Tuesday, February 14, 2017

ORANG PERCAYA: Mengasihi Dalam Tindakan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Februari 2017

Baca1 Yohanes 3:11-18

"Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran."  1 Yohanes 3:18

Pembahasan tentang kasih bukanlah hal yang baru dalam kehidupan orang percaya;  mungkin ada banyak orang percaya yang merasa bosan dengan topik ini.  Perihal kasih ini tak akan pernah berhenti untuk disampaikan dan digemakan karena kasih adalah ciri mutlak yang harus dimiliki dan melekat dalam diri seorang pengikut Kristus  (Kristen), sebab Tuhan Yesus mengatakan,  "...semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."  (Yohanes 13:35).  Adalah mudah semua orang berkoar-koar tentang kasih atau membuat slogan-slogan yang bertemakan tentang kasih, tapi mempraktekkan kasih dalam sebuah tindakan nyata tidak semua orang mau melakukannya, apalagi mengasihi seperti cara Tuhan mengasihi kita yaitu mengasihi tanpa pamrih.

     Melalui suratnya rasul Yohanes mendorong kita agar mengasihi dengan tindakan, bukan dengan perkataan saja.  Ucapan bibir itu sangat tidak akan berfaedah apabila tidak disertai dengan bukti atau action.  Kasih itu perlu tindakan nyata dan kerelaan untuk berkorban, bukan hanya lips service!  Karena itu penting sekali bagi kita untuk memahami betapa besar kasih Tuhan kepada kita.  Rasul Paulus pun berdoa,  "...supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan."  (Efesus 3:18-19a).

     Mengapa kita harus mengasihi dengan tindakan?  Karena Bapa mengasihi kita juga melalui tindakan nyata yaitu  "...mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).  Bapa mengasihi kita dengan  "...mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."  (1 Yohanes 4:10-11).

Wujud sederhana mengasihi dalam tindakan adalah ketika melihat orang lain dalam kekurangan atau masalah, kita tergerak hati untuk memberikan bantuan, baik itu secara moril maupun materil.

Monday, February 13, 2017

BERTOBAT: Luput Dari Murka Tuhan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Februari 2017

BacaYehezkiel 18:1-32

"Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkan kamu ke dalam kesalahan."  Yehezkiel 18:30

Alkitab menyatakan bahwa semua manusia sudah berdosa, tidak ada seorang pun yang benar, karena telah menyimpang dari kebenaran dan hidup menurut jalannya sendiri.  Keberadaan manusia berdosa ini seperti domba yang tersesat seperti ungkapan pemazmur:  "Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini,"  (Mazmur 119:176);  dan  "...upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."  (Roma 6:23).  Agar manusia selamat dan luput dari murka Tuhan, satu-satunya jalan adalah bertobat dari jalan-jalannya yang sesat dan berbalik kepada Tuhan.  Jadi pertobatan adalah langkah awal yang harus dilakukan orang berdosa untuk menerima keselamatan dari Tuhan.

     Secara umum arti kata bertobat adalah berhenti berbuat dosa dan tunduk kepada kehendak Tuhan.  Demikianlah firman Tuhan melalui nabi Yehezkiel,  "Buangkanlah dari padamu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku dan perbaharuilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?"  (Yehezkiel 18:31).  Artinya jalan lama harus ditinggalkan, segala perbuatan dan kebiasaan hidup yang lama harus dibuang, lalu mulailah menempuh jalan hidup yang baru, sebab  "...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."  (2 Korintus 5:17).  Bagaimana pertobatan bisa terjadi?  Nabi Yoel berkata,  "...berbaliklahh kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya."  (Yoel 2:12-13)

     Setelah mendengar khotbah Petrus di hari Pentakosta, orang-orang di Yerusalem tertempelak hidupnya, mereka pun menyesal atas dosa-dosa yang telah diperbuatnya, lalu membuat keputusan untuk dibaptis, serta percaya kepada Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.  Pada hari itu ada 3000 orang bertobat dan diselamatkan!

Jangan lagi hidup sembrono, karena  "Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"  Markus 1:15