpai orang-orang Kristen mengalami degradasi iman sehingga mereka pun tidak segan-segan melepaskan kepercayaannya kepada Kristus demi mendapatkan jaminan keamanan dari manusia.  Mereka lebih rela menempuh jalan yang berlawanan dengan kehendak Tuhan daripada harus menderita atau kehilangan kesempatan untuk meraih kedudukan dalam dunia ini.  Hal itu seharusnya tidak boleh terjadi!  Karena bagi orang percaya telah tersedia tempat pengungsian yang aman, yaitu di bawah naungan sayap-Nya di mana kita pasti terjaga aman!

Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, dan sebagai penolong dalam kesesakan, sungguh benar-benar terbukti!  (baca  Mazmur 46:2)

Thursday, March 30, 2017

PERTOLONGAN TERHADAP LAWAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 30 Maret 2017

Baca:  Mazmur 108:1-14

"Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sia penyelamatan dari manusia."  Mazmur 108:13

Perjalanan hidup yang kita tempuh selama hidup di dunia ini tidaklah selalu berupa jalan yang mulus, ada kalanya kita menghadapi ujian dan rintangan.  Terkadang langkah kaki kita tersandung dan terkadang pula ada jegalan-jegalan dari lawan yang berusaha untuk menjatuhkan.  Kita tidak perlu terkejut akan hal ini, karena hampir semua orang pasti pernah mengalaminya.

     Yang disebut lawan di dalam Alkitab ada dua macam, satu pihak adalah Iblis yang merupakan lawan utama, sedangkan yang lain adalah manusia, yang memusuhi dan berusaha untuk menjatuhkan serta menghancurkan.  Mereka memposisikan sebagai oposisi dan berusaha untuk merintangi lingkup gerak kita.  Tak terkecuali raja Daud yang juga harus menghadapi lawan-lawan di sepanjang hidupnya.  Manusia-manusia yang menjadi lawan Daud adalah manusia-manusia yang hatinya dipengaruhi oleh Iblis.  Bagaimana sikap orang percaya ketika berada di situasi sulit seperti ini?  Kita tak perlu panik dan berusaha menyingkirkan lawan dengan kekuatan sendiri.  Serahkanlah semua itu kepada Tuhan melalui doa, karena Dia adalah Hakim yang adil.  Kita dapat berdoa memohon kemenangan dan pembelaan dari Tuhan seperti Daud berdoa  (ayat nas).

     Jangan sekali-kali kita menaruh harap atau mencari pertolongan kepada manusia!  "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN."  (Yesaya 31:1).  Selama kita masih mencari pertolongan kepada manusia kita meremehkan kuasa Tuhan dan menempatkan Dia hanya sebagai alternatif.  Berbeda dengan Daud yang dengan sepenuh hati bersandar dan berharap hanya kepada Tuhan.  "Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa, sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita."  (Mazmur 108:14).

Saat takut, percayalah hanya kepada Tuhan, karena pada saat yang tepat Tuhan pasti akan menegakkan keadilannya di bumi!