Sunday, December 25, 2016

BUKTI NYATA KASIH BAPA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 25 Desember 2016

Baca1 Yohanes 5:6-12

"Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya."  1 Yohanes 5:11

Banyak orang Kristen memaknai natal dari sudut pandang yang berbeda-beda.  Ada yang menganggap bahwa natal itu tak lebih dari sekedar momen untuk berkumpul dengan keluarga, kerabat atau teman;  juga suatu momen di mana tiap-tiap gereja menggelar pesta sambil menghias diri dengan berbagai ornamen:  pohon natal, lilin dan hiasan lampu.  Sebatas itukah pengertian kita memaknai natal?  Inti natal bukan pada meriahnya pesta atau perayaan... inti natal yang sejati adalah Bapa telah memberikan anugerah-Nya bagi kita:  "Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai."  (Yesaya 9:5).

     Kelahiran Kristus merupakan bukti nyata kasih Bapa yang tidak menginginkan manusia mengalami kebinasaan kekal, karena itu Ia memberikan putera-Nya untuk menjadi Juruselamat bagi dunia dan membebaskan manusia dari hukuman dosa.  Yang menjadi dasar Bapa memberikan Putera-Nya, Yesus Kristus, adalah kasih agape.  Ekspresi kasih agape adalah berkorban.  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).  Kasih akan kehilangan makna esensialnya bila tidak disertai dengan pengorbanan.

     Demikianlah kasih haruslah menjadi cara hidup kita anak-anak Tuhan.  "...jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah."  (Efesus 5:1-2).  Kasih adalah karakter yang bernilai mutlak:  kasih kepada Tuhan dan kepada sesama manusia.  Kasih kepada Tuhan diwujudkan dengan cara kita menuruti firman-Nya  (baca  Yohanes 14:21)  dan mengasihi sesama  (baca  Yohanes 15:9-17).  Mengasihi sesama dapat dilakukan dengan cara melakukan yang baik kepada orang sekitar kita, termasuk kepada musuh sekalipun, sebagaimana kita inginkan orang lain perbuat kepada kita  (baca  Matius 7:12).

Natal mengingatkan kita betapa besar kasih dan anugerah Bapa bagi kita!

Saturday, December 24, 2016

MENGHADAPI JALAN BUNTU

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 24 Desember 2016

BacaMazmur 77:1-21

"Melalui laut jalan-Mu dan lorong-Mu melalui muka air yang luas, tetapi jejak-Mu tidak kelihatan."  Mazmur 77:20

Dalam kehidupan ini seringkali kita menghadapi masalah-masalah yang sepertinya tidak ada jalan keluarnya, alias jalan buntu.  Karena tidak segera mendapatkan jalan atau jawaban untuk permasalahan yang sedang digumulkan, tidak sedikit dari kita yang bersikap apatis, masa bodoh, menerima nasib atau menyerah kalah karena sudah tidak tahu harus berbuat apa dan kemana harus mencari pertolongan.  Mereka pun menjadi frustasi, putus asa, gelap pikiran, nekat melakukan tindakan yang menyimpang dari kebenaran, bahkan ada yang memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya alias bunuh diri.

     Bagi orang percaya yang memiliki kehidupan doa selalu ada harapan.  "Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita."  (Roma 5:5).  Perhatikan ayat ini!  "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?"  (Lukas 18:7).  Selalu ada pertolongan dan jalan keluar untuk setiap permasalahan yang kita hadapi, asal kita mau bersungguh-sungguh dalam berdoa.  Bersungguh-sungguh berarti giat, tekun, setia dan sabar menanti-nantikan waktu Tuhan.  Tuhan Yesus adalah jaminan hidup orang percaya, karena Dia berkata,  "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup."  (Yohanes 14:6a).  Kalau dosa terbesar manusia, yaitu dosa, telah diselesaikan-Nya di atas Golgota, apalagi masalah-masalah kecil dalam kehidupan kita sehari-hari seperti sakit-penyakit, krisis ekonomi, masalah rumah tangga dan sebagainya.

     Ketika dikejar-kejar oleh Firaun dan pasukan berkudanya bangsa Israel menghadapi jalan buntu, karena di depan terbentang laut Teberau yang mustahil untuk diseberangi.  Pada saat yang tepat Tuhan menyatakan mujizat-Nya:  laut Teberau terbelah:  "Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka."  (Keluaran 14:22).

Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!  "Ya, Aku hendak membuat jalan di padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara."  Yesaya 43:19