Sunday, October 16, 2016

MENGIMANI DAN MEMERKATAKAN FIRMAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 16 Oktober 2016 

Baca:  Roma 12:1-8

"Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing."  Roma 12:3

Banyak orang Kristen ingin memiliki iman seperti tokoh-tokoh besar dalam Alkitab seperti Abraham, Elia dan sebagainya supaya ia dapat menerima janji berkat yang Tuhan sampaikan di dalam firman-Nya, atau agar dapat melakukan perkara-perkara yang besar.

     Kita tak perlu meminta iman dengan berdoa sebab Tuhan telah mengaruniakan iman kepada setiap orang percaya dengan ukuran yang dikaruniakan kepada kita masing-masing.  Tuhan telah mengaruniakan iman yang dapat menciptakan apa yang kita minta dengan iman, tapi tentunya permintaan kita harus sejalan dengan firman Tuhan dan sesuai kehendak-Nya, dan yang sangat penting untuk diperhatikan adalah perkataan Tuhan Yesus ini:  "Percayalah kepada Allah!"  (Markus 11:22).  Kunci mendapatkan apa yang kita harapkan adalah percaya kepada Tuhan.  Intinya memiliki iman yang aktif, bukan iman mati, sehingga iman itu dapat bekerja secara luar biasa:  menyampakkan gunung-gunung persoalan, gunung-gunung penyakit, gunung-gunung krisis dan sebagainya seperti yang Tuhan Yesus katakan,  "Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya."  (Markus 11:23).  Selain percaya, memerkatakan hal-hal yang kita yakini juga memegang peranan sangat penting untuk menerima berkat yang kita harapkan dari Tuhan, sebab memerkatakan adalah bagian dari pengakuan iman kita.  Di dalam Ibrani 4:14 tertulis,  "Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita."

     Untuk mendapatkan apa yang kita harapkan kita harus percaya kepada Tuhan sepenuhnya dan memerkatakannya sebagai wujud pengakuan iman, sehingga perkara-perkara yang heran dan ajaib pasti Tuhan nyatakan dalam hidup kita.

"'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata."  2 Korintus 4:13

Saturday, October 15, 2016

BUKAN UNTUK PERSAINGAN DAN PERSETERUAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2016 

Baca:  1 Korintus 12:1-11

"Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama."  1 Korintus 12:7

Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.

     Rasul Petrus berkata,  "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus."  (Kisah 2:38).  Alkitab menyatakan:  "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang."  (1 Korintus 12:4-7).  Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya.  Yang pasti  "...tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama."  (ayat nas).  Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus.  "Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya."  (1 Korintus 12:27).

     Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan.  Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan.  "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."  (Efesus 2:10).  Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan:  melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan.  Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga.  Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi.  Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.

"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah."  1 Petrus 4:10