Tuesday, March 28, 2017

JANGAN BANYAK BICARA: Banyaklah Mendengar

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 28 Maret 2017

Baca:  Mazmur 34:12-15

"Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu;"  Mazmur 34:14

Salah satu permasalahan yang sedang terjadi di dunia akhir-akhir ini adalah banyak orang cenderung lebih suka berbicara daripada mendengar:  sedikit-sedikit melakukan protes, sedikit-sedikit berkomentar, sedikit-sedikit berdebat, sedikit-sedikit mengkritik, sedikit-sedikit mencela, memaki atau berkata kasar tanpa memperdulikan perasaan orang lain.  Intinya, orang lebih senang berbicara tanpa mau belajar untuk mendengar orang lain.  Ada tertulis:  "Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya."  (Amsal 18:21).  Berhati-hatilah!  Lidah menentukan banyak dalam hidup manusia, dan sebagian besar persoalan dalam kehidupan rumah tangga/keluarga, masyarakat, gereja dan bahkan suatu bangsa seringkali dimulai dari lidah.

     Dari awal Tuhan menciptakan manusia dengan satu mulut dan dua telinga dengan tujuan supaya manusia lebih banyak mendengar dari pada berbicara, bukan sebaliknya.  Maka penting sekali menjaga lidah atau perkataan kita.  Orang yang takut akan Tuhan bukan hanya akan mampu menjaga hati dan pikiran, tetapi juga lidahnya.  Kalau berbicara, perkataannya pasti mendatangkan berkat, damai sejahtera, menguatkan, memberi semangat dan memberkati orang yang mendengarnya.  Sebaliknya orang yang tidak bisa menjaga lidahnya dan suka menggemakannya, di mana pun pasti tidak disukai orang dan memiliki banyak musuh, karena lidahnya  "...seperti pisau cukur yang diasah,"  (Mazmur 52:4), sehingga banyak orang terluka karenanya, bahkan bisa menjadi senjata makan tuan.

     Tuhan menghendaki kita untuk banyak mendengar!  "Hai anakku, perhatikanlah hikmatku, arahkanlah telingamu kepada kepandaian yang kuajarkan, supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan."  (Amsal 5:1-2).  Dengan mengarahkan telinga kepada nasihat, ajaran, saran atau hal-hal positif dan terutama sekali mendengar firman Tuhan, maka bukan hanya pengetahuan, kebijaksanaan dan kepandaian yang semakin ditambahkan, tapi juga berkat-berkat Tuhan semakin dinyatakan dalam hidup kita.

Mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik?  Jagalah lidahmu!  (baca  1 Petrus 3:10-11).

Monday, March 27, 2017

MENGIKUT TUHAN JANGAN SAMPAI KENDUR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 27 Maret 2017

Baca:  Ibrani 10:19-39

"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."  Ibrani 10:25

Hidup orang percaya adalah hidup yang berbahagia, karena melalui iman percaya kepada Kristus kita beroleh kepastian keselamatan;  dan karena telah beroleh anugerah keselamatan secara cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus, banyak dari kita yang akhirnya menganggap remeh keselamatan yang telah kita terima.  Kita bersikap pasif, tidak berbuat sesuatu apa pun untuk meningkatkan kualitas hidup rohani kita.

     Rasul Paulus menasihati,  "...tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan,"  (Filipi 2:12-14).  Melalui darah Kristus orang percaya beroleh keberanian untuk masuk ke tempat kudus, bertemu dengan Bapa di sorga.  Hal itu bisa terjadi karena Kristus selaku Imam Besar telah membukakan jalan bagi kita.  Namun akhir-akhir ini ada orang-orang Kristen yang justru ketekunan dan kesetiaannya dalam mengikut Tuhan menjadi kendur tatkala dihadapan pada masalah, tekanan atau penderitaan.  Tapi jangan sampai hanya karena masalah atau kesesakan kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah, apalagi sampai mundur dari iman.  "Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya."  (Ibrani 10:35).  Seorang yang setia mengikuti Tuhan pasti akan ditandai dengan kesetiaannya dalam beribadah dan giat melayani pekerjaan Tuhan, apa pun kondisinya.

     Nasihat rasul Paulus kepada Timotius:  "Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu,"  (1 Timotius 4:7b, 8, 14).  Kita harus ingat bahwa  "...penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita."  (Roma 8:18).

Jangan sampai kita melepaskan iman, karena upah besar telah menanti!