Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 4 Oktober 2016
Baca: 2 Tawarikh 20:1-15
"Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami." 2 Tawarikh 20:12b
Kita tidak pernah tahu kapan musuh datang menyerang, karena kalau tahu kita pasti dalam posisi sigap dan berjaga-jaga. Berita buruknya, musuh datang menyerang kehidupan kita tanpa disangka-sangka dan tanpa konfirmasi terlebih dahulu. Musuh abadi kita adalah Iblis, yang "...berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Petrus 5:8). Kapan pun dan di mana pun Iblis selalu berusaha mencari celah dan "...menunggu waktu yang baik." (Lukas 4:13) untuk menyerang dan inilah yang seringkali membuat semua orang menjadi sangat terkejut dan mengalami ketakutan. Seperti Yosafat yang diserang secara tiba-tiba oleh suatu laskar besar yang terdiri dari orang-orang bani Moab dan bani Amon, ditambah sepasukan orang Meunim.
Mendapatkan serangan secara mendadak "Yosafat menjadi takut," (2 Tawarikh 20:3a). Reaksi alamiah seseorang ketika dihadapkan pada masalah yang sangat berat adalah takut. Tindakan Yosafat dalam menghadapi serangan musuh dapat kita jadikan sebagai contoh, karena dalam ketakutannya yang sangat ia tidak dengan serta merta mencari pertolongan kepada manusia, namun mengambil beberapa langkah: 1. Mencari Tuhan dan meminta pertolongan kepada-Nya (2 Tawarikh 20:3, 4). Dalam keadaan sangat terdesak biasanya orang tidak bisa berpikir secara jernih, yang dipikirkan adalah bagaimana caranya keluar dari 'lubang jarum' secepatnya atau mendapatkan jalan keluar secara instan, dimana pikiran pasti langsung tertuju kepada manusia atau sesamanya. Ada tertulis: "Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang
mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu
banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi
tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari
TUHAN." (Yesaya 31:1). Yosafat membuat keputusan yang tepat yaitu mencari Tuhan dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya, bukan kepada yang lain. Pemazmur berkata, "...tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN." (Mazmur 9:11).
"...apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku;" Yeremia 29:13
Tuesday, October 4, 2016
Monday, October 3, 2016
BANGUN RUMAH ROHANI: Ada Pemulihan
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2016
Baca: Hagai 2:1b-10
"Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam." Hagai 2:10
Ada banyak orang percaya yang tidak lagi memerhatikan rumah 'rohani'nya karena mereka terlalu disibukkan dengan kepentingan pribadi. Rumah 'rohani'nya dibiarkan rusak, tidak terawat dan dipenuhi kotoran-kotoran di dalamnya: kepahitan, sakit hati, kebencian dan sebagainya. "...rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?" (Hagai 1:4). Firman Tuhan memeringatkan: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN." (Hagai 1:7-8). Rumah rohani kita harus dirombak dan dibangun kembali!
Naiklah ke gunung berarti naik ke gunung doa dengan membawa 'kayu'. Kayu berbicara mengenai 'beban kayu salib'. Bangunlah rumah itu artinya dengan salib Kristus kita harus membangun rumah rohani kita. Tuhan Yesus sebagai 'batu penjuru' dan kita sebagai batu-batu lainnya. Batu-batu ini harus diratakan satu dengan lainnya agar dapat dipakai menjadi bangunan yang baik. "Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh." (Efesus 2:21-22).
Tuhan berkata, "...bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu," (Hagai 2:5). Jika kita bekerja untuk Tuhan jangan pernah pikirkan soal materi (berkat), sebab "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:9). Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa bila kita bekerja sungguh-sungguh untuk Tuhan menurut rencana-Nya, Tuhan berkata, "Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:8). Yang terpenting adalah Roh Tuhan menyertai kita seperti firman-Nya, "Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!" (Hagai 2:6).
Ada berkat-berkat luar biasa yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang memerhatikan dan sungguh-sungguh bekerja untuk rumah 'rohani'!
Baca: Hagai 2:1b-10
"Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam." Hagai 2:10
Ada banyak orang percaya yang tidak lagi memerhatikan rumah 'rohani'nya karena mereka terlalu disibukkan dengan kepentingan pribadi. Rumah 'rohani'nya dibiarkan rusak, tidak terawat dan dipenuhi kotoran-kotoran di dalamnya: kepahitan, sakit hati, kebencian dan sebagainya. "...rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?" (Hagai 1:4). Firman Tuhan memeringatkan: "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN." (Hagai 1:7-8). Rumah rohani kita harus dirombak dan dibangun kembali!
Naiklah ke gunung berarti naik ke gunung doa dengan membawa 'kayu'. Kayu berbicara mengenai 'beban kayu salib'. Bangunlah rumah itu artinya dengan salib Kristus kita harus membangun rumah rohani kita. Tuhan Yesus sebagai 'batu penjuru' dan kita sebagai batu-batu lainnya. Batu-batu ini harus diratakan satu dengan lainnya agar dapat dipakai menjadi bangunan yang baik. "Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh." (Efesus 2:21-22).
Tuhan berkata, "...bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu," (Hagai 2:5). Jika kita bekerja untuk Tuhan jangan pernah pikirkan soal materi (berkat), sebab "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:9). Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa bila kita bekerja sungguh-sungguh untuk Tuhan menurut rencana-Nya, Tuhan berkata, "Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam." (Hagai 2:8). Yang terpenting adalah Roh Tuhan menyertai kita seperti firman-Nya, "Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!" (Hagai 2:6).
Ada berkat-berkat luar biasa yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang memerhatikan dan sungguh-sungguh bekerja untuk rumah 'rohani'!
Subscribe to:
Posts (Atom)