Sunday, October 9, 2016

ADAM 'LAMA' HARUS DIBUANG

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 9 Oktober 2016 

Baca:  Yesaya 48:1-11

"Sesungguhnya, Aku telah memurnikan engkau, namun bukan seperti perak, tetapi Aku telah menguji engkau dalam dapur kesengsaraan."  Yesaya 48:10

Agar menjadi logam yang berkualitas dan berharga, perak atau emas harus dimurnikan terlebih dahulu di dapur api dengan tujuan agar semua kotoran yang melekat pada logam itu keluar.  Logam perak mempunyai titik lebur lebih rendah daripada emas!

     Ketika menjalankan tugas pelayanan-Nya di bumi Tuhan Yesus harus mengalami segala macam pengujian  'perak'  dan Ia lulus dengan sempurna.  Dikatakan:  "...sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."  (Ibrani 4:15b).  Dalam menghadapi segala macam pencobaan Kristus telah mampu mengatasinya dan tampil sebagai pemenang tanpa berbuat suatu dosa.  Kemudian  'suhu api'  dinaikkan lagi hingga mencapai titik lebur untuk pengujian emas dan hal ini sungguh teramat berat, sampai-sampai  "...Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah."  (Lukas 22:44b), namun Tuhan Yesus bisa berkata,  "...bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."  (Lukas 22:42).  Ia pun dapat menyelesaikan ujian terakhirnya di kayu salib.  Akhirnya Tuhan Yesus mencapai persatuan kembali dengan Bapa-Nya, dan di saat kemenangan itu terwujudlah emas di dalam-Nya.

     Untuk menjadi serupa dengan Kristus kita pun harus bertumbuh secara bertahap melalui proses demi proses.  Adakalanya Tuhan mengijinkan kita melalui masa-masa padang gurun.  Setelah kita berhasil lulus dalam ujian perak ini, maka suhu api dinaikkan sedikit lagi seperti pengujian bagi emas.  Ujian untuk emas yang berlaku dalam kehidupan ini memang sangat menyengsarakan  (ayat nas), tetapi tujuannya adalah untuk membuang sisa-sisa Adam  'lama'  yang masih melekat di dalam diri kita.  Sifat-sifat Adam  'lama'  ini tak pernah nampak sampai ada tekanan yang menimpanya.  Dalam keadaan normal dan api tidak dinyalakan orang Kristen dapat saja memerlihatkan perilaku yang baik seperti Kristus, tapi ini bukan sifat sesungguhnya yang dimiliki.  Karena apabila api dinyalakan, pencobaan mulai datang, saat itulah karakter aslinya akan muncul, topeng-topeng mulai ditanggalkan, semua sifat Adam  'lama'  akan tampak secara nyata.

Hanya orang-orang yang lulus dalam ujian perak dan emas yang dapat memiliki sifat Kristus dalam dirinya!

Saturday, October 8, 2016

TAHU TAPI TIDAK MELAKUKAN

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 8 Oktober 2016 

Baca:  Yakobus 4:13-17

"Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa."  Yakobus 4:17

Semua orang tahu bagaimana harus berbuat baik.  Meski demikian tidak semua orang mau berbuat baik, sebaliknya masih banyak yang melakukan tindak kejahatan.

     Seperti apa berbuat baik?  Memberi makan orang yang kelaparan, memberi bantuan kepada mereka yang tertimpa musibah atau bencana, memberi sedekat kepada janda atau anak-anak yatim piatu kah?  Betul, semua itu perbuatan baik.  Namun ada satu hal yang sering diabaikan yaitu berbuat baik untuk menyelamatkan jiwanya dari api neraka.  Dengan cara bagaimana kita menyelamatkan jiwa orang lain?  Tak ada cara lain selain melalui pemberitaan Injil dan memerkenalkan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kepada mereka, sebab  "...keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."  (Kisah 4:12).

     Bila kita tidak dapat berkhotbah atau mengabarkan Injil kita bisa bersaksi kepada orang lain tentang kasih Tuhan Yesus.  Kesaksian hidup adalah hal penting!  Selain itu kita bisa menggunakan uang kita untuk mendukung pekerjaan Tuhan melalui gereja-gereja, pos-pos penginjilan, badan-badan misi atau memberikan bacaan rohani kepada orang-orang yang kita kenal atau sanak saudara kita.  Tidak berbuat baik kepada orang lain yang sedang berjalan menuju kepada kebinasaan, padahal kita tahu itu, berarti kita tidak melakukan apa yang Tuhan Yesus perintahkan.  Mengasihi sesama dengan merebut mereka dari api neraka adalah wujud ketaatan kita terhadap firman Tuhan yang mengatakan,  "Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api."  (Yudas 1:22-23a).  Adalah tidak sia-sia kita berkorban,  "Kamu tahu, bahwa setiap orang, baik hamba, maupun orang merdeka, kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan."  (Efesus 6:8).

"Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya."  Daniel 12:3