Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 15 Oktober 2016
Baca: 1 Korintus 12:1-11
"Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama." 1 Korintus 12:7
Seperti telah diketahui kita ini hidup dalam zaman Roh Kudus, di mana Roh Kudus bekerja dengan ajaib untuk menggenapi rencana Bapa.
Rasul Petrus berkata, "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis
dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan
menerima karunia Roh Kudus." (Kisah 2:38). Alkitab menyatakan: "Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang." (1 Korintus 12:4-7). Inilah yang kurang dimengerti orang Kristen mengapa dan untuk tujuan apa Tuhan memberikan karunia yang berlainan kepada tiap-tiap orang percaya. Yang pasti "...tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama." (ayat nas). Roh Kudus dicurahkan dan karunia-karunia-Nya diberikan supaya semua anggota dari segala suku bangsa dan denominasi diikat dalam kasih Kristus dan menyatakan kesatuan Tuhan Kristus. "Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya." (1 Korintus 12:27).
Setiap individu bertanggung jawab atas karunia Roh yang Tuhan berikan. Setiap pribadi penting dalam tubuh Kristus, oleh karenanya kita saling membutuhkan dan bersatu padu mengerjakan kehendak Tuhan. "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk
melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau,
supaya kita hidup di dalamnya." (Efesus 2:10). Kita diciptakan Allah di dalam Yesus Kristus untuk satu tujuan: melakukan perbuatan baik, bukan bersaing secara tidak sehat, berseteru, saling menjatuhkan. Dalam tubuh Kristus terdapat berbagai suku bangsa tapi oleh darah Kristus kita sudah dipersatukan dalam satu keluarga Kerajaan Sorga. Tuhan memberikan tiap-tiap pribadi karunia yang tidak sama, tapi semuanya bagian tubuh Kristus yang harus saling menghormati dan melengkapi. Janganlah saling memegahkan diri, sebab semuanya adalah anugerah Tuhan.
"Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah
diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia
Allah." 1 Petrus 4:10
Saturday, October 15, 2016
Friday, October 14, 2016
PEMERINTAH SEBAGAI WAKIL TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 14 Oktober 2016
Baca: Roma 13:1-7
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." Roma 13:1
Orang Kristen sejati adalah orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud nyata kita terhadap kehendak Tuhan adalah taat kepada pemerintah.
Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan menetapkan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud agar manusia hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi. Jadi tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah sesungguhnya adalah demi kepentingan manusia itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab "...barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." (ayat 2).
Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melakukan hal-hal yang baik, "Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat." (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! "Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita." (ayat 5). Apa maksudnya? Seringkali suara hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat adalah sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini pertanda kita tidak takluk kepada suara hati kita. Jika suara hati mengatakan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada suara hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus pasti akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika orang cenderung melakukan hal-hal yang jahat seperti korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau menerima suap, mencuri aliran listrik/air dan sebagainya, bisa ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.
Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!
Baca: Roma 13:1-7
"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah." Roma 13:1
Orang Kristen sejati adalah orang yang benar-benar hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, menjadi pelaku firman. Salah satu wujud nyata kita terhadap kehendak Tuhan adalah taat kepada pemerintah.
Mengapa kita harus taat kepada pemerintah? Sebab tidak ada pemerintah yang tidak berasal dari Tuhan (ayat nas). Tuhan menetapkan pemerintah-pemerintah di atas muka bumi ini dengan maksud agar manusia hidup secara tertib dan teratur. Dengan kata lain pemerintah adalah wakil Tuhan di bumi. Jadi tujuan utama Tuhan mendirikan pemerintah-pemerintah sesungguhnya adalah demi kepentingan manusia itu sendiri. Maka dari itu Tuhan tidak menghendaki umat-Nya menentang, memusuhi atau melawan pemerintah yang sedang berotoritas, sebab "...barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." (ayat 2).
Kita tidak perlu takut kepada pemerintah asal kita hidup sesuai aturan-aturan yang ada, melakukan hal-hal yang baik, "Sebab jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada pemerintah, hanya jika ia berbuat jahat." (ayat 3a). Perhatikan firman Tuhan ini! "Sebab itu perlu kita menaklukkan diri, bukan saja oleh karena kemurkaan Allah, tetapi juga oleh karena suara hati kita." (ayat 5). Apa maksudnya? Seringkali suara hati kita sudah memeringatkan bahwa apa yang kita perbuat adalah sebuah pelanggaran terhadap Tuhan atau pemerintah, namun kita tetap saja melakukannya. Ini pertanda kita tidak takluk kepada suara hati kita. Jika suara hati mengatakan sesuatu dan kita melakukannya, artinya kita takluk kepada suara hati kita. Suara hati yang dipimpin oleh Roh Kudus pasti akan melakukan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebaliknya jika orang cenderung melakukan hal-hal yang jahat seperti korupsi, tidak taat membayar pajak, menyuap atau menerima suap, mencuri aliran listrik/air dan sebagainya, bisa ditebak sendiri bahwa hati orang itu tidak dipimpin oleh Roh Kudus, melainkan dipimpin oleh roh jahat.
Taat kepada pemerintahan berarti kita menghormati ketetapan Tuhan!
Subscribe to:
Posts (Atom)