Thursday, February 2, 2017

DOA DAN KERJA SEBAGAI SATU KESATUAN (1)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Februari 2017

BacaAmsal 28:1-28

"Siapa mengerjakan tanahnya akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia akan kenyang dengan kemiskinan."  Amsal 28:19

Telinga kita pasti tidak asing dengan motto ora et labora, yang secara garis besar berarti:  berdoa dan bekerja.  Berdoa dan bekerja merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.  Artinya kita menjalani kedua hal itu secara berimbang.  Ada orang yang waktunya tersita penuh untuk bekerja, membanting tulang siang dan malam, sehingga mereka tidak punya waktu lagi untuk memikirkan perkara-perkara rohani.  Jangankan terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan, berdoa secara pribadi saja sudah tidak pernah dilakukan.  Di lain sisi ada orang-orang yang berpikiran bahwa berdoa itu lebih penting daripada bekerja, sehingga mereka memilih untuk berdoa tanpa melakukan sesuatu  (bekerja), dengan harapan mujizat terjadi:  uang segepok atau berkat turun seketika dari langit.

     Yang benar adalah kita berdoa supaya Tuhan memberkati, tapi dari pihak kita juga ada upaya atau usaha untuk  'meraih'  berkat yang Tuhan telah sediakan.  Meraih berarti ada suatu tindakan, tidak pasif, yaitu bekerja.  "Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati."  (Yakobus 2:26).  Jadi,  "Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna."  (Yakobus 2:22).  Kita tidak bisa melakukan satu hal tapi mengabaikan yang lain.  Memang bukan perkara sulit bagi Tuhan untuk memberkati kita, karena Dia punya 1001 cara untuk menolong dan mencurahkan berkat-berkat-Nya di segala situasi, dan kita pun sangat percaya bahwa doa memiliki kuasa yang dahsyat namun, Tuhan tidak menghendaki kita menjadi orang-orang yang malas dan manja, yang hanya menadahkan tangan dan terus meminta kepada-Nya.  Tuhan mau kita bekerja karena Dia telah memperlengkapi kita dengan talenta.

     Tuhan Yesus berkata,  "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga."  (Yohanes 5:17).  Masakan kita tidak mau bekerja?  Tuhan mau kita mengembangkan talenta dan mengobarkan karunia yang ada.  Banyak ayat di Alkitab yang menunjukkan betapa Tuhan sangat tidak suka terhadap pemalas.  Rasul Paulus juga secara terang-terangan menentang keras seorang pemalas yang tidak mau bekerja:  "...jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan."  (2 Tesalonika 3:10).  (Bersambung)

Wednesday, February 1, 2017

TUHAN PASTI PELIHARA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 1 Februari 2017

BacaMatius 6:9-13

"Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya"  Matius 6:11

Karena anugerah Tuhan semata, perjalanan hidup yang  'beraneka warna'  di sepanjang bulan Januari telah mampu kita lewati dan hari baru di bulan Februari siap menjelang.  Penyertaan Tuhan di hari-hari lalu kiranya semakin meneguhkan iman kita bahwa janji firman-Nya adalah ya dan amin,  "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."  (Ibrani 13:5b). 

     Tuhan tidak hanya menyertai kita, tapi Ia juga memelihara hidup kita, karena Dia adalah Jehovah Jireh yaitu Tuhan yang menyediakan kebutuhan kita dan memelihara kehidupan kita seutuhnya;  tidak hanya memenuhi kebutuhan rohani tetapi juga kebutuhan jasmani, karena Dia tahu bahwa kita memerlukan keduanya.  Hanya kita harus ingat firman-Nya yang berkata,  "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."  (Matius 6:33).  Contoh:  ketika Elia berada di sungai Kerit dalam masa kekeringan dan kelaparan, dengan cara-Nya yang ajaib Tuhan memelihara hidup nabi-Nya itu.  "Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu."  (1 Raja-Raja 17:6).  Pada ayat nas yang merupakan bagian dari Doa Bapa Kami, Tuhan Yesus hendak mengajarkan supaya kita tidak kuatir akan kebutuhan kita hari ini, apalagi mencemaskan apa yang akan kita butuhkan pada hari esok.  "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."  (Matius 6:34).  Ingatlah selalu kisah perjalanan hidup bangsa Israel ketika berada di padang gurun, bukankah mereka dipelihara Tuhan setiap hari dengan manna, roti dari surga yang disediakan bagi umat-Nya.

     Oleh karena itu  "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."  (Filipi 4:6).  Tuhan adalah sumber berkat, sumber segala-galanya bagi kita, maka dari itu marilah kita bergantung penuh kepada Tuhan hari demi hari.  Jika Tuhan sudah membuka pintu berkat bagi kita tak seorang pun dapat menutupnya.

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"  Ratapan 3:22-23