Tuesday, March 14, 2017

KEBERHASILAN KARENA TINGGAL DALAM FIRMAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Maret 2017

Baca:  Mazmur 1:1-6

"tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."  Mazmur 1:2

Banyak orang berpikir bahwa keberhasilan hidup seseorang sangat ditentukan oleh kecerdasan intelektual atau kecerdasan dalam bidang akademik  (IQ)  sepenuhnya.  Benarkah?  Riset justru menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual  (IQ)  ternyata hanya menyumbang 20% dari keberhasilan seseorang, sedangkan 80% sisanya ditentukan oleh faktor lain yaitu kecerdasan emosional  (EQ).  Kecerdasan emosional  (EQ)  adalah kemampuan untuk mengenali, memahami dan mengelola emosi kita sendiri dan emosi orang lain secara positif.  Karena itu orang yang memiliki kecerdasan emosional  (EQ)  tinggi akan mampu berkomunikasi lebih baik, membentuk hubungan yang lebih kuat dan mencapai sukses yang lebih besar di tempat kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

     Kecerdasan emosional  (EQ)  berbicara tentang karakter atau perilaku hidup seseorang.  Bagi orang percaya pedoman utama untuk meningkatkan kecerdasan emosional  (EQ)  adalah Alkitab, sebab  "Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran."  (2 Timotius 3:16).  Penting sekali memiliki pengenalan yang benar tentang firman Tuhan.  Ada tertulis:  "Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah; karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku; dan karena engkau melupakan pengajaran Allahmu, maka Aku juga akan melupakan anak-anakmu."  (Hosea 4:6).  Untuk memiliki pengenalan yang benar tentang firman Tuhan kita harus menyediakan waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkan firman Tuhan itu siang malam, dan menjadikan hal itu sebagai gaya hidup, bukan untuk keterpaksaan, seperti Daud yang berkata,  "...Taurat-Mu adalah kegemaranku."  (Mazmur 119:77).

     Pemazmur menyatakan keberadaan orang yang tinggal dalam firman  "...seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."  (Mazmur 1:3).

Semakin kita merenungkan firman Tuhan siang malam semakin kita tahu tentang kunci untuk mengalami penggenapan janji Tuhan dan meraih keberhasilan hidup!

Monday, March 13, 2017

SUDAHKAH BENAR-BENAR PERCAYA?

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Maret 2017

Baca:  Yohanes 3:31-36

"Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya."  Yohanes 3:36

Percaya kepada Yesus sebagai  Tuhan adalah sesuatu yang luar biasa, sangat berharga, mulia, tak ternilai dan tak bisa digantikan dengan uang, emas, perak, harta, atau apa pun yang ada di dunia.  Mengapa?  Sebab percaya kepada-Nya adalah syarat untuk memperoleh hidup yang kekal.  Namun tidak sedikit orang datang kepada Yesus bukan karena percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat,  "...melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang."  (Yohanes 6:26).  Mereka mencari Tuhan Yesus didorong oleh motif yang tidak murni:  ingin berkat, mujizat, kesembuhan dan sebagainya.

     Ketika percaya kepada Tuhan Yesus tidak secara otomatis kita menjadi kaya materi, bebas dari masalah atau krisis, semua berjalan mulus atau apa yang kita inginkan terpenuhi!  Itu yang kurang dipahami oleh semua orang;  begitu fakta berkata lain, kita pun terus membanding-bandingkan keadaan semasa berada di Mesir, dan timbul niat untuk kembali ke sana.  Percaya kepada Tuhan Yesus berarti mengenal Dia secara pribadi, percaya perkataan-Nya, mengimani setiap janji-janji-Nya, dan percaya segala sesuatu yang telah Kristus perbuat.  Inilah pengakuan Petrus,  "Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah."  (Yohanes 6:68-69).

     Orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan Yesus akan menempatkan Dia sebagai Raja dan Pemimpin bagi kehidupannya sehingga ia akan taat melakukan apa yang diperintahkan-Nya.  Selain itu orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan pasti tidak akan pernah mendua atau bercabang hati, melainkan berkomitmen untuk mengabdikan diri kepada Tuhan di segala keadaan, bahkan sampai akhir hidupnya, sebab ada tertulis:  "Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."  (Matius 6:24).

Sebagai orang percaya jangan sekali-kali kita melepaskan kepercayaan kepada Tuhan Yesus, apa pun alasannya, karena upah besar menanti kita!