Sunday, February 26, 2017

PILIHAN ADA PADA MANUSIA SENDIRI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 26 Februari 2017

BacaWahyu 3:14-22

"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."  Wahyu 3:20

Orang bertanya-tanya, jika Tuhan itu berkuasa mengapa Dia seolah-olah membiarkan sakit-penyakit dan kesusahan menimpa semua orang?  Mengapa Ia tidak langsung menyembuhkan atau memberkati?  Tentu saja Tuhan itu Mahakuasa, tetapi Dia hanya akan mengerjakan sesuatu dalam diri seseorang ketika orang itu mengijinkan Dia bekerja.  Ada orang yang berbantah lagi,  "Kalau Tuhan berkuasa, tentunya Ia dapat melakukan segala sesuatu menurut kehendak-Nya sendiri!"  Dalam sekejap mata Tuhan pasti sanggup untuk menyembuhkan, memberkati, menolong dan menyelamatkan setiap orang yang berdosa tanpa melalui proses pertobatan.

     Tuhan tak ingin manusia ciptaan-Nya itu seperti robot yang dapat dijadikan apa saja.  Sesungguhnya Tuhan dapat saja memaksa setiap orang untuk bertobat dan menerima-Nya sebagai Juruselamat dalam hidupnya.  Tetapi Tuhan memberikan kepada setiap manusia free will  (kehendak bebas), sehingga manusia mempunyai hak untuk menentukan pilihannya sendiri.  Manusia dapat memilih untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dalam hidupnya, atau sebaliknya mereka melakukan seperti orang dunia lakukan saat ini yaitu membenci, menghujat dan menolak Yesus Kristus.  Tuhan Yesus hanya berdiri di depan pintu hati setiap orang dan mengetuk.  Jika kita mendengar suara-Nya dan membukakan pintu hati bagi-Nya, Dia kan masuk ke dalam kehidupan kita.  Jadi Tuhan tak pernah memaksa kita, walaupun sesungguhnya Ia begitu ingin semua orang mendapatkan keselamatan kekal melalui iman percaya kepada-Nya,  "...tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat."  (2 Petrus 3:9).

     Bahkan setelah seseorang bertobat dan lahir baru ia juga tak kehilangan kehendak bebasnya untuk memilih taat kepada firman atau tidak taat.  Yang harus disadari adalah, bahwa  "...ketidaktaatan mendapat balasan yang setimpal,"  (Ibrani 2:2), sebaliknya kalau kita mau taat maka berkatlah yang menjadi bagian hidup kita.

"...barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran;"  Wahyu 22:11

Saturday, February 25, 2017

SIAPKAH MENGHADAPI PENGADILAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Februari 2017

Baca2 Korintus 5:1-10

"Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat."  2 Korintus 5:10

Banyak orang berpikir bahwa hidup di dunia ini hanya satu kali saja, lalu mati dan tamat.  Karena itu ada orang berprinsip:  "Selagi masih hidup mari kita bersenang-senang dan melakukan apa saja yang kita mau."  Ingatlah bahwa kematian itu bukan akhir dari segalanya, justru menjadi awal dari kehidupan yang sesungguhnya.  "Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi,"  (Ibrani 9:27).  Manusia lupa bahwa ada penghakiman setelah kematian!

     Rasul Yohanes mendapat penglihatan,  "Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu."  (Wahyu 20:12).  Apa pun yang diperbuat manusia selama hidup di dunia pada saatnya harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.  Sesungguhnya Tuhan tidak senang menghukum manusia karena itu Ia mengutus hamba-hamba-Nya untuk memberitakan Injil ke penjuru bumi bahwa  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."  (Yohanes 14:6), dan  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).  Sungguh teramat disayangkan banyak orang menolak mentah-mentah berita tentang salib,  "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa,"  (1 Korintus 1:18).

     Hidup ini sungguh teramat singkat, tak lebih dari sebuah persinggahan sementara.  "...jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia."  (2 Korintus 5:1).  Karena itu waktu yang terbatas ini mari kita pergunakan sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri sebelum kematian menjemput!

Buat keputusan mulai sekarang, sebab penyesalan di kemudian hari tiada guna.