Tuesday, October 18, 2016

SEMAKIN DIHITUNG SEMAKIN KUATIR

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 18 Oktober 2016 

Baca:  Yohanes 6:1-15

"Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."  Yohanes 6:7

Masalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seringkali menjadi faktor penyebab banyak orang mengalami kekuatiran.  Mereka berkata,  "Uang segini mana cukup untuk makan sebulan?  Bagaimana bisa membayar uang sekolah anak dan kontrakan jika penghasilan tetap pas-pasan?"

     Dalam kesesakan yang kita hadapi ini sesungguhnya Tuhan Yesus tidak pernah menutup mata, Ia tahu apa yang dibutuhkan dalam hidup ini.  Ia tahu apa yang harus diperbuat-Nya untuk menolong kita.  Adakalanya kita dibiarkan dalam keadaan terdesak karena Tuhan ingin tahu reaksi kita, seperti pertanyaan yang Ia ajukan kepada Filipus:  "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan? Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya."  (ayat 5-6).  Filipus adalah murid Tuhan yang setiap harinya ada bersama-sama dengan Sang Guru, dan melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Ia melakukan banyak mujizat, tetapi begitu dihadapkan pada fakta yang mengimpit ia lupa begitu saja dengan mujizat yang Guru kerjakan:  "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja."  (ayat nas).  Lalu muncul informasi dari murid-Nya yang lain:  "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"  (ayat 9).

     Seringkali pandangan kita terpaku kepada lima roti dan dua ikan yang jumlahnya sangat sedikit, dan lupa memandang Tuhan Yesus, sumber mujizat.  Semakin kita hitung-hitung apa yang ada pada kita semakin kita kuatir dan kita semakin menggunakan akal pikiran kita untuk menutupi kebutuhan.  Kalau saja kita ingat bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang Mahadahsyat dengan segala perbuatan-Nya tentulah kita tidak akan pernah merasa kuatir.  Jika Tuhan ingin membuat mujizat kecil Ia akan menempatkan kita pada situasi sulit, dan apabila Tuhan hendak mengerjakan mujizat yang besar Ia akan menghadapkan kita pada situasi yang secara manusia itu mustahil.

Tidak ada perkara yang terlalu sukar bagi Tuhan, karena itu percayakan hidup ini secara penuh kepada-Nya!

Monday, October 17, 2016

TIDAK MAU MENJADI KAWAN SEKERJA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2016 

Baca:  1 Korintus 3:1-9

"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah."  1 Korintus 3:9

Walaupun Tuhan dapat melakukan segala perkara namun ada hal-hal tertentu yang harus Ia kerjakan dengan melibatkan kita sebagai kawan sekerja-Nya untuk menggenapi rencana-Nya di atas bumi ini.

     Untuk itulah Tuhan memercayakan tanggung jawab seperti dalam perumpamaan tentang talenta.  "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat."  (Matius 25:14-15).  1 talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal atau seberat 34 kg  (1 talenta emas = 34 kg emas).  1 talenta = 6000 dinar.  Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk taat, Ia memberikan kehendak bebas  (free will)  di mana keputusan ada pada kita masing-masing, apakah mau menjadi kawan sekerja-Nya atau tidak;  dan banyak orang Kristen memilih mangkir dari tanggung jawab yang Tuhan percayakan, menolak menjadi rekan kerja-Nya karena malas dan tidak taat.  Tidak heran jika rohani mereka tidak tumbuh dengan benar, tetapi kerdil rohani alias Kristen kanak-kanak.  Mereka sudah lahir baru tapi kekristenannya macet di tengah jalan karena tidak mau membayar harga dan bersikap pasif, doing nothing.  Biasanya orang semacam ini hanya akan menyalahkan Tuhan seperti yang diperbuat oleh hamba penerima 1 talenta:  "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!"  (Matius 25:24-25).  Hamba yang tidak setia itu pun harus menuai akibat kemalasannya.

     Jangan pernah sia-siakan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan jadilah kawan sekerja-Nya yang setia!

"Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu."  Matius 25:28