Wednesday, March 8, 2017

JANGAN TUNDA WAKTU UNTUK BERTOBAT (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Maret 2017

Baca:  Yoel 2:12-17

"Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu."  Yoel 2:14

Tuhan memakai hama belalang sebagai teguran dan bentuk pendisiplinan terhadap umat Israel yang telah menyimpang dari jalan-jalan-Nya.  Ini adalah momentum tepat bagi mereka untuk menginstropeksi diri dan bertobat.  Selagi waktu masih bergulir, selagi pintu kesempatan masih terbuka, jangan tunda-tunda waktu lagi untuk bertobat, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi,  "'Tetapi sekarang juga,' demikianlah firman TUHAN, 'berbaliklahh kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.'"  (ayat 12).  Jika tidak, maka  'hari Tuhan'  akan datang sebagai bencana yang jauh lebih dahsyat dan mengerikan daripada hama belalang.

     Tuhan mengutus Yoel untuk menyerukan pertobatan secara massal disertai dengan puasa.  "Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya; kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya; baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah,"  (ayat 15-17).  Tujuan diadakannya puasa raya ini adalah untuk merendahkan diri dihadapan Tuhan dan bertobat.  Mereka juga diperintahkan untuk  'mengoyakkan hati', artinya datang kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan patah, sebab tertulis:  "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah."  (Mazmur 51:19);  dan inilah janji Tuhan,  "...umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  (2 Tawarikh 7:14).

     Sekarang ini bencana terjadi di mana-mana:  banjir bandang, gempa bumi, tindak kejahatan, konflik, perpecahan dan sebagainya  -yang tidak kalah hebat dari bencana belalang-  sedang terjadi.

Tuhan akan menyatakan kuasa-Nya untuk memulihkan keadaan yang ada apabila kita hidup dalam pertobatan, baik itu secara pribadi maupun bangsa.

Tuesday, March 7, 2017

JANGAN TUNDA WAKTU UNTUK BERTOBAT (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 7 Maret 2017

Baca:  Yoel 2:12-17

"Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya."  Yoel 2:13

Nama Yoel memiliki arti Yehovah adalah Allah.  Ada pun kata kunci dari kitab Yoel ini adalah tentang hari Tuhan.  Pada zaman Yoel ini bermacam-macam belalang menyerbu dan tidak menyisakan satu pun tanaman di dataran Palestina.  Hama belalang menimpa seluruh negeri sehingga tumbuh-tumbuhan rusak karena serangan ini.  Ini menjadi bencana nasional!  Yoel memperingatkan bahwa serangan belalang ini merupakan hukuman Tuhan sebagai dampak dari dosa-dosa yang diperbuat manusia.  Yoel pun mengingatkan umat Israel akan kedatangan hari Tuhan, itulah sebabnya Yoel terkenal dan dikenal sebagi nabi hari Tuhan.

     Ditimpa bencana hama belalang saja sudah mendatangkan penderitaan dan kengerian yang teramat dahsyat, apalagi jika hari Tuhan yang sesungguhnya itu datang, pasti akan jauh lebih dahsyat lagi.  Bagi orang percaya yang setia dan taat melakukan kehendak Tuhan, hari Tuhan itu akan menjadi hari kelepasan dan penuh sukacita,  "Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."  (Wahyu 21:4).  Sebaliknya bagi orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan tetap hidup dalam dosa, hari Tuhan akan menjadi malapetaka, karena penghukuman kekal sudah ada di depan mata.  Maka sebelum terjadi, harapan satu-satunya untuk mengubah malapetaka menjadi sesuatu yang mendatangkan kelepasan dan sukacita adalah melalui pertobatan.  Karena itu Yoel menyerukan umat Israel untuk segera bertobat dari kehidupan mereka yang jahat.  "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman"  (Ibrani 3:15).

     Dalam bahasa aslinya kata bertobat itu berarti:  berubah arah tujuan, yaitu dari jalan orang berdosa yang selama ini dijalaninya ke arah jalan kehendak Tuhan.  Atau secara umum pertobatan selalu mempunyai arti berbalik dari jalan semula, lalu berubah  (berbalik dari dosa dan jalan kita)  kepada Tuhan.  Intinya, pertobatan itu selalu menuju kepada perubahan, yang tentunya ke arah yang baik dan benar.  (Bersambung)