Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 17 Oktober 2016
Baca: 1 Korintus 3:1-9
"Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah." 1 Korintus 3:9
Walaupun Tuhan dapat melakukan segala perkara namun ada hal-hal tertentu yang harus Ia kerjakan dengan melibatkan kita sebagai kawan sekerja-Nya untuk menggenapi rencana-Nya di atas bumi ini.
Untuk itulah Tuhan memercayakan tanggung jawab seperti dalam perumpamaan tentang talenta. "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau
bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan
mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi
dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut
kesanggupannya, lalu ia berangkat." (Matius 25:14-15). 1 talenta adalah ukuran timbangan sebesar 3000 syikal atau seberat 34 kg (1 talenta emas = 34 kg emas). 1 talenta = 6000 dinar. Meski demikian Tuhan tidak pernah memaksa kita untuk taat, Ia memberikan kehendak bebas (free will) di mana keputusan ada pada kita masing-masing, apakah mau menjadi kawan sekerja-Nya atau tidak; dan banyak orang Kristen memilih mangkir dari tanggung jawab yang Tuhan percayakan, menolak menjadi rekan kerja-Nya karena malas dan tidak taat. Tidak heran jika rohani mereka tidak tumbuh dengan benar, tetapi kerdil rohani alias Kristen kanak-kanak. Mereka sudah lahir baru tapi kekristenannya macet di tengah jalan karena tidak mau membayar harga dan bersikap pasif, doing nothing. Biasanya orang semacam ini hanya akan menyalahkan Tuhan seperti yang diperbuat oleh hamba penerima 1 talenta: "Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang
menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari
tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" (Matius 25:24-25). Hamba yang tidak setia itu pun harus menuai akibat kemalasannya.
Jangan pernah sia-siakan apa yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dan jadilah kawan sekerja-Nya yang setia!
"Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu." Matius 25:28
Monday, October 17, 2016
Sunday, October 16, 2016
MENGIMANI DAN MEMERKATAKAN FIRMAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2016
Baca: Roma 12:1-8
"Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Roma 12:3
Banyak orang Kristen ingin memiliki iman seperti tokoh-tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Elia dan sebagainya supaya ia dapat menerima janji berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau agar dapat melakukan perkara-perkara yang besar.
Kita tak perlu meminta iman dengan berdoa sebab Tuhan telah mengaruniakan iman kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iman yang dapat menciptakan apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya permintaan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan Tuhan Yesus ini: "Percayalah kepada Allah!" (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan adalah percaya kepada Tuhan. Intinya memiliki iman yang aktif, bukan iman mati, sehingga iman itu dapat bekerja secara luar biasa: menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya seperti yang Tuhan Yesus katakan, "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk menerima berkat yang kita harapkan dari Tuhan, sebab memerkatakan adalah bagian dari pengakuan iman kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."
Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud pengakuan iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan ajaib pasti Tuhan nyatakan dalam hidup kita.
"'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata." 2 Korintus 4:13
Baca: Roma 12:1-8
"Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing." Roma 12:3
Banyak orang Kristen ingin memiliki iman seperti tokoh-tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Elia dan sebagainya supaya ia dapat menerima janji berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau agar dapat melakukan perkara-perkara yang besar.
Kita tak perlu meminta iman dengan berdoa sebab Tuhan telah mengaruniakan iman kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing. Tuhan telah mengaruniakan iman yang dapat menciptakan apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya permintaan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan Tuhan Yesus ini: "Percayalah kepada Allah!" (Markus 11:22). Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan adalah percaya kepada Tuhan. Intinya memiliki iman yang aktif, bukan iman mati, sehingga iman itu dapat bekerja secara luar biasa: menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya seperti yang Tuhan Yesus katakan, "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya." (Markus 11:23). Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk menerima berkat yang kita harapkan dari Tuhan, sebab memerkatakan adalah bagian dari pengakuan iman kita. Di dalam Ibrani 4:14 tertulis, "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."
Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud pengakuan iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan ajaib pasti Tuhan nyatakan dalam hidup kita.
"'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata." 2 Korintus 4:13
Subscribe to:
Posts (Atom)