Monday, October 3, 2016

BANGUN RUMAH ROHANI: Ada Pemulihan

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 3 Oktober 2016 

Baca:  Hagai 2:1b-10

"Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."  Hagai 2:10

Ada banyak orang percaya yang tidak lagi memerhatikan rumah 'rohani'nya karena mereka terlalu disibukkan dengan kepentingan pribadi.  Rumah 'rohani'nya dibiarkan rusak, tidak terawat dan dipenuhi kotoran-kotoran di dalamnya:  kepahitan, sakit hati, kebencian dan sebagainya.  "...rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?"  (Hagai 1:4).  Firman Tuhan memeringatkan:  "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN."  (Hagai 1:7-8).  Rumah rohani kita harus dirombak dan dibangun kembali!

     Naiklah ke gunung berarti naik ke gunung doa dengan membawa  'kayu'.  Kayu berbicara mengenai  'beban kayu salib'.  Bangunlah rumah itu artinya dengan salib Kristus kita harus membangun rumah rohani kita.  Tuhan Yesus sebagai  'batu penjuru'  dan kita sebagai batu-batu lainnya.  Batu-batu ini harus diratakan satu dengan lainnya agar dapat dipakai menjadi bangunan yang baik.  "Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh."  (Efesus 2:21-22).

     Tuhan berkata,  "...bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu,"  (Hagai 2:5).  Jika kita bekerja untuk Tuhan jangan pernah pikirkan soal materi  (berkat), sebab  "Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam."  (Hagai 2:9).  Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa bila kita bekerja sungguh-sungguh untuk Tuhan menurut rencana-Nya, Tuhan berkata,  "Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam."  (Hagai 2:8).  Yang terpenting adalah Roh Tuhan menyertai kita seperti firman-Nya,  "Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!"  (Hagai 2:6).

Ada berkat-berkat luar biasa yang Tuhan sediakan bagi orang-orang yang memerhatikan dan sungguh-sungguh bekerja untuk rumah 'rohani'!

Sunday, October 2, 2016

TUHAN PERHATIKAN SENGSARA KITA

Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 2 Oktober 2016 

Baca:  Mazmur 56:1-14

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?"  Mazmur 56:9

Menjalani hidup di dunia ini tak seorang pun dapat menghindarkan diri dari kesengsaraan.  Arti kata sengsara adalah kesulitan dan kesusahan hidup, penderitaan;  menderita kesusahan, kesukaran dan sebagainya.  Memang itulah kebanggaan hidup manusia  (baca  Mazmur 90:10), tak terkecuali bagi orang percaya.  "Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;"  (Mazmur 34:20).  Ada contoh kesengsaraan yang dialami umat Israel.  Walaupun raja Mesir telah mati bukan berarti berakhir pula kesengsaraan mereka.  "...orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah."  (Keluaran 2:23-24).  Ketika umat Israel mengerang dan berteriak kepada Tuhan, Tuhan tidak hanya sekedar mendengar tetapi melihat dan memerhatikan kesengsaraan mereka  (Keluaran 2:25), Ia mengutus Musa untuk memimpin mereka keluar dari negeri perbudakan.

     Mungkin saat ini kita sedang menderita sengsara karena beraneka ragam masalah yang menimpa dan berputus asa, hilang pengharapan.  Mari kita tetap bersyukur karena kita punya Tuhan yang sangat peduli dan berlimpah dengan kasih.  Apabila kita mengerang dan berteriak kepada Tuhan dalam doa niscaya Ia akan mendengar seruan kita dan bertindak untuk melepaskan kita dari kesengsaraan dengan berjuta-juta cara, sebab  "Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,"  (Efesus 3:20).  Dalam kesengsaraan yang kita alami Tuhan Yesus juga turut merasakan,  "Sebab Imam Besar  (Yesus Kristus)  yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa."  (Ibrani 4:15).  Dalam yesaya 63:9 dikatakan,  "dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala." 

Tuhan selalu punya jalan keajaiban untuk melepaskan kita dari kesengsaraan!