Wednesday, January 25, 2017

JADILAH ORANG RENDAH HATI

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Januari 2017

BacaLukas 14:7-11

"Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."  Lukas 14:11

Secara naluriah manusia ingin dipuji, diperhatikan, diprioritaskan, dihargai dan tidak mau direndahkan atau disepelekan.  Karena itu manusia cenderung meninggikan diri dan sulit merendahkan hati.  Di zaman  'keras'  seperti ini sulit menemukan orang yang rendah hati, karena kebanyakan orang berpikir bahwa kerendahan hati itu identik dengan kelemahan, di mana pamor atau gengsi akan turun.

     Kerendahan hati sesungguhnya adalah sifat bijak dalam diri seseorang yang membuat ia dapat memposisikan dirinya sama dengan orang lain, tidak merasa lebih pintar, tidak merasa lebih baik, tidak merasa lebih mahir, tidak merasa lebih hebat, dan dapat menghargai orang lain dengan tulus.  Inilah sifat yang harus kita miliki sebagai pengikut Kristus, sebab Tuhan Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup,  "...yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,"  (Filipi 2:6-9).

     Tanda orang punya kerendahan hati:  1.  Berani mengakui kesalahan.  Karena gengsi, sedikit orang berani mengakui kesalahan sendiri di depan sesamanya, bahkan di hadapan Tuhan;  mereka lebih memilih menyembunyikan kesalahannya dan berlaku munafik.  "Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi."  (Amsal 28:13).  2.  Mau belajar dan diajar.  Proses  'belajar dan diajar'  itu tidak hanya melalui pendidikan formal di sekolah atau kampus, tetapi juga melalui  'sekolah'  kehidupan ketika kita berinteraksi dengan sesama di mana pun berada.  Proses ini tidak mengenal batasan usia dan waktu...  "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17).

"Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan."  Amsal 18:12

Tuesday, January 24, 2017

SEMAKIN MENDEKAT KEPADA TUHAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Januari 2017

BacaRoma 13:8-14

"Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya."  Roma 13:11b

Hari berganti hari, musim berganti musim, semakin dekat pula kesudahan zaman:  anomali iklim telah terjadi, perubahan-perubahan dalam elemen kehidupan manusia sedang bergeser;  ada yang perlahan namun ada pula yang radikal, perang antar ras etnis dan bangsa terjadi, bencana alam  (gunung meletus, banjir, badai taufan)  terjadi di mana-mana, kasih manusia semakin dingin, immoralitas muncul dan begitu pula guru-guru palsu dan penyesat, menunjukkan bahwa tanda kedatangan Tuhan sudah semakin tampak di depan mata kita.  "...sekarang keselamatan sudah lebih dekat..."  (ayat nas).

     Apa yang sedang terjadi sekarang ini seharusnya menyadarkan kita dan menjadikan kita ekstra waspada dan selalu berjaga-jaga karena waktunya sudah teramat sangat singkat.  Jangan lagi kita menjalani hdiup ini dengan sembrono ditandai dengan pesta pora, hawa nafsu, keserakahan dan kepentingan pribadi, melainkan  "...kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."  (1 Petrus 4:7-8).  Sekalipun kehidupan di dunia sedang terjadi perubahan-perubahan secara besar-besaran, goncangan-goncangan, namun kasih setia Tuhan tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan kuasa-Nya tidak pernah berubah sampai kapan pun.  Jika Tuhan ijinkan kita harus mengalami berbagai macam persoalan dan pergumulan hidup yang teramat berat tentunya Tuhan punya maksud yang baik, yaitu ingin membawa kita semakin mendekat kepada-Nya dengan kerendahan hati.  "Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu."  (Yakobus 4:8a).

     Mendekat kepada Tuhan dengan kerendahan hati berarti tetap beribadah kepada Tuhan dengan kesungguhan, menunjukkan kerajinan yang penuh dalam mengerjakan segala hal yang dipercayakan kepada kita sesuai dengan kasih karunia-Nya, dan juga dalam kesungguhan hati untuk mengasihi sesama kita.

"Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang pasti, sampai pada akhirnya,"  Ibrani 6:11