Thursday, December 15, 2016

SOMBONG: Langkah Menuju Kehancuran

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Desember 2016

Baca2 Tawarikh 26:1-23

"Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak."  2 Tawarikh 26:16a

Ketika segala sesuatu berjalan dengan baik dan lancar, ketika Tuhan membawa kehidupan semakin naik dan berada di puncak kesuksesan, memegang jabatan penting di perusahaan atau kantor, menjadi  OKB  (orang kaya baru), serta diberkati secara berkelimpahan, biasanya orang memiliki kecenderungan untuk meninggikan diri, menganggap diri lebih daripada yang lain dan akhirnya terperangkap dalam dosa kesombongan.  Berhati-hatilah!  Sebab ada banyak contoh di Alkitab tentang orang-orang yang mengalami kejatuhan dikarenakan berlaku sombong.

     Salah satunya adalah raja Uzia yang menjabat sebagai raja atas Yehuda ketika masih berumur 16 tahun.  Di awal pemerintahannya  "Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, tepat seperti yang dilakukan Amazia, ayahnya. Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil."  (ayat 4-5).  Karena memiliki hati yang takut akan Tuhan, Tuhan pun membuat berhasil apa saja yang diperbuat Uzia.  Di bawah kepemimpinan Uzia ini bangsa Yehuda mengalami kemajuan di berbagai sektor kehidupan, seperti pertanian dan juga peternakan yang berkembang begitu pesat.  Bukan hanya itu, bangsa ini pun memiliki angkatan bersenjata yang mumpuni sehingga nama Uzia semakin termashyur sampai ke Mesir karena kekuatannya yang besar  (ayat 8).  Uzia benar-benar telah berada di puncak kesuksesan!  Sayang, ia menjadi lupa diri:  lupa akan kebaikan dan campur tangan Tuhan, bahkan  "Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya (melanggar - Red.), dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan."  (ayat 16b).  Padahal membakar ukupan di atas mezbah adalah tugas para imam keturunan Harun.  Ketika ditegur dan diperingatkan ia pun menjadi sangat marah.  Ini menunjukkan bahwa Uzia tidak lagi menghormati Tuhan!

     Karena kesombongannya Uzia harus menuai akibat:  "...sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN."  (ayat 21).

Saat seseorang berlaku sombong, saat itulah ia sedang berjalan menuju kehancuran!

Wednesday, December 14, 2016

SOMBONG: Dosa Yang Mudah Dilakukan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Desember 2016

BacaAmsal 30:29-33

"Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!"  Amsal 30:32

Berlaku sombong adalah tindakan yang paling mudah dilakukan orang karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun, dengan hanya bermodalkan ucapan.  Itulah sebabnya orang menganggap kesombongan perkara sepele, tidak termasuk dosa.  Benarkah demikian?  "Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa."  (Amsal 21:4).  Kesombongan adalah salah satu perkara yang sangat dibenci Tuhan  (baca  Amsal 6:16-19).  Tuhan sangat menentang orang-orang sombong!

     Kesombongan adalah dosa yang kurang disadari oleh banyak orang, termasuk orang Kristen, padahal dosa ini mengantarkan si pelaku kepada kehancuran.  Ada banyak kasus terjadi di mana hamba Tuhan terkenal akhirnya mengalami kegagalan dalam pelayanan oleh karena jatuh dalam dosa kesombongan, nama baik menjadi tercemar dan reputasinya pun menjadi hancur berkeping-keping.  Ciri-ciri orang yang berlaku sombong adalah:  merasa diri hebat, paling benar dan patut dihormati.  Orang yang berlaku demikian memiliki kecenderungan untuk merendahkan orang lain.  Sadar atau tidak kesombongan akan terus membawa orang kepada dosa-dosa yang lain.  Itulah sebabnya orang yang sombong akan mudah sekali marah atau tersinggung apabila keberadaannya kurang dianggap.  Karena itulah orang yang sombong sangat suka dipuji dan dihormati  (gila hormat).  Karena merasa diri hebat dan benar orang yang sombong juga cenderung tidak mau menerima teguran atau kritikan dari orang lain.

     Sepatutnyakah kita berlaku sombong?  Bukankah di dalam kita ada banyak kelemahan dan kekurangan, dan kita pun tak luput dari kesalahan?  Kalau pun di satu sisi kita punya kelebihan, di sisi lain kita pasti punya kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.  Jika sampai hari ini kita ada sebagaimana kita ada sekarang semua itu hanya karena anugerah-Nya semata, Tuhanlah yang bekerja dalam hidup kita, bukan karena kuat dan gagah kita!

"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  Yesaya 2:11