Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 20 Desember 2016
Baca: Matius 8:1-4
"'Aku mau, jadilah engkau tahir.' Seketika itu juga tahirlah orang itu dari pada kustanya." Matius 8:3
Orang sakit adalah orang yang kemerdekaannya terbelenggu oleh sakit-penyakit yang dideritanya. Ini dialami oleh orang yang menderita sakit kusta. Pada zaman itu kusta adalah jenis penyakit yang sangat mengerikan karena tidak ada obat penangkalnya, dan tidak ada dokter atau tabib yang mampu menyembuhkannya sehingga banyak orang beranggapan bahwa penderita kusta adalah orang yang menerima kutukan dari Tuhan.
Selain mengalami penderitaan fisik penderita kusta juga sangat menderita secara batiniah, karena mereka tidak diperkenankan berada dalam satu kemah dengan orang lain. Dengan kata lain mereka dikucilkan atau diasingkan oleh lingkungan atau orang-orang di sekitar. "Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya
terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis!
Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus
tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya." (Imamat 13:45-46). Adalah hal yang lazim kala itu bila orang berpapasan dengan orang kusta akan berusaha melemparinya dengan batu sampai mati. Namun meski dihadapkan pada tekanan hidup yang berat orang kusta yang tidak disebutkan namanya pada kisah di atas memiliki semangat hidup yang luar biasa. Ia tidak berputus asa dalam menjalani hidupnya sampai akhirnya waktu itu tiba, yaitu bertemu dengan Tuhan Yesus. Kesempatan ini pun tak disia-siakannya karena ia tahu benar siapa Yesus itu. "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." (Matius 8:2). Perkataan ini mengandung makna orang kusta ini memiliki iman yang besar bahwa Yesus sanggup mentahirkan sakitnya. Iman inilah yang menggerakkan hati Tuhan Yesus untuk bertindak dan menyatakan belas kasih-Nya, "Aku mau, jadilah engkau tahir.", dan seketika itu tahirlah orang itu dari pada kustanya. Tahir artinya bersih, suci, murni.
Pergumulan apa yang Saudara alami saat ini? Masalah sakit-penyakit, krisis keuangan, gagal dalam rumah tangga, gagal dalam usaha atau studi? Jangan sekali-kali Saudara mencari pertolongan kepada yang lain selain hanya kepada Tuhan Yesus. Pertanyaannya: "...adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8).
Milikilah iman percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil!
Tuesday, December 20, 2016
Monday, December 19, 2016
KEMENANGAN ORANG YANG DIURAPI
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 19 Desember 2016
Baca: Mazmur 20:1-9
"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." Mazmur 20:7
Istilah urapan di Perjanjian Lama selalu berkaitan dengan fungsi dan jabatan yang dipercayakan Tuhan kepada orang-orang tertentu. Dalam budaya bangsa Israel yang biasanya diurapi adalah raja, imam dan nabi. Urapan adalah karya Roh Tuhan dalam hidup seseorang yang merupakan impartasi atau pemberian kuasa Ilahi pada orang-orang tertentu untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Diurapi artinya dipilih oleh Tuhan dan diperlengkapi dengan kuasa-Nya untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya.
Berdasarkan fungsinya ada beberapa jenis urapan: -The Annointing Upon, yaitu pengurapan yang memampukan kita untuk melakukan tugas pelayanan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan. -The Annointing Within, yaitu kuasa yang bekerja di dalam kita sehingga kita beroleh kemampuan untuk melakukan kehendak Tuhan sehingga kita memiliki karakter semakin serupa dengan Kristus. "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya," (Roma 8:29). Kunci untuk mengalami urapan Tuhan: menjauhkan diri dari segala bentuk kecemaran (hidup benar), punya kerendahan hati dan rasa haus dan lapar akan perkara rohani (bergaul karib dengan Tuhan) seperti Elisa yang merindukan urapan double portion (baca 1 Raja-Raja 2:9-10), tanda bahwa ia sangat merindukan perkara-perkara rohani lebih dari apa pun.
Pemazmur menyatakan bahwa hidup diurapi Tuhan adalah hdiup yang berkemenangan (ayat nas). Bukan berarti kita bebas dari masalah atau tantangan, tetapi selalu ada pertolongan dari Tuhan karena Tuhan di pihak kita, sehingga kita dapat berkata: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Badai hidup bisa saja melanda dalam hidup, namun semua itu takkan mampu menggoyahkan karena tangan Tuhan selalu menopangnya. Hidup diurapi Tuhan adalah hidup yang melihat dan mengalami jawaban doa (ayat nas): "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Orang yang diurapi Tuhan hidup dalam kemenangan dan doanya dijawab!
Baca: Mazmur 20:1-9
"Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN memberi kemenangan kepada orang yang diurapi-Nya dan menjawabnya dari sorga-Nya yang kudus dengan kemenangan yang gilang-gemilang oleh tangan kanan-Nya." Mazmur 20:7
Istilah urapan di Perjanjian Lama selalu berkaitan dengan fungsi dan jabatan yang dipercayakan Tuhan kepada orang-orang tertentu. Dalam budaya bangsa Israel yang biasanya diurapi adalah raja, imam dan nabi. Urapan adalah karya Roh Tuhan dalam hidup seseorang yang merupakan impartasi atau pemberian kuasa Ilahi pada orang-orang tertentu untuk melakukan pekerjaan Tuhan. Diurapi artinya dipilih oleh Tuhan dan diperlengkapi dengan kuasa-Nya untuk melakukan kehendak dan rencana-Nya.
Berdasarkan fungsinya ada beberapa jenis urapan: -The Annointing Upon, yaitu pengurapan yang memampukan kita untuk melakukan tugas pelayanan sesuai dengan karunia yang Tuhan berikan. -The Annointing Within, yaitu kuasa yang bekerja di dalam kita sehingga kita beroleh kemampuan untuk melakukan kehendak Tuhan sehingga kita memiliki karakter semakin serupa dengan Kristus. "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya," (Roma 8:29). Kunci untuk mengalami urapan Tuhan: menjauhkan diri dari segala bentuk kecemaran (hidup benar), punya kerendahan hati dan rasa haus dan lapar akan perkara rohani (bergaul karib dengan Tuhan) seperti Elisa yang merindukan urapan double portion (baca 1 Raja-Raja 2:9-10), tanda bahwa ia sangat merindukan perkara-perkara rohani lebih dari apa pun.
Pemazmur menyatakan bahwa hidup diurapi Tuhan adalah hdiup yang berkemenangan (ayat nas). Bukan berarti kita bebas dari masalah atau tantangan, tetapi selalu ada pertolongan dari Tuhan karena Tuhan di pihak kita, sehingga kita dapat berkata: "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Badai hidup bisa saja melanda dalam hidup, namun semua itu takkan mampu menggoyahkan karena tangan Tuhan selalu menopangnya. Hidup diurapi Tuhan adalah hidup yang melihat dan mengalami jawaban doa (ayat nas): "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (Yakobus 5:16b).
Orang yang diurapi Tuhan hidup dalam kemenangan dan doanya dijawab!
Subscribe to:
Posts (Atom)