Thursday, October 6, 2016

TUJUAN TUHAN DATANG KEMBALI KE DUNIA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 6 Oktober 2016 

Baca:  Markus 13:24-32

"Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya."  Markus 13:26

Kedatangan Kristus yang pertama ke dunia dalam wujud Anak Manusia, yang dikandung melalui Maria dan lahir di kandang Betlehem, adalah mengemban rencana Allah Bapa dalam rangka penyelamatan umat manusia.  "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."  (Yohanes 3:16).

     Dalam mengerjakan tugas yang dipercayakan Bapa kepada-Nya, Kristus taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib, dan bangkit di hari yang ke-3.  Kedatangan Kristus yang pertama ini tidak untuk menghakimi dunia,  "Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia."  (Yohanes 3:17).  Kemudian Kristus naik ke sorga.

     "Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."  (Kisah 1:11).  Apa tujuan-Nya datang kembali ke dunia untuk yang kedua kalinya?  1.  Membalas setiap orang sesuai dengan perbuatannya.  "Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya."  (Matius 16:27).  2.  Memisahkan orang yang baik dari yang jahat.  "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya."  (Matius 25:31-33).  3.  Menghakimi semua orang.  Alkitab menyatakan bahwa Allah Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan Ia telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak  (baca  Yohanes 5:22).  "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik..."  (Yudas 1:14-15).

Sudah siapkah kita menyambut kedatangan Kristus yang ke dua kalinya?

Wednesday, October 5, 2016

YOSAFAT: Pertolongan Dalam Tuhan (2)

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 5 Oktober 2016 

Baca:  2 Tawarikh 20:16-30

"Dan kerajaan Yosafat amanlah, karena Allahnya mengaruniakan keamanan kepadanya di segala penjuru."  2 Tawarikh 20:30

Hal lain yang dilakukan Yosafat, yang namanya berarti Tuhan adalah Hakim, adalah:  2.  Mengakui kebesaran Tuhan.  Tidak mudah orang mengakui kelemahan dan keterbatasan diri, terlebih bagi mereka yang punya harta kekayaan, jabatan atau kedudukan tinggi, yang cenderung bermegah dengan apa yang dimilikinya.  Meski menjadi seorang raja Yosafat tidak membangga-banggakan diri, justru ia mengakui keterbatasan, kekurangan dan kelemahannya, serta mengakui kebesaran Tuhan.  "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau."  (ayat 6).  Dalam menghadapi persoalan kita pun harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengakui bahwa hanya Dialah yang sanggup menolong dan menyelesaikan segala persoalan bagi kita, tak peduli betapa dahsyat persoalan itu.  Firman-Nya berkata,  "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."  (2 Tawarikh 7:14).

     3.  Berseru sampai Ia bertindak.  "Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami."  (2 Tawarikh 20:9b).  Yosafat terus berseru-seru kepada Tuhan dan memohon belas kasih-Nya dengan mengakui bahwa ia tak berdaya apa-apa menghadapi musuh.  "Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."  (2 Tawarikh 20:12b).

     Dalam kesesakan biarlah mata kita hanya tertuju kepada Tuhan, bukan pada masalah atau situasi!  jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan sendiri dan tawar hati.  "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."  (Amsal 24:10).  Berdoalah dengan penuh iman, berserulah hanya kepada Tuhan, karena Dia adalah Tuhan yang perkasa, Dia adalah El Gibor, Tuhan Sang Panglima perang.  Bersama Tuhan kita pasti sanggup menghadapi musuh dan meraih kemenangan yang gemilang!

Musuh terpukul kalah bukan karena hebat manusia, tapi Tuhan yang turun tangan!