Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 21 Desember 2016
Baca: Mazmur 33:1-22
"Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!" Mazmur 33:12
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan seperti tertulis: "Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang
dipilih oleh TUHAN, Allahmu, dari segala bangsa di atas muka bumi untuk
menjadi umat kesayangan-Nya. Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati
TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu--bukankah kamu ini yang paling
kecil dari segala bangsa? --tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah
diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu
keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan,
dari tangan Firaun, raja Mesir." (Ulangan 7:6-8). Karena itu mereka mendapatkan perlakuan secara istimewa dari Tuhan.
Ketika tulah menimpa negeri Mesir umat Israel luput dari tulah tersebut. Tuhan pun mengutus Musa untuk memimpin bangsa ini keluar dari perbudakan di Mesir dengan tanda-tanda mujizat menyertai di sepanjang perjalanan di padang gurun. Tujuan Tuhan memperlakukan mereka secara khusus adalah supaya mereka menjadi kesaksian hidup tentang kuasa dan kedahsyatan Tuhan, sehingga bangsa-bangsa lain datang menyembah kepada Tuhannya bangsa Israel. Fakta menunjukkan, walau secara kuantitatif bangsa ini relatif kecil, namun mereka memiliki pengaruh cukup besar bagi perkembangan dunia sampai jaman modern ini. Bukan kebetulan pula jika letak geografis bangsa Israel berada di pusat bumi (baca Yehezkiel 38:12). Kita ini adalah 'Israel-Israel' rohani yang telah dipanggil dari dunia supaya menjadi umat kepunyaan-Nya yang kudus. "Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang
kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:" (1 Petrus 2:9).
Supaya mendapatkan perlakuan istimewa dari Tuhan dan dipandang berharga di mata-Nya kita harus "...menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot
rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk
dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia." (2 Timotius 2:21-22).
Umat pilihan Tuhan harus memiliki kehidupan yang berbeda dari orang dunia!
Wednesday, December 21, 2016
Tuesday, December 20, 2016
KARENA IMAN, KUSTA PUN TAHIRLAH!
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2016
Baca: Matius 8:1-4
"'Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya." Matius 8:3
Orang sakit adalah orang yang kemerdekaannya terbelenggu oleh sakit-penyakit yang dideritanya. Ini dialami oleh orang yang menderita sakit kusta. Pada zaman itu kusta adalah jenis penyakit yang sangat mengerikan karena tidak ada obat penangkalnya, dan tidak ada dokter atau tabib yang mampu menyembuhkannya sehingga banyak orang beranggapan bahwa penderita kusta adalah orang yang menerima kutukan dari Tuhan.
Selain mengalami penderitaan fisik penderita kusta juga sangat menderita secara batiniah, karena mereka tidak diperkenankan berada dalam satu kemah dengan orang lain. Dengan kata lain mereka dikucilkan atau diasingkan oleh lingkungan atau orang-orang di sekitar. "Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya." (Imamat 13:45-46). Adalah hal yang lazim kala itu bila orang berpapasan dengan orang kusta akan berusaha melemparinya dengan batu sampai mati. Namun meski dihadapkan pada tekanan hidup yang berat orang kusta yang tidak disebutkan namanya pada kisah di atas memiliki semangat hidup yang luar biasa. Ia tidak berputus asa dalam menjalani hidupnya sampai akhirnya waktu itu tiba, yaitu bertemu dengan Tuhan Yesus. Kesempatan ini pun tak disia-siakannya karena ia tahu benar siapa Yesus itu. "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (Matius 8:2). Perkataan ini mengandung makna orang kusta ini memiliki iman yang besar bahwa Yesus sanggup mentahirkan sakitnya. Iman inilah yang menggerakkan hati Tuhan Yesus untuk bertindak dan menyatakan belas kasih-Nya, "Aku mau, jadilah engkau tahir.", dan seketika itu tahirlah orang itu dari pada kustanya. Tahir artinya bersih, suci, murni.
Pergumulan apa yang Saudara alami saat ini? Masalah sakit-penyakit, krisis keuangan, gagal dalam rumah tangga, gagal dalam usaha atau studi? Jangan sekali-kali Saudara mencari pertolongan kepada yang lain selain hanya kepada Tuhan Yesus. Pertanyaannya: "...adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8).
Milikilah iman percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!
Baca: Matius 8:1-4
"'Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya." Matius 8:3
Orang sakit adalah orang yang kemerdekaannya terbelenggu oleh sakit-penyakit yang dideritanya. Ini dialami oleh orang yang menderita sakit kusta. Pada zaman itu kusta adalah jenis penyakit yang sangat mengerikan karena tidak ada obat penangkalnya, dan tidak ada dokter atau tabib yang mampu menyembuhkannya sehingga banyak orang beranggapan bahwa penderita kusta adalah orang yang menerima kutukan dari Tuhan.
Selain mengalami penderitaan fisik penderita kusta juga sangat menderita secara batiniah, karena mereka tidak diperkenankan berada dalam satu kemah dengan orang lain. Dengan kata lain mereka dikucilkan atau diasingkan oleh lingkungan atau orang-orang di sekitar. "Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya." (Imamat 13:45-46). Adalah hal yang lazim kala itu bila orang berpapasan dengan orang kusta akan berusaha melemparinya dengan batu sampai mati. Namun meski dihadapkan pada tekanan hidup yang berat orang kusta yang tidak disebutkan namanya pada kisah di atas memiliki semangat hidup yang luar biasa. Ia tidak berputus asa dalam menjalani hidupnya sampai akhirnya waktu itu tiba, yaitu bertemu dengan Tuhan Yesus. Kesempatan ini pun tak disia-siakannya karena ia tahu benar siapa Yesus itu. "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (Matius 8:2). Perkataan ini mengandung makna orang kusta ini memiliki iman yang besar bahwa Yesus sanggup mentahirkan sakitnya. Iman inilah yang menggerakkan hati Tuhan Yesus untuk bertindak dan menyatakan belas kasih-Nya, "Aku mau, jadilah engkau tahir.", dan seketika itu tahirlah orang itu dari pada kustanya. Tahir artinya bersih, suci, murni.
Pergumulan apa yang Saudara alami saat ini? Masalah sakit-penyakit, krisis keuangan, gagal dalam rumah tangga, gagal dalam usaha atau studi? Jangan sekali-kali Saudara mencari pertolongan kepada yang lain selain hanya kepada Tuhan Yesus. Pertanyaannya: "...adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8).
Milikilah iman percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!
Subscribe to:
Posts (Atom)