Wednesday, December 14, 2016

SOMBONG: Dosa Yang Mudah Dilakukan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Desember 2016

BacaAmsal 30:29-33

"Bila engkau menyombongkan diri tanpa atau dengan berpikir, tekapkanlah tangan pada mulut!"  Amsal 30:32

Berlaku sombong adalah tindakan yang paling mudah dilakukan orang karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun, dengan hanya bermodalkan ucapan.  Itulah sebabnya orang menganggap kesombongan perkara sepele, tidak termasuk dosa.  Benarkah demikian?  "Mata yang congkak dan hati yang sombong, yang menjadi pelita orang fasik, adalah dosa."  (Amsal 21:4).  Kesombongan adalah salah satu perkara yang sangat dibenci Tuhan  (baca  Amsal 6:16-19).  Tuhan sangat menentang orang-orang sombong!

     Kesombongan adalah dosa yang kurang disadari oleh banyak orang, termasuk orang Kristen, padahal dosa ini mengantarkan si pelaku kepada kehancuran.  Ada banyak kasus terjadi di mana hamba Tuhan terkenal akhirnya mengalami kegagalan dalam pelayanan oleh karena jatuh dalam dosa kesombongan, nama baik menjadi tercemar dan reputasinya pun menjadi hancur berkeping-keping.  Ciri-ciri orang yang berlaku sombong adalah:  merasa diri hebat, paling benar dan patut dihormati.  Orang yang berlaku demikian memiliki kecenderungan untuk merendahkan orang lain.  Sadar atau tidak kesombongan akan terus membawa orang kepada dosa-dosa yang lain.  Itulah sebabnya orang yang sombong akan mudah sekali marah atau tersinggung apabila keberadaannya kurang dianggap.  Karena itulah orang yang sombong sangat suka dipuji dan dihormati  (gila hormat).  Karena merasa diri hebat dan benar orang yang sombong juga cenderung tidak mau menerima teguran atau kritikan dari orang lain.

     Sepatutnyakah kita berlaku sombong?  Bukankah di dalam kita ada banyak kelemahan dan kekurangan, dan kita pun tak luput dari kesalahan?  Kalau pun di satu sisi kita punya kelebihan, di sisi lain kita pasti punya kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki.  Jika sampai hari ini kita ada sebagaimana kita ada sekarang semua itu hanya karena anugerah-Nya semata, Tuhanlah yang bekerja dalam hidup kita, bukan karena kuat dan gagah kita!

"Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu."  Yesaya 2:11

Tuesday, December 13, 2016

SIMSON: Jatuh Karena Tabiatnya

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Desember 2016

BacaHakim-Hakim 16:23-31

"Berkatalah Simson: 'Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini.'"  Hakim-Hakim 16:30a

Zaman hakim-hakim adalah zaman di mana tidak ada seorang pun yang memiliki wibawa sebesar Musa dan Yosua.  Saat itu orang-orang Israel hidup terpencar di berbagai penjuru tanah Kanaan sehingga secara formal mereka tidak memiliki pemimpin, yang ada adalah pemimpin informal yang dikenal sebagai hakim.  Pada masa Simson menjadi hakim kehidupan bangsa Israel sedang dalam bahaya besar karena sedang ditindas oleh orang Amon dari sebelah timur dan ditekan oleh orang Filistin di bagian barat.

     Yang disesalkan, sebagai nazir Tuhan kekuatan atau keperkasaan diri Simson ternyata tidak diimbangi dengan tabiat yang baik.  Bukankah ada banyak orang Kristen yang sudah terlibat dalam pelayanan atau menjadi seorang hamba Tuhan masih menjalani hidup sebagai  'manusia lama'  dengan karakter duniawi?  Sehingga hidupnya tidak bisa menjadi kesaksian, malah menjadi batu sandungan bagi orang lain.  Kelemahan yang paling menonjol dalam diri Simson adalah kurangnya penguasaan diri, terutama dalam hal keinginan daging atau hawa nafsu kedagingan.  Keinginan mata dan seks adalah titik lemah Simson, sehingga setiap kali bertemu dengan wanita cantik hasrat untuk memilikinya begitu besar, bahkan ia pernah jatuh dalam pelukan seorang pelacur  (baca  Hakim-Hakim 16:1).  Tidak lama berselang ia pun jatuh cinta pada perempuan dari lembah Sorek yang bernama Delila, dialah yang menyebabkan kehidupan Simson menjadi hancur dan berakhir dengan tragis.

     Simson tidak belajar dari pengalaman, masih saja melakukan kesalahan-kesalahan yang sama yaitu jatuh dalam dosa dengan perempuan.  Akhirnya dalam keadaan buta dan terbelenggu barulah Simson menyadari kesalahan yang telah diperbuatnya, namun Tuhan telah meninggalkan dia.  Berserulah Simson,  "Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin."  (Hakim-Hakim 16:28).

Karena tidak mampu mempertahankan kesucian hidup sebagai nazir Tuhan Simson harus menanggung konsekuensinya, yaitu kehilangan kekuatan yang dikaruniakan Tuhan kepadanya dan Roh Tuhan pun meninggalkannya!