Sunday, March 5, 2017

MEMBANGUN YANG TELAH MUSNAH

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Maret 2017

Baca:  Yehezkiel 36:1-38

"Dan bangsa-bangsa yang tertinggal, yang ada di sekitarmu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang membangun kembali yang sudah musnah dan menanami kembali yang sudah tandus. Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan akan membuatnya."  Yehezkiel 36:36

Keadaan dunia sekarang ini semakin tidak menentu, tak seorang pun termasuk para ahli dapat menebak segala sesuatunya karena banyak hal yang tak terduga terjadi.  Jika demikian, apa yang bisa dibanggakan dalam hidup seseorang selain harus bergantung penuh kepada Tuhan?  Tidak sedikit orang frustasi karena apa yang semula diyakini akan berhasil justru menuai kegagalan dan kehancuran.

     Secara akal apa yang sudah hancur tak mungkin bisa dipulihkan kembali.  Benar, orang-orang di luar sana boleh saja berkata seperti itu, tapi orang percaya tidak seharusnya bersikap demikian, sebab kita selalu memiliki harapan di dalam Tuhan.  "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!"  (Markus 9:23).  Asalkan kita sungguh-sungguh mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan dan mengandalkan Dia, masalah separah apa pun pasti ada pertolongan dan jalan keluarnya karena Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang sanggup membangun kembali apa yang telah musnah.  "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang."  (Matius 12:20).

     Jangan terprovokasi oleh bisikan Iblis yang selalu berusaha melemahkan dan menghancurkan hidup kita!  Sekalipun keadaan sudah teramat parah dan secara manusia tak mungkin untuk dipulihkan dan diperbaiki, tetaplah arahkan pandangan kepada Tuhan Yesus, Dia Tuhan yang Mahabesar, jauh lebih besar dari masalah apa pun di dunia ini, yang kasih dan kuasa-Nya tak pernah berubah dari dahulu, sekarang dan selamanya,  "...yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan,"  (Ibrani 12:2).  Tuhan Yesus menegaskan,  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup."  (Yohanes 14:6).  Karena itu jangan sekali-kali mencari jalan atau pertolongan di luar Dia!  Tuhan Yesus lebih dari cukup bagi kita, sebab sekalipun kita jatuh,  "...tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya."  (Mazmur 37:24).

Tidak ada yang terlalu sukar bagi Tuhan untuk mengubah keadaan orang benar!

Saturday, March 4, 2017

KEGAGALAN BUKANLAH AKHIR SEGALANYA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Maret 2017

Baca:  Amsal 24:15-20

"Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana."  Amsal 24:16

Semua orang pasti pernah mengalami kegagalan di sepanjang hidupnya, bukan sekali atau dua kali, tapi mungkin berkali-kali.  Ketika gagal kebanyakan orang merespons dengan sikap negatif:  menyerah dan berputus asa.  Namun sebagai orang percaya kita diajar untuk tidak gampang menyerah dalam situasi apa pun, melainkan terus berusaha dan berjuang.  Ketika gagal adakalanya kita merasa lelah untuk berdoa dan berharap, lalu kita mulai membuat banyak banyak alasan untuk berhenti berdoa dan berusaha.  Ada tertulis:  "Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai."  (Pengkhotbah 11:4).  Tuhan tidak menghendaki kita terpaku kepada kegagalan-kegagalan masa lalu, melainkan terus maju menatap ke depan.

     Justru kita harus menjadikan kegagalan sebagai cambuk untuk kita keluar dari zona nyaman dan mengijinkan Tuhan untuk bekerja lebih lagi di dalam kita.  "...aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus."  (Filipi 1:6).  Tetaplah percaya kepada Tuhan bahkan saat kita berada di titik terendah sekali pun dan tak berdaya, sebab  "Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel. Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu."  (Mazmur 121:3-5).  Janji Tuhan adalah ya dan amin, tiada janji yang tak ditepati-Nya!

     Yusuf adalah salah satu contoh orang yang mengalami berbagai masalah berat dan berada di situasi yang seolah-olah mengantarkannya kepada kehancuran;  namun ketika ia terus menjaga konsistensi iman dan tetap mempertahankan hidup benar di hadapan Tuhan, proses demi proses yang dijalaninya semakin mengantarkannya kepada penggenapan janji Tuhan, karena dalam segala perkara Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan.  Oleh karena itu jangan sekali-kali bersandar pada apa yang kita lihat secara jasmani, melainkan percayalah pada kuasa adikodrati-Nya!  (Baca  Mazmur 37:5).

"Ketika TUHAN memulihkan keadaan Sion, keadaan kita seperti orang-orang yang bermimpi."  Mazmur 126:1