Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 13 Oktober 2016
Baca: 2 Tesalonika 3:1-15
"Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib
hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak
berguna." 2 Tesalonika 3:11
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai tulisan 'tata tertib', entah itu di kantor, sekolah, kampus, pabrik atau di tempat-tempat umum. Tata Tertib bukanlah untuk dilanggar namun untuk ditaati supaya tercipta sebuah ketertiban.
Begitu pula dalam kehidupan rohani. Tuhan telah mengatur kehidupan manusia di Alkitab. Dengan kata lain ketertiban dalam hidup adalah syarat mutlak untuk kita menjalankan firman Tuhan. Sekalipun orang mengetahui seluruh isi Alkitab, hafal ayat-ayat di Alkitab, tapi bila dalam kehidupan nyata mereka menjalankan hidup secara tidak tertib semuanya akan sia-sia. Tanpa ketertiban kita tidak akan pernah mencapai goal!
Dikatakan bahwa "...Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat." (ayat 3). Sekalipun Tuhan adalah setia tapi bila dari pihak kita sendiri tidak mengerjakan bagian kita yaitu hidup secara tertib, maka cepat atau lambat rumah rohani kita pasti akan rubuh. Bukan tugas Tuhan untuk memelihara rumah rohani kita, namun kita sendiri yang harus mengusahakan begitu rupa: "Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak." (1 Korintus 3:12-13).
Ada banyak orang Kristen yang tidak tertib hidupnya! Contoh: seringkali meninggalkan jam-jam peribadatan, padahal Alkitab menyatakan: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita,
seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling
menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat." (Ibrani 10:25); Menyediakan waktu selama berjam-jam untuk menonton televisi kita bisa, tetapi berdoa untuk beberapa menit saja kita malas melakukannya, kita juga malas baca Alkitab, dan selalu punya alasan atau dalih untuk menghindarkan diri dari pelayanan. Ada tertulis: "Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah rumah." (Pengkhotbah 10:18).
"Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban." 2 Timotius 1:7
Thursday, October 13, 2016
Wednesday, October 12, 2016
PENDERITAAN MENGHASILKAN PERTOBATAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Oktober 2016
Baca: Hakim-Hakim 6:1-16
"Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Hakim-Hakim 6:13
Bangsa Israel mengalami masa-masa yang berat akibat perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Midian. Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang-orang Midian melakukan pemusnahan secara besar-besaran: memusnahkan hasil tanah mereka dan bahkan tidak meninggalkan bahan makanan apa pun di Israel, juga domba, atau lembu, atau keledai pun tidak (ayat4), sehingga "...orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu." (ayat 6).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya," (ayat 1). Ada sebab dan akibat: orang Israel melakukan kejahatan di mata Tuhan sehingga mereka harus menuai akibatnya; namun karena penderitaan sudah tak tertahankan lagi, "...berserulah orang Israel kepada TUHAN." (ayat 6b). Mungkin kita sedang mengalami penderitaan juga. Jangan sekali-kali mengambinghitamkan orang lain atau keadaan sebagai penyebab penderitaan, apalagi sampai menyalahkan Tuhan dan marah kepada-Nya. Seringkali kita tak menyadari akan pelanggaran-pelanggaran yang telah kita perbuat dan hanya tahu bahwa penderitaan atau masalah berat melanda hidup kita. Lalu kita bersikap seperti Gideon dan bertanya, "...jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?" (ayat 13). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah instrospeksi diri! Sering Tuhan memeringatkan atau menegur kita lewat penderitaan agar kita segera menyadari pelanggaran-pelanggaran kita. Tuhan mengijinkan penderitaan agar umat Israel segera bertobat karena mereka sudah meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada ilah lain. Demikianlah firman Tuhan, "Akulah TUHAN, Allahmu, maka janganlah kamu menyembah allah orang Amori, yang negerinya kamu diami ini. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku itu." (ayat 10).
Apakah kita mulai jauh dari Tuhan dan bahkan telah meninggalkan Dia? Apakah kita lebih mengutamakan perkara duniawi dan mengabaikan perkara-perkara rohani?
Tuhan menegur kita melalui penderitaan supaya kita segera sadar dan bertobat!
Baca: Hakim-Hakim 6:1-16
"Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian." Hakim-Hakim 6:13
Bangsa Israel mengalami masa-masa yang berat akibat perbuatan yang dilakukan oleh orang-orang Midian. Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang-orang Midian melakukan pemusnahan secara besar-besaran: memusnahkan hasil tanah mereka dan bahkan tidak meninggalkan bahan makanan apa pun di Israel, juga domba, atau lembu, atau keledai pun tidak (ayat4), sehingga "...orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu." (ayat 6).
Mengapa hal ini bisa terjadi? Alkitab dengan sangat jelas menyatakan bahwa "...orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya," (ayat 1). Ada sebab dan akibat: orang Israel melakukan kejahatan di mata Tuhan sehingga mereka harus menuai akibatnya; namun karena penderitaan sudah tak tertahankan lagi, "...berserulah orang Israel kepada TUHAN." (ayat 6b). Mungkin kita sedang mengalami penderitaan juga. Jangan sekali-kali mengambinghitamkan orang lain atau keadaan sebagai penyebab penderitaan, apalagi sampai menyalahkan Tuhan dan marah kepada-Nya. Seringkali kita tak menyadari akan pelanggaran-pelanggaran yang telah kita perbuat dan hanya tahu bahwa penderitaan atau masalah berat melanda hidup kita. Lalu kita bersikap seperti Gideon dan bertanya, "...jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami?" (ayat 13). Hal pertama yang harus kita lakukan adalah instrospeksi diri! Sering Tuhan memeringatkan atau menegur kita lewat penderitaan agar kita segera menyadari pelanggaran-pelanggaran kita. Tuhan mengijinkan penderitaan agar umat Israel segera bertobat karena mereka sudah meninggalkan Tuhan dan berpaling kepada ilah lain. Demikianlah firman Tuhan, "Akulah TUHAN, Allahmu, maka janganlah kamu menyembah allah orang Amori, yang negerinya kamu diami ini. Tetapi kamu tidak mendengarkan firman-Ku itu." (ayat 10).
Apakah kita mulai jauh dari Tuhan dan bahkan telah meninggalkan Dia? Apakah kita lebih mengutamakan perkara duniawi dan mengabaikan perkara-perkara rohani?
Tuhan menegur kita melalui penderitaan supaya kita segera sadar dan bertobat!
Subscribe to:
Posts (Atom)